Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 114 ( Tidak Membeda-bedakan )



Chapter 114 ( Tidak Membeda-bedakan )

0"Boleh saya tahu kenapa Anda begitu baik pada saya?"     

Sebuah pertanyaan yang sederhana. Namun memiliki jawaban yang rumit. Monna lebih dulu memikirkannya dengan serius.     

"Tidak peduli dengan orang lain. Namun saya sangat penasaran dan bingung kenapa Anda bisa begitu baik pada saya? Tidak pernah memandang saya sebelah mata dan memandang saya rendah. Seperti perlakuan yang selama ini saya dapatkan dan tidak pernah berhenti. Sebenarnya, apa yang Anda bisa berpikir berbeda dengan mereka? Dan apa yang Anda pikirkan tentang saya?"     

Bukan baru sekarang memikirkan matang-matang soal pertanyaannya ini. Namun mungkin sudah ratusan kali dan tidak kunjung menemukan jawabannya.     

Neil tidak bisa membohongi rasa ingin tahunya.     

Monna justru memberikan tatapan yang cukup lama. Menerka-nerka kira-kira apa yang sebenarnya ingin Neil ketahui tentang dirinya.     

Monna mengakui bahwa sikapnya selama ini memang terlalu netral dan berbeda.     

Tidak sama dengan kepribadian asli Cattarina dan banyaknya orang yang merendahkan Neil. Namun, jika ditanya soal alasannya.     

Monna jelas tidak mungkin mengatakan bahwa dia berasal dari dunia lain yang tidak mengenal perbedaan kasta yang terlalu ekstrim. Selalu ada perbedaan sudut pandang. Namun tidak selalu asal usul seseorang yang dijadikan patokan.     

Monna lalu mengulaskan senyum lembut.     

"Aku tidak pernah satu kalipun ingin membeda-bedakan seseorang. Selain tentu saja Baginda kaisar dan putranya. Karena mereka berada di garis kesopanan paling tinggi yang harus aku jaga karena sebuah keharusan. Semua orang di mataku adalah sama," ungkap Monna dengan kata-kata yang baru dia susun dan pikirkan baik-baik.     

Sorot mata Beil kini menjadi ikut melembut.     

Bukan hanya karena kata-katanya, melainkan karena pola pikirnya yang Neil pikir tidak akan dia temukan dalam Negeri Geraldy. Selain tentu saja aggota kekaisaran. Karena Kaisar dan Putra Mhakota seorang yang tidak pernah memandangnya secara tidak adil.     

"Saya masih saja tidak paham, Yang Mulia. Terlepas bagaimana semua orang melihat saya hanya karena darimana saya berasal. Bagaimana Anda bisa begitu baik pada saya yang baru Anda kenal? Tidak takut pada saya dan mungkin membenci saya karena saya mungkin bisa menjahati Anda,"     

Ya. Kau memang pernah menjahatiku, Neil.     

Jauh sebelum jiwa Monna masuk dalam tubuh Cattarina.     

Bekerja sama dengan Belhart untuk menjatuhkan Cattarina yang jahat karena kau ingin melindungi orang yang kau cintai secara sepihak. Dan melupakan segala batas kebenaran yang pegang selama itu.     

Aku tidak mungkin tidak takut padamu.     

Takut ketika kau mungkin saja melakukan hal yang sama kejam padaku dan mencelakaiku. Namun jika aku berpikir ulang, semua itu terjadi memang adalah karena kesalahan Cattarina.     

Dan aku tidak bisa menyalahkanmu sekalipun aku bisa juga cemas jika suatu saat takdir buruk tetap tidak bisa aku elakkan karena sebuah alasan yang belum bisa aku prediksikan.     

"Kau adalah pengawal yang khusus ditunjuk Putra Mahkota untuk menjagaku. Bukan begitu?"     

Menatap dengan santai ketika mereka sudah menginjak pintu kamar dan saling menatap dengan serius juga tenang.     

"Aku percaya padamu. Dan aku percaya pada orang-orang yang bekerja padaku. Tidak ingin memandang mereka berdasarkan apa yang orang lain pikirkan dan katakan. Aku selalu punya cara sendiri untuk menilai,"     

"Tidak pernah ingin mendengarkan orang lain. Dan menentukan sendiri penilaianku terhadap orang tersebut. Terkadang. Apa yang kau dengar diluar sana tidak sama dengan kenyataannya, Neil!"     

"Sama halnya dengan berita tentang Anda di luaran. Selalu menjadi berbeda jika aku melihatnya secara langsung,"     

Senyum lain yang penuh dengan arti tersungging dari bibir tipis Cattarina. Menjadikan kecantikannya berlipat ganda tanpa dia sadari.     

"Begitukah? Kau yakin kami adalah orang yang berbeda?" canda Monna.     

Paham betul apa yang Neil bicarakan. Dan mereka memang berbeda. Cattarina yang dulu dan sekarang.     

"Lalu, apa pendapatmu tentangku?"     

Menatap dengan mata berbinar. Monna tidak bisa menutupi rasa penasarannya.     

Hingga membuat Neil menjadi kebingungan. Tidak tahu harus menjawab apa. Namun masih sanggup menjawab.     

"Anda terlihat sangat cantik,"     

Pujian yang tidak pernah Monna sangka akan Neil ucapkan.     

Mata Monna semakin membulat.     

"Aku? Cantik?"     

Neil mengangguk kecil.     

"Ya. Bukan hanya dalam hal penampilan. Namun juga pola pikir dan tutur kata Anda. Saya kini bisa semakin percaya. Bahwa Anda cocok menjadi seorang Putri Mahkota yang akan menjadi Ratu,"     

Tatapan lain tersirat dari sorot mata Monna. Tertawa dan menganggap penilaian itu menggemaskan.     

"Kau menilaiku terlalu tinggi, Neil. Aku bukan seorang Putri Mahkota yang layak. Hanya terpilih karena sebuah keadaan dan mungkin kebetulan yang datang menghampiriku. Dan apa kau yakin aku akan menjadi seorang Ratu? Bahkan Ratu yang baik?"     

Sempat sedikit tidak mengerti dengan pertanyaan akhir Monna.     

Sebuah suara sudah menyela.     

"Siapa yang berani mengatakan kalau kau tidak akan menjadi seorang Ratu dan Ratu yang baik?"     

Seolah pertanyaan yang Monna ajukan adalah pertanyaan konyol yang tidak perlu ditanyakan. Suara yang familiar itu membuat keduanya menoleh.     

Melihat sosok Belhart yang sepertinya sempat mendengar beberapa percakapan mereka.     

"Anda sudah ada di sana sejak tadi?"     

Menatap dengan heran sekaligus bertanya dengan bingung.     

Sejak kapan Belhart berdiri di sana? Dan mulai darimana Belhart mendengar percakapan mereka?     

Ada kalimat yang akan menyinggung Belhart?     

Sepertinya tidak. Dan Monna akhirnya merasa lega.     

Belhart maju beberapa langkah untuk mendekati Monna. Menatap melalui sudut pandangnya yang misterius.     

"Kau ternyata cukup banyak bertanya dan bicara ketika sedang bersama dengan istriku, Neil?"     

Bertanya dengan nada bicara yang sedikit dingin.     

Entah bagaimana, Monna merasakan pertanyaan itu seperti mengundang perselisihan.     

Neil dengan sikap netral dan patuhnya menunduk. Memberikan hormat dan menjawab pelan.     

"Maaf, Yang Mulia. Saya hanya sekedar bertanya dan penasaran tentang beberapa hal,"     

Neil nampak sudah mengetahui kedatangan Belhart saat awal. Namun sengaja tidak ingin mengatakannya pada Monna.     

Belhart kini menatap Monna.     

"Dan kau, kenapa kau bisa berkata seperti itu? Tidak yakin bisa menjadi ratu yang baik dan tidak percaya diri bisa bersanding denganku untuk menjadi raja?"     

Lagi. Lagi. Dan Lagi.     

Monna sering tidak mengerti pola pikir Belhart.     

Seperti menjadi pribadi yang 100 persen berubah dan menjadi orang lain seperti dirinya. Mungkinkah, tubuh asli Belhart dirasuki orang lain seperti Cattarina?     

Namun bukan Monna namanya jika dia tidak berusaha tersenyum ramah, walau sedikit kikuk.     

"Tidak ada yang tahu masa depan, Yang Mulia. Bukankah itu yang Anda katakan?"     

Menatap dengan tenang, Monna kembali bertanya.     

"Lalu, apa yang menarik Anda untuk kembali? Bukankah Anda tadi pergi karena Anda kesal?"     

Menyanggah dan membantah.     

"Aku? Pergi karena kesal?"     

Mengakui tuduhan itu dalam hati. Namun tidak mengakuinya dalam ucapan.     

"Aku tidak pernah kesal karena hal remeh,"     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.