Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 113 ( Hadiah yang Tidak Bisa Dibandingkan )



Chapter 113 ( Hadiah yang Tidak Bisa Dibandingkan )

0"Karena dia sudah menjadi target kami selama ini," ungkap Belhart. Lalu menerangkan sedikit lebih panjang.     

"Memang tidak pernah mengira Hugorf ada kaitannya dengan masalah ayahmu diawal. Namun ada beberapa keanehan yang dia munculkan ketika ada isu lain menuduhnya berbelot,"     

Tidak ada poin seperti ini dalam novel yang Monna baca. Informasi ini seolah menjadi hal yang baru dan berbeda.     

Sehingga, mungkinkah karena Monna bukan hanya membaca dari sudut pandang penulis. Tapi menjalaninya secara langsung. Satu demi satu informasi yang tidak bisa Monna temukan dalam buku terkutuk itu, bisa dia dapatkan?     

Dimana Monna sangat beruntung ternyata informasi yang dia miliki ini bisa membantu ayahnya? Mengungkap siapa sebenarnya pelaku dibalik perundungan yang terjadi pada keluarganya. Sekaligus memberikan bukti dan informasi yang akurat.     

Monna nampaknya bisa membayangkan bagaimana ekspresi Hugorf yang luar biasa tidak bisa paham bagaimana keponakannya yang culas bisa mengetahuinya seluruh kerahasiaannya.     

Belhart masih saja melanjutkan beberapa penjelasannya. Ketika mungkin saat ini adalah pertama kalinya bagi dia bercerita dengan panjang dan lebar pada Cattarina.     

Belhart ternyata tidak menemukan adanya kesulitan. Justru merasa sangat nyaman dan ingin berlama-lama saat Belhart sadar bahwa masih ada hal lain yang perlu dia kerjakan.     

Belhart tentunya juga berharap Cattarina merasakan hal sama.     

Menyukai kebersamaan mereka. Sekalipun mereka hanya membicarakan orang lain.     

"Namun, dibandingkan itu semua. Bisa kau jelaskan bagaimana bros berbentuk kepala naga perak itu bisa berada di saku pakaianmu?"     

Melirik dengan sangat tajam pada neil dan hiasan jubah ksatria miliknya. Belhart agaknya merasa tertarik.     

"Bros ini pemberian Yang Mulia Putri Mahkota, Yang Mulia."     

Tidak bisa menyembunyikan kesenangan dan kebanggaan di wajahnya.     

Belhart lalu melirik Monna. Menatap dengan sedikit tidak senang ketika sadar ternyata Cattarina tidak hanya memberikan hadiah berupa bros padanya. Melainkan pada Neil juga dan itu sangat mengganggunya.     

Terlebih, hadiah yang Monna berikan pada Neil lebih bagus dan mahal.     

Monna yang merasakan sikap intimidasi Belhart, mengalihkan pandangannya.     

Tidak menatap Belhart balik dan justru menatap Neil dengan kasihan dan beberapa perasaan tertekan.     

Neil dengan sikap berani yang mengejutkan menghalangi pandangan Belhart. Berdiri di depan Monna dan menghalau Belhart.     

"Ini sebuah hadiah, Yang Mulia. Jadi jangan terbawa perasaan dan memperbesar masalah,"     

Senyum sinis Belhart kemudian dia sungging.     

Tahu bahwa Neil sengaja memprovokasi keadaan dengan mengenakan bros itu di hadapannya dan membuat Belhart merasa terusik.     

"Kau sengaja? Kau tahu Cattarina memberikanku sebuah hadiah. Namun tidak sebagus bros yang dia berikan padamu,"     

Monna dengan perasaan tertekan menelan ludah sekaligus merasa bersalah. Mengutuki tindakannya yang terlalu sembrono. Hingga mungkin keributan ini terjadi.     

Tidak semestinya memberikan bros murah pada Belhart yang cermat.     

Memberikan bros bermatakan swaroski dan perak berkualitas pada Neil, tentu akan menunjukkan perhatian yang sengat besar dari Belhart.     

Tidak ingin kalah dan tidak senang dianggap murah.     

Monna mendumel sendiri dalam hati.     

'Lalu sekarang apa yang harus aku lakukan? Kaburkah? Atau lebih baik memohon ampun?'     

Tidak bisa berpikir dengan baik. Neil dengan sikap ksatria mewakili Monna meminta maaf. Setelah sedikit terkejut dengan pernyataan Belhart soal brosnya yang lebih baik dibandingkan miliknya.     

"Jadi, Yang Mulia Putri Mahkota memberikan pada Anda Bros yang dia beli di dalam pasar? Di pinggir jalan..?"     

Sangat terkejut ketika bahkan telah mengetahui lebih jelas dari mana hadiah miliknya berasal.     

Monna semakin mengutuk diri sendiri.     

Menundukkan kepala dengan sangat frustasi dan memaki Neil diam-diam dalam hati karena terlalu jujur.     

'Oh, Neil!! Kenapa kau mengungkapkannya dengan begitu terbuka? Kau ingin kita dipenggal hidup-hidup? Dijadikan makanan ikan piranha dan kau ingin umur kita berakhir hanya sampai di sini?!'     

Merasa kesal dan tidak mengerti niat Neil yang entah terlalu bodoh atau jujur.     

Dimana jujur dan bodoh sering kali hanya berbeda tipis.     

Monna lalu berucap lemah untuk mendinginkan situasi.     

"Aku membelinya karena aku melihat, warnanya mirip dengan bola mata Anda. Bola mata gelap bercampur ungu ekslusif yang sintementil. Anda ternyata kurang menyukainya? jika seperti itu, Anda bisa mengembalikannya pada saya. Dan akan saya ganti secepatnya dengan batu lain yang paling berkesan juga mewah,"     

Memberikan alternatif lain dan penawaran yang lebih baik.     

Dengan sikap tenang kembali, Belhart justru menolak.     

"Tidak perlu dan tidak usah. Aku akan tetap mengenakan pemberian pertamamu. Tidak akan menyia-nyiakannya dan mengembalikannya seperti orang yang tidak tahu berterima kasih,"     

Dengan sikap acuh dan sedikit dingin, Belhart kemudian melangkah pergi. Meninggalkan Monna yang heran sekaligus tidak mengerti. Dan hanya bisa mengawasinya dari jauh.     

Monna lalu berkeluh kesah sendirian.     

"Dia pergi begitu saja? Sebenarnya dia marah atau tidak? Kenapa sepertinya aku salah bicara? Atau apa dia benar-benar marah? Jika seperti itu? Apa yang harus aku lakukan? Aku sama sekali tidak bermaksud..."     

Sebenar Monna tidak ingin memberikan hadiah apapun pada Belhart karena tahu Belhart mungkin akan menganggap hadiah itu tidak penting atau berarti.     

Tapi nyatanya, Belhart dengan sangat mengejutkan begitu menghargainya.     

Sempat memamerkannya secara tidak langsung dan terlihat bangga ketika mengenakannya.     

Lalu sekarang, seperti sudah membanggakan sesuatu yang tidak bisa dibanggakan. Belhart terlihat kecewa?     

Tidak mengerti dengan sikap Belhart yang seperti anak kecil.     

Monna mengerutkan keningnya dengan serius.     

Sebenarnya siapa yang seharusnya marah sekarang ini? Kenapa jadi Belhart yang begitu kesal? Ketika seharusnya Monna yang marah karena sudah dipermainkan olehnya hari ini?     

Neil yang sepertinya bisa membaca pikiran Belhart tidak memberikan komentar. Hanya meminta Monna untuk berusaha memahami Belhart.     

"Saya tahu Anda mungkin bingung, Yang Mulia. Tapi saya yakin Yang Mulia Putra Mahkota mungkin hanya terkejut karena tidak pernah diberikan hadiah yang sederhana,"     

Tidak ingin menyinggung nilai dari hadiah yang Monna berikan. Neil dengan seluruh bentuk penghiburan menemani Monna sampai ke depan kamarnya.     

Masih nampak penasaran dengan beberapa hal yang belum terjawab. Neil lalu bertanya dengan sangat antusias.     

"Lalu sekarang, apa Anda bisa ceritakan bagaimana Anda mengetahui seluruh informasi itu?"     

Berlagak bodoh dan pura-pura tidak tahu.     

Monna masih saja tidak menjawab. Memaksa Neil menatapnya lurus dan sangat serius.     

"Anda masih belum ingin memberitahukannya?"     

Dengan tatapan enggan, Monna lalu menjawab.     

"Bukan seperti itu. Hanya saja situasinya rumit. Dan aku tidak bisa menceritakannya padamu,"     

Neil lalu mengalihkan pertanyaannya.     

"Kalau begitu, apa boleh saya bertanya hal yang lain?"     

Memang tidak tahu pertanyaan seperti apa yang akan Neil lontarkan. Namun dengan segala yakin bikan pertanyaan yang akan memojokkan. Monna dengan tenang mengizinkan.     

"Ya. Selama pertanyaanmu itu bisa aku jawab dan bukan pertanyaan yang sulit,"     

Neil menatap Monna dengan kurang nyaman.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.