Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 100 ( Sifat Asli yang Berhasil Keluar )



Chapter 100 ( Sifat Asli yang Berhasil Keluar )

0Berpikir mungkin hanya akan menjadi perlombaan kecil. Namun ternyata seperti ada sebuah kompetisi besar yang menantinya.     

Belhart, Cattarina dan beberapa ajudan berjalan menuju keluar istana. Menyambut tamu mereka yang datang dengan menaiki kuda coklat yang mungkin menjadi kebanggaan orang tersebut karena kuda tersebut sampai diberi beberapa hiasan atau ornamen untuk menonjolkan keistimewaannya.     

Monna beberapa kali menatap dengan takjub.     

Menggunakan pelana yang berukiran emas dan kain sutra tebal sebagai alas pelana atau saddle pad. Kuda yang berhias sedikit cantik itu mengundang perhatian banyak orang termasuk Belhart yang memujinya hanya demi untuk sekedar basa-basi.     

"Kau sudah tiba dengan kudamu yang unik?" tanya Belhart dengan cara yang unik juga.     

Tidak menyebut kata cantik, indah atau berlebihan. Belhart justru menggunakan kata 'unik' sebagai pengganti kehebatan Argedaff mempermak penampilan kudanya. Hanya sekedar untuk ikut melakukan perburuan dan bukannya pacuan kuda.     

Merasa bukan sebuah sindiran, Argedaff justru membanggakan hasil kerjanya.     

"Hhahaa... tentu saja. Karena aku harus tampil mencolok bila dibandingkan dengan Anda,"     

Seolah tidak ingin kalah dan mengungguli.     

Tatapan Argedaff lalu berpindah pada penampilan kuda Belhart yang sama sekali tidak seperti kuda kerajaan yang mahal. Hanya menggunakan Saddle Flap dan tali kekang biasa. Lalu stirrup ( pijakan kaki ) dan girth ( tali perut kuda untuk mengaman ) pada umumnya.     

hanya di @w.e.b.n.o.v.e.l     

Belhart sama sekali tidak melakukan banyak perubahan pada tampilan kudanya.     

Tidak mengistimewakan dan juga tidak membubuhkan hal yang tidak diperlukan. Karena dia sadar semua itu hanya akan percuma dan menjadi pengganggu. Memberatkan sang kuda dan mungkin membuatnya sulit bergerak karena terlalu banyak benda asing melekat padanya sebagai aksesoris.     

Monna lalu mengamati penampilan Pangeran Argedaff dan kekasihnya.     

Datang dengan penampilan yang tidak kalah mencolok.     

Rambutnya yang berwarna pirang dan bergelombang. Masih tidak banyak berbeda dengan penampilannya ketika remaja. Persis seperti yang Cattarina ingat dalam memori otaknya.     

Matanya yang tegas. Alisnya yang tebal dan perawakannya yang arogan masih sama seperti dulu. Dan tidak banyak menunjukkan banyak berubah.     

Tersenyum dengan ceria juga angkuh ketika dia melirik Cattarina dan menyapa dengan pakaian berburunya yang juga berlapis beberapa emas pada garis ujung pakaiannya.     

"Cattarina Bourston. Lama tidak denganmu dan kau masih saja nampak sangat memukau,"     

Kata pertama yang pujian. Entah diucapkan dengan tulus atau tidak. Monna masih saja sibuk mendengarkan.     

"Tidak pernah bisa membuat pria manapun bosan melihatmu. Namun juga takut untuk mendekat karena wajahmu yang seolah memiliki pembatas,"     

Lihat! Argedaff memang tidak tulus dalam memberikan pujian!     

"Kau sekarang sudah menjadi istri Belhart? Belhart Dominic Gerald. Dan kini sudah resmi juga menyandang status atas kepemilikan nama, Cattarina Belht Geraldy. Calon ratu bagi seluruh rakyat geraldy,"     

Senyum samar Argedaf seolah mengandung banyak makna.     

Baru saja mendengar tiga kata nama barunya, Cattarina nampaknya sudah mulai terbiasa dengan nama itu walaupun masih merasa asing.     

Tidak menggunakan embel-embel bahasa sopan untuk berbicara dengan sesama calon Raja dan Ratu dari kerajaan sebelah. Argedaff masih saja suka berbicara seenaknya. Mengikuti keinginan mulutnya bicara dan suasana hatinya.     

Monna dengan sikap dingin yang entah dia munculkan dari mana menyapa Argedaff balik.     

"Argedaff Deoff Methov. Lama tidak berjumpa denganmu dan kau semakin kasar saja dalam berbicara. Tidak bisa mengontrol mulutmu dengan baik. Sampai aku heran bagaimana kau bisa berteman akur dengan Belhart,"     

Dengan sikap 'sombong Cattarina' yang tidak pernah Monna tunjukkan pada siapapun. Karena dia merasa sifat dan sikap itu bertolak belakang dengan kepribadian aslinya.     

Namun ketika dia bertemu dengan orang angkuh yang berada satu level yang hampir setara dengan Cattarina yang menyebalkan. Secara naluriah yang aneh dan tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Monna langsung saja menampilkan sikap Cattarina yang tersembunyi jauh di dalam akar tubuhnya.     

Tersenyum dengan sombong karena menyadari statusnya yang tinggi.     

Belhart yang baru melihat sifat lama Cattarina muncul. Tidak bisa menutupi sedikit ketertarikannya. Terkejut sembunyi-sembunyi dan mengawasi dengan ketat.     

Tatapan Monna lalu berpindah pada gadis cantik lain yang datang bersama dengan Argedaff. Pria yang mungkin seumuran dengan kakaknya. Tapi, ternyata lebih pandai dari kakaknya dalam mencari pasangan.     

Berhasil mendapatkan seorang wanita muda yang cantik dan sepertinya masih berumur belasan tahun dengan rambut hitam panjang dan bibir pink merekah.     

"Kau membawa gadismu?" sindir Monna dengan sikap angkuh yang tidak kalah sombong dengan sikap lawan bicaranya. Tatapan menilai ini tidak Monna tunjukkan secara sembunyi-sembunyi.     

Hingga sekali lagi membuat Belhart menatap dengan pandangan penuh daya tarik.     

Sementara gadis cantik yang datang bersama dengan Argedaff menyapa Cattarina balik.     

"Saya Beppeni, Yang Mulia. Gadis dari bangsawan golongan menengah kedua. Keluarga Britariana. Senang bisa bertemu dengan Yang Mulia Putra Mahkota dan Putri Mahkota,"     

Sapaan sopan ini meninggikan nilai gadis itu di mata Monna.     

Sempat berpikir bahwa gadis yang Argedaff bawa mungkin memiliki sikap dan sifat yang tidak jauh berbeda dengannya. Beppeni ternyata adalah wanita yang cukup tahu aturan dan sopan. Sedikit terlihat lugu. Dan mungkin juga karena sebab itu, Argedaff berhasil menggodanya.     

Monna lalu menatap gadis itu lekat.     

"Kau berasal dari negeri Gerald?" tanya Monna tanpa mempedulikan apakah pertanyaannya penting dalam perkenalan pertama mereka.     

"Ya, Yang Mulia."     

Sedikit menunduk hormat setiap kali berbicara.     

Monna sekali lagi mengagumi cara Beppeni menjawab lawan bicaranya yang lebih tinggi posisinya. Sekalipun Monna tidak pernah menyukai aturan kasta dalam kerajaan manapun.     

Karena di matanya semua itu sama dan menganggunya.     

Lebih senang pada kesetaraan. Namun Monna tentu tidak punya hak untuk memilih. Karena aturan itu memang ada dan akan selalu ada. bahkan sekalipun kembali ke dunia nyatanya. Keberapa ratus tahun ke depan atau ribuan.     

Bahkan mungkin jutaan? Entahlah. Tidak perlu berpikir jauh.     

Namun jelas.     

Pola pikir yang senang membeda-bedakan seseorang berdasarkan pada apa yang dia miliki dan buyut serta keturunannya. Tidak akan pernah hilang. Akan tetap menyebar dalam berbagai macam bentuk dan juga pilihan, serta variatif.     

Monna kembali melanjutkan argumennya.     

"Lalu kenapa kau bisa berkencan dengannya? Menjadi kekasih orang yang tidak punya sopan santun ini, ketika aku melihat kau bahkan seratus kali lebih sopan daripada dia? Kau tidak ingin memeriksakan kondisi kewarasanmu hanya untuk memastikan kalau dia tidak menggunakan sebuah sihir atau kekuatan gelap lain untuk membuatmu menerimanya?"     

Dengan sangat terkejut Beppeni lalu memekik.     

Menutup mulut dengan ngeri ketika dia tidak pernah membayangkan, kalau Putri Mahkota akan memiliki kepribadian yang sangat menakjubkan dalam bertutur kata dan menyindir seseorang.     

Argedaff yang tersindir buru-buru menghentikan Monna.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.