Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 101 ( Duel )



Chapter 101 ( Duel )

0"Hei hei hei! Apa yang baru saja Anda katakan? Dan kenapa Anda jadi memojokkan saya? Bahkan menjelek-jelekkan saya di depan kekasih saya?"     

Bersikap lebih formal dan tidak menyebut nama Cattarina dengan sembarangan.     

Argedaff ternyata cepat menyesuaikan diri.     

Namun bukan Monna namanya jika dia baru saja menemukan keasyikan baru. Tapi menghentikannya segera.     

"Kenapa? Bukankah itu mungkin saja?" tuduh Monna dengan berani.     

Argedaff mendengus.     

"Oh, yang benar saja! Tidak ada sihir di negeri Methovenia. Kerajaan kami sudah makmur. Jadi tidak membutuhkan sihir atau kekuatan aneh manapun yang sering kerajaan kalian kembangkan. Aku sama sekali tidak menyimpan kekuatan sihir!"     

That's right!     

Itu point pentingnya. Dan Monna menganggap mereka setara.     

Sama –sama tidak memiliki kemampuan khusus semacam sihir atau kekuatan lain yang berada di luar nalar mereka.     

"Tapi, kau bisa saja meminta bantuan seseorang. Penyihir atau manusia tangguh negeri Geraldy untuk membantumu. Karena kau sendiri sediri lebih sering berkeliaran di negeriku dibandingkan negerimu,"     

Argedaff sungguh-sungguh dibuat kehilangan akal sehat.     

"Yang Mulia Cattarina. Anda tentu tidak ingin perburuan ini gagal dan kami pulang dengan tangan hampa bukan?" seru Argedaff akhirnya. Setelah tidak menemukan kata akrab yang benar antara mereka berdua.     

Dengan senyum datar yang mengambang dan tatapan yang acuh, Monna lalu menatap Argedaff dan membalas.     

"Bukan masalah. Dan itu berarti aku tidak perlu berkeringat. Berbicara panjang lebar denganmu dan mendengarkan momong kosongmu yang mungkin akan membuat telingaku gatal,"     

Belhart dengan niat pasrahnya berdeham.     

Tidak mengira Cattarina akan sampai melakukan konfrontasi yang sangat kentara bahkan terbuka secara bebas tanpa melakukan kontrol diri. Padahal Cattarina tahu Argedaff adalah tamunya.     

Padahal biasanya, Monna sangat pintar dalam menutupi perasaannya. Pola pikirnya dan bahkan sering mengombang-ambing keyakinan serta keraguan Belhart. Soal apa yang sedang dia pikirkan. Tentang apa yang dia rasakan.     

Bahkan soal apa yang ingin dia sembunyikan.     

Sekalipun selalu ketakutan dan kecemasan yang berhasil Belhart baca.     

Namun, ketika Cattarina sedang bersama dengan Argedaff.     

Orang yang tidak sengaja dia kenal dan berteman hingga saat ini dengan entah alasan apa. Padahal seperti perkataan Monna, sifat Belhart dan Argedaff sama sekali tidak mirip. Tidak cocok atau bahkan mendekati.     

Namun anehnya mereka bisa berteman baik dalam beberapa situasi tertentu. Terutama soal berburu. Dan mereka sering meluangkan waktu beberapa kali untuk menguji kemampuan mereka masing-masing.     

Argedaff justru sangat mahir, memunculkan sifat alamiah Cattarina? Sangat natural dan tidak menahan diri sertan menutup-nutupi sifat aslinya.     

Belhart mulai memberikan pengamatan penuh.     

Berniat belajar dengan serius terhadap cara Argedaff berhasil mendorong Monna keluar dari persembunyiannya selama ini dan meluapkan emosi.     

Argedaff yang merasa terus dipojokkan mencari sekutu.     

Menatap ke arah Belhart dan meminta pembelaan.     

"Kau tidak akan mengatakan sesuatu? Atau paling tidak menghentikannya?" bujuk Argedaff penuh harap.     

Mengangkat bahu dan tidak memberikan jawabannya. Argedaff yang gagal mendapatkan sekutu memutar bola matanya malas. Tahu akan percuma jika dia mencari sekutu di kandang lawan.     

"Baiklah. Aku memang tidak seharusnya memancing perkara dan aku mengoreksi ucapanku. Akan berkata lebih sopan dan lebih hormat. Namun, jika kali ini kau berhasil mengalahkanku. Memenangkan perlombaan dan menjatuhkan aku dengan skor yang telak. Aku baru akan mengakuinya,"     

Mengajak berduel dengan cara yang unik bahkan sampai mencirikan sifat Argedaff yang angkuh. Monna dengan wajah yang tinggi hati, meragukan kesombongannya.     

"Oke! Siapa takut. Tapi pastikan dulu kau tidak akan menangis seperti terakhir kali aku membuatmu kalah telak. Aku ingin tahu seberapa banyak kau sudah berkembang,"     

Seakan mencemooh dan meragukan perbedaan hasil pertandingan akhir mereka. Monna dengan langkah yakin dan juga percaya dirinya menaiki kuda. Terkejut ketika dengan sangat luwes dan pakem berhasil menaiki pijakkan kuda dengan sempurna lalu mendudukinya tanpa bantuan orang lain.     

Monna dengan tatapan cengoh, berucap dalam hati.     

'Tubuhku bergerak sendiri? Aku sudah berhasil menyerap sepenuhnya kemampuan Cattarina perihal berkuda??'     

Sudah sering mengikuti ayahnya berlatih kuda dan secara khusus mendapatkan pelatihan yang serius dari pada guru yang didatangkan khusus untuk memenuhi keinginan putrinya yang merengek ingin terus berkuda.     

Kemampuan bertahun-tahunnya itu ternyata masih melekat?     

Padahal Monna sempat ragu apakah dia benar-benar masih bisa menggunakan beberapa kemampuan khusus Cattarina yang mungkin ada. Dan ternyata masih berhasil.     

Merasa lega pada situasi ini.     

Dan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk mungkin memenangkan pertandingan juga.     

Belhart dengan tanpa bicara, menaiki kuda yang Monna naiki. Bertumpu pada pijakan kedua yang berada di badan bagian bawah kuda miliknya. Belhart lalu mendarat dengan sangat sempurna tepat di belakang Monna.     

Membuatnya terkejut dan tidak bisa menahan diri untuk bertanya.     

"Apa yang An-.. kau lakukan? Kenapa naik di kudaku dan bukan di kudamu sendiri?" tanya Monna masih terkejut dan terjatuh jika saja Belhart tidak menahan tubuhnya yang oleng.     

Oh, tidak.     

Monna lalu sadar bahwa hanya ada satu diantara mereka. Dan dari pihak Argedaff juga ada satu kuda untuk mereka berdua.     

Belhart seketika berbisik di samping telinga Monna.     

"Pertandingan berpasangan. Tolong jangan lupakan itu," bisiknya sangat pelan dan menggelitik.     

Namun Monna justru dibuatnya tegang.     

"Apa???"     

"Hanya akan menggunakan satu kuda dan sepasang pemburu untuk menangkap buruannya. Sekarang kau tinggal memilih. Ingin menjadi penunggang kuda atau pemburu mangsa?"     

Seperti mendengar geledek di pagi yang cerah. Monna tiba-tiba saja seperti dibodohi dan juga ditipu mentah-mentah.     

Ah! Jadi ini sebabnya-kah, Belhart bertanya dengan sangat serius pada pada dayang istana untuk memeriksa segala kelengkapan antribut yang akan mereka gunakan?     

Memastikan hanya akan ada satu kuda untuk mereka berdua saling berpacu melawan waktu dan mencetak skor.     

Dan itu sebabnya juga kenapa pijakkan kaki untuk penunggang kuda ada dua pasang.     

Mereka berdua juga harus saling mengadu kekompakkan mereka berada dalam satu kuda yang sama dan belum pernah mereka latih sebelumnya??!     

Oh, sial! Ini mimpi buruk yang lain!!     

Dan Belhart masih melanjutkan bisikannya.     

"Dan asal kau tahu. Kau tidak bisa dengan mudah meremehkan Argedaff. Karena dia sudah menjadi yang terbaik di negaranya. Namun masih satu langkah lebih lemah dariku. Namun kita tidak pernah tahu hasil apa yang akan dia dapatkan nantinya, karena kecerdikkannya menguasai keadaan."     

Monna lalu berusaha mencari sosok Neil. Tidak menemukannya sejak pertama kali dia membuka mata hingga saat pertandingan tidak adil ini akan dimulai.     

Padahal Monna sedang ingin meminta bantuannya untuk menggantikannya.     

Lalu seolah bisa membaca pikiran itu, Belhart kembali berbisik.     

"Neil sudah aku perintahkan untuk mengerjakan hal yang lain. Tidak kan ikut bersama dengan kita karena kau aman bersama denganku. Ayo, kita mulai saja pertandingannya,"     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.