Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 98 ( Hati yang Mencair )



Chapter 98 ( Hati yang Mencair )

0Belhart lalu berucap.     

"Kau masih takut padaku? Masih tidak ingin aku berada di sisimu dan mulai memperlakukanmu dengan lembut? Kau tidak ingin kita hidup secara berdampingan?"     

Berbicara sangat halus dan hati-hati. Gaya bicara Belhart saat ini seperti bukan dirinya.     

Tidak pernah bertanya dengan sangat pengertian dan seolah seperti sedang memohon perhatian dan kedekatan antara hubungan mereka.     

Monna merasakan hatinya berdesir. Bukan desiran kekaguman atau keterkejutannya. Melainkan karena dia sadar Belhart sudah banyak menunjukkan perubahan.     

Sehingga mungkinkah karena keinginan dan kemauannya itu, Belhart mulai menurunkan egonya. Sikap dinginnya yang tidak pernah dia buat cair demi siapapun. Kecuali pada satu orang.     

Tunggu sebentar.     

Apa yang baru saja aku katakan?     

Sikap dinginnya tidak pernah mencari terhadap siapapun, kecuali pada satu orang?     

Alliesia?     

Wanita yang seharusnya menjadi wanita paling Belhart cintai dalam hidupnya. Mengaguminya lebih daripada apa yang dia sadari. Dan mencintai lebih daripada apa yang diperkirakan.     

Monna buru-buru menggeleng.     

'Tidak Monna! Kau bukan Alliesia! Jadi darimana mungkin kau bisa membuat hati Belhart mencair? Kau tidak punya kekuatan sihir dan kau sama sekali tidak berbuat apapun untuk menarik hatinya! Malah sebaliknya.     

Terus bersikap kacau dan menghindar. Walaupun terus gagal.     

Belhart yang tidak kunjung mendapatkan jawaban, mengulang pertanyaannya.     

"Tidak ingin menjawab karena tidak sanggup menjawab? Atau karena memang tidak ingin menjawab pertanyaanku? Mungkin juga tidak tahu,"     

Tatapan dingin itu sedikit berkilat.     

"Aku bertanya padamu, Catty. Kau tidak ingin menjawabku?"     

Monna akhirnya bicara.     

"Tidak, Yang Mulia. Bukan seperti itu,"     

"Harus berapa kali aku meminta dan bahkan memohon padamu, agar kau memanggilku Belhart? Belht? Atau Hart pun tidak masalah! Asal bukan bukan nama yang sama dengan caramu memanggil ayahku,"     

Belhart lalu menahan diri. Sekalipun telah ada banyak toleransi yang dia berikan pada Cattarina.     

Semua itu seolah masih belum cukup untuk merubah kebiasaan buruknya.     

Benci setiap kali Cattarina mejaga jarak darinya.     

Oh! Shit!!     

Sampai kapan dia harus terus bersabar?!!     

"Belht,"     

Nama yang sebetulnya tidak jelek jika dikatakan.     

Walaupun masih da sebagian diri Monna tidak ingin mengakuinya.     

"Aku tidak bisa mengerti dengan apa yang kau maksudkan. Berpikir bahwa selama ini kau membenciku dan tidak menyukaiku. Namun sekarang, kau ingin hidup berdampingan denganku?"     

Menatap dengan sungguh-sungguh dan saat ini justru mengendurkannya ke tingkat yang lain.     

"Kau ingin mencobanya?" tawar Belhart.     

Bukannya memberikan penjelasan yang lebih menjelaskan dan membeberkan maksud Belhart yang sesungguhnya. Belhart justru menawarkan uji coba.     

"Memangnya aku bahan percobaan?" ulang Monna.     

Tawa lepas kecil Belhart langsung mencuat.     

"Mari kita coba, jika kau penasaran."     

Monna buru-buru menampilkan wajah ragunya.     

"Besok ada jadwal berburu. Kau ingin ikut?" tanya Belhart mulai mengalihkan pembicaraan agar Cattarina tidak terlalu serius menanggapi ucapannya.     

Bukan karena ucapannya tidak perlu dia tanggapi. Namun lebih karena Belhart ingin melakukannya secara pasti dan yakin. Demi agar bisa membuat Monna lebih merasa nyaman.     

Monna justru bertanya soal yang lain.     

"Aku dengar kau gagal mendapatkan dalang atas kasus ayahku. Tidakkah kau ingin aku turun tangan untuk membantu? Daripada aku menghabiskan waktu dengan berburu yang bukan keahlianku. Aku lebih memilih untuk menindaklanjuti para pelaku,"     

Niat baik Belhart untuk mengisi waktu kosong Cattarina ternyata gagal. Tidak menyukai kegiatan berburu. Namun bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi?     

"Kau sangat ahli dalam berburu, Catty! Bagaimana bisa sang ahli berburu nomor dua setelah aku mengatakan omong kosong seperti itu?!"     

Monna dengan gerakan cepat mengatup mulutnya.     

Bukan hanya karena dia sudah salah berucap. Namun juga lupa dengan kemampuan spesial yang Cattarina miliki.     

"Ah, Anda benar. Aku hampir saja lupa. Karena terlalu lama tidak melakukannya. Tapi, Anda serius ingin melakukannya besok?"     

Merasa tawaran Belhart adalah tawaran yang buruk bahkan mengkhawatirkan. Monna tidak bisa menjamin kemampuan berburunya masih sama.     

"Aku mungkin bisa mengerjakan pekerjaan lain, misalkan?" tawar Monna memberikan alternatif lain yang mungkin bisa Belhart berikan.     

Belhart justru menggeleng.     

Tidak menemukan kegiatan lain pertama lain yang bisa mereka kerjakan.     

"Aku sudah mengatur semua jadwalnya dan mengajak pangeran Argedaff untuk berlomba denganku secara berpasangan dengan kekasihnya,"     

Monna lalu terbelalak.     

"Apa yang baru saja Anda katakan?"     

"Dan karena dia adalah salah satu pangeran muda dari negeri lain. Kau harap kau bisa bersikap koopertif dengan berbicara tidak terlalu formal denganku," tukas Belhart.     

Lalu menambahkan.     

"Karena aku tidak ingin mereka mempertanyakan status pernikahan kita yang memang sudah banyak orang tahu bahwa kita dijodohkan. Namun kau dengan menggembar-gemborkannya menunjukkan pada semua orang bahwa kau menyukaiku."     

"Ingin menikah denganku karena kau memang menyukaiku. Namun akan aneh jika merekan menemukan kerenggangan dalam hubungan kita,"     

Dengan halus namun pasti. Monna menepuk dahinya yang luas.     

"Ada acara perburuan berpasangan besok pagi? Dan Anda sama sekali tidak mengatakannya lebih dulu?"     

Mungkin lebih tepatnya acara mendadak yang memang baru siang ingin Belhart buat. Setelah membaca catatan kekesalan Cattarina soal apa yang terjadi pada pertemuan mereka dengan ayahnya.     

"Ya,"     

Sangat singkat dan tidak memberikan penjelasan yang sama panjang dengan permintaannya diawal. Monna hanya bisa menerima keputusan itu dengan helaan napas panjang. Setelah untuk kesekian kalinya Belhart mengajukan permintaan yang menyulitkannya.     

Permintaan baru yang tidak akan pernah Belhart sebelum Monna masuk ke dalam tubuh Cattarina, akan memintanya secara khusus seperti ini.     

Monna lalu bertanya kembali.     

"Baiklah. Tapi, siapa itu pangeran Argedaff? Namanya seperti tidak asing dan aku seolah pernah mendengarnya entah dimana,"     

Masih hanya berbaring dan mengobrol dengan luwes. Keinginan Belhart untuk menyentuh Monna seketika menghilang. Lebih menyukai moment yang jarang seperti ini. Tapi tentu masih mengharapkan langkah yang lebih jauh ke depannya.     

Ingin bertanya ternyata ada banyak orang yang Cattarina kenal hanya setiap kali Belhart menyebutkan namanya dan bahkan tidak.     

Belhart lalu mengurungkan pertanyaan itu. Karena takut Monna berpikir jauh soal Berdten Argentio yang juga dia kenal.     

"Argedaff adalah putra ketiga dari raja Mahattma Grill dari kerajaan Methovenia. Kerajaan penghasil cengkeh terbaik dan beberapa hasil pertaniannya yang lebih subur dari kerajaan Geraldy ini. sehingga kerajaan kita sering sekali bertukar bahan pokok dengan mereka,"     

Monna lalu memetik jarinya. Menepuk satu kali tangannya ketika dia sudah bisa mengingat dengan baik siapa itu Argedaff.     

"Ah! Ternyata pria dengan sejuta kekasih di sisinya? Terkenal suka memainkan wanita dan mencampakannya hanya dalam hitungan bulan. Dia sekarang akan datang berburu bersama dengan kekasihnya yang entah ke berapa?"     

Sudah pernah bertemu dengan Argedaff yang rewel. Monna masih ingat bagaimana waktu remaja, mereka pernah sama-sama bertanding dan pria gagal dalam kompetisi memanah antar beberapa kerajaan.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.