Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 124 ( Dua Kekeliruan )



Chapter 124 ( Dua Kekeliruan )

0"Sangat spesial. Hingga aku tidak ingin kata spesial itu digantikan orang lain. Aku tidak berbohong dan mengarang cerita."     

Ucapan yang bagai fartamorgana. Namun nyata di depan mata dan telinganya.     

Satu demi satu takbir rahasia mulai terungkap. Seakan pemikiran Monna selama ini tidak salah. Dan mimpinya selama beberapa hari ini menjadi petunjuk baginya.     

Monna merespon setelah beberapa kedipan tidak percaya.     

"Apa?"     

Merasa kerongkongannya tercekik dan kering. Monna menelan ludah.     

"Aku tidak tahu sampai kapan aku mulai merasakannya. Namun seluruh perasaan ini nyata dan sungguh-sungguh. Sekalipun aneh jika aku mengucapkannya sekarang. Setelah ketidakpedulian yang dulu pernah aku tujukan padamu,"     

Monna mendadak menghentikannya.     

"Stop,"     

Menatap dengan heran sekaligus berkerut.     

"Kau tidak senang mendengarnya?"     

Menggeleng dengan ragu dan masih berkutat pada pikirannya sendiri.     

"Bukan seperti itu. Melainkan.."     

"Melainkan apa?"     

"Melainkan tidak percaya dan..."     

Dan tidak menginginkannya. Karena semua pernyataan itu terlalu mengerikan jika Belhart lanjutkan.     

"Bukankah kau sendiri yang bertanya padaku soal tanggapanku tentangmu,"     

"Ya. Tapi aku tidak merasa yakin,"     

"Merasa yakin terhadap apa?"     

Tidak memberikan jawaban. Belhart secara mengejutkan mewakali.     

"Tidak yakin terhadap masa depan?"     

Menatap dengan serius karena tidak tahu bagaimana Belhart semakin pintar membaca isi pikirannya.     

Pernyataan cinta Belhart dalam mimpi Monna, kembali bermunculan tanpa Monna undang.     

[ "Aku menikah denganku karena aku sudah menyukaimu pada saat itu. Menerimamu sebagai pendampingku dan menginginkanmu. Aku awalnya memang tidak terima kau menolakku dengan mudah setelah apa yang sudah kau lakukan untuk mempersulitku agar bisa menikah denganmu." ]     

["Namun karena keegoisanku. Dan tinggi hati yang aku punya aku ingin mengekangmu. Menyesal ketika keras hatiku membuatmu malah semakin takut dan ingin menjauh. Aku senang, Catty. Senang ketika kau perlahan mulai membuka hati dan menurunkan kewaspadaanmu," ]     

Monna tanpa sadar memejamkan matanya.     

"Sejak kapan? Sejak kapan kau mulai berpikiran seperti itu? Dan kenapa itu bisa berubah?"     

Seolah pernah mengalami dejavu yang baru Monna sadari saat ini.     

Belhart menyentil pelan kening Monna yang berkerut hebat.     

"Aku tidak tahu apa yang sedang kau pikirkan. Namun aku hanya mengatakannya. Tidak akan melanjutkan pembicaraan ini karena itu hanya akan semakin membuat kerutan di wajahmu bertambah. Kita akhiri pembicaraan ini, hanya sampai di sini!"     

Wajah bodoh Monna langsung muncul.     

"Apa?"     

Menatap dengan bodoh dan termangu. Belhart dengan sikap acuhnya kembali berpura-pura.     

"Aku memang menganggapmu spesial. Namun hanya sebatas itu dan jangan memikirkannya lebih jauh. Ketika aku bahkan belum terlalu mengerti arti jelas dari kata-kata 'spesial',"     

Belhart ternyata menangkis seluruh kerja keras otak Monna untuk mencerna maksud pikirannya?     

Berkata bahwa kata 'spesial' tidak memiliki arti yang sama dengan yang Monna bayangkan. Lalu memintanya untuk tidak perlu memikirkannya lebih jauh?     

Namun, bisakah Monna benar-benar tidak memikirkannya. Ketika kalimat mengejutkan itu Belhart ucapkan? Seorang Belhart. Pria dengan setumpuk kebekuan dalam hatinya dan tidak peduli pada wanita-wanita lain yang berada di sekitarnya.     

Monna lalu mengingat kembali beberapa cerita yang tidak sengaja dia dengar. Soal Belhart yang dikabarkan sedang menyukai wanita lain dan ingin menjadikannya selir.     

Kata 'selir' sebenarnya kurang Monna sukai.     

Terlepas aturan bodoh yang berada di kerajaan ini bahwa seorang raja dan keturunannya bebas memiliki banyak selir. Dimana bukan menjadi masalah jika Belhart ingin menikah lagi dengan wanita lain setelah dia menceraikan Cattarina.     

Namun kalimat tidak akan pernah bercerai dengan Cattarina sudah pernah Belhart ucapkan. Sehingga mimpi-mimpi aneh soal Belhart yang menyatakan perasaannya pada Cattariana, tentu tidak bisa Monna abaikan begitu saja.     

Karena kemungkinnya selalu ada. Bahkan banyak hal mengarah pada mimpi itu. Namun apa yang bisa Monna lakukan ketika Belhart menyangkalnya.     

Hanya mengerti kata 'spesial' dalam artian yang dia inginkan. Dan bukan dalam artian serius sebagaimana semestinya kata sederhana namun bermakna dalam itu diartikan.     

"Jadi.. hanya sebatas itu pengertian Anda soal kata 'spesial'?"     

Sempat berpikir berlebihan dan sekarang sedikit lebih tenang karena nampaknya perasaan Belhart belum muncul terhadapnya.     

Monna kembali meyakinkan diri kalau ada wanita lain yang saat ini sedang menjadi fokus sampingan Belhart selama beberapa waktu.     

Itu berarti, mimpinya adalah salah.     

Sudah ada dua kekeliruan. Namun terjadi sangat kebetulan dan melegakan.     

Tapi, tunggu.     

Bagaimana jika sebenarnya mereka berdua berbohong?     

Tidak ingin mencurigai orang lain. Namun ingin memperhitungkan segala hal.     

Apa yang harus Monna lakukan jika Belhart ternyata akan menaruh hati padanya.     

Mungkin bukan sekarang. Tapi beberapa waktu ke depan.     

Monna justru malah dikejutkan pada mimpi ketiganya yang menjadi kenyataan.     

Lepas dari dua mimpi lain yang membelitnya terkait Belhart dan Alliesia.     

Monna justru dihadapkan pada mimpi ketiganya bersama Neil yang menjadi kenyataan. Seberapa besar Monna mengacuhkan pria itu?     

Setelah selesai menyelesaikan kecurigaannya pada Putra Mahkota yang Monna pikir mungkin menyukainya.     

"Tatapan itu tidak bisa berbohong dan mengganggu,"     

Monna yang sudah tidak bisa menahan perasaannya. Berbisik pelan, sebetulnya pada dirinya sendiri.     

Bukan ingin mengutarakannya secara langsung. Namun terucap begitu saja.     

Neil yang nampak mendengar, menatap Monna.     

"Ya, Yang Mulia?"     

"Bisakah kau menghentikan tatapanmu yang seolah meminta perhatian dariku? Jujur itu sedikit mengganggu dan membuatku kurang merasa nyaman,"     

Sebaliknya, Neil justru melemparkan pertanyaan yang mengusiknya selama beberapa hari ini.     

"Jika begitu, apa Anda bisa menjelaskan apa arti tindakan Anda selama beberapa hari ini? Kenapa Anda mulai jarang mengajak saya bicara dan seolah menjaga jarak,"     

Dengan beberapa perasaan yang Monna tekan. Monna merundung seorang diri dalam hati.     

Bukan hanya kau, Neil. Namun semua orang yang berada di dalam istana ini. Termasuk Belhart!     

Monna lalu berbohong.     

"Aku tidak melakukan tindakan yang kau sebutkan. Namun, tidakkah kau berpikir bahwa semua itu mungkin adalah hanya imajinasimu saja?"     

Tatapan mata lurus itu jelas tidak bisa dihobongi. Sudah mulai memahami sedikit banyak gerakan gugup Monna yang terkadang dia sembunyikan. Neil tidak serta merta langsung percaya pada ucapan Monna.     

"Lalu kenapa Anda terus meminta saya untuk melakukan banyak hal? Mulai dari membelikan Anda sesuatu. Lebih sering berlatih. Dan terkadang mengerjakan perkerjaan khusus yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan utama saya melindungi Anda,"     

Monna merasakan otaknya membeku.     

Sejak kapan Neil begitu banyak bicara dan menuntut? Ketika bahkan dalam profil karakternya dalam novel, selalu diceritakan bahwa dia adalah pria yang paling pintar menyembunyikan banyak hal?     

Namun saat ini, Neil malah menunjukkan ketidaksenangannya secara terang-terangan pada Putri Mahkota?     

Bersikap waspada, Monna terus memutar otak.     

"Apa semua ini karena Anda sudah mengetahui perasaan tersembunyi saya?"     

Bukan karena tidak disembunyikan secara rapat. Neil memang terkadang menunjukkannya terlalu jelas.     

Sehingga tidak mengherankan apabila, Putri Mahkota sampai menyukainya.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.