Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 125 ( Kapan Tepatnya Perasaan Ini Muncul )



Chapter 125 ( Kapan Tepatnya Perasaan Ini Muncul )

0Kini giliran Neil yang bertanya-tanya. Kapan tepatnya perasaan ini muncul? Cinta terlarang yang seharusnya tidak dia pertahankan dan katakan pada siapapun.     

Bahkan sampai membuat yang bersangkutan menyadarinya dan mulai menjaga jarak. Neil tidak bisa memungkiri bahwa perasaan ini muncul karena perhatian Putri Mahkota dan kebaikan hatinya.     

Kebaikan dan perhatian yang dia tunjukkan pada semua orang dalam ukuran yang hampir sama. Kecuali Putra Mahkota entah karena alasan apa.     

Namun perhatian dan kebaikan itu mengundang banyak sekali keingintahuan Neil, yang tidak pernah terlalu banyak peduli pada lingkungan di sekitarnya.     

Mulai dari kenapa orang-orang di luar sana bisa mengatakan kalau Cattarina Bourston adalah wanita yang tidak memiliki perasaan dan empati.     

Padahal ketika pertama kali mereka bertemu, Putri Mahkota sangat humble. Memperlakukannya dengan layak dan tidak mempersulit tugasnya sebagai pengawal.     

Walau pada awalnya, Neil sempat tidak mengerti jalan pikiran Putra Mahkota yang secara khusus menunjuknya untuk melindungi Putri Mahkota.     

Seolah akan ada bahaya besar yang menghadangnya.     

Namun hingga saat ini sama sekali tidak ada bahaya besar yang mengancam Putri Mahkota.     

Tapi dibalik itu semua, malah memberikan keuntungan kecil bagi Neil.     

Sering melihat ketenangan Putri Mahkota sebagai pesonanya yang elegan. Dan tindakannya yang terkadang tidak bisa dibaca hingga aneh, sekaligus berada diluar nalar.     

Neil akhirnya tahu beberapa alasan kecil dan besar kenapa Putri Mahkota bisa sampai takut pada suaminya sendiri.     

Sering bermimpi buruk soal masa depan dan mendapatkan gambaran besar mengenai hari kematiannya.     

Di siang hari yang terik, namun tertutup pepohonan yang rindang.     

Neil mendengar beberapa ucapan yang sulit dia mengerti pada awalnya.     

"Jangan.. bunuh... aku.."     

Berucap sangat perlahan sampai-sampai, Neil merasa pendengarannya salah.     

Jadi sesungguhnya memang ada orang lain yang mengincar nyawanya? Bukan sekedar ketakutan Putra Mahkota yang menurut Neil tidak logis. Karena setelah menikah, Putri Mahkota selalu berada di dalam istana dan tidak pernah keluar.     

Selain tentu saja permintaan khusus Putri Mahkota padanya untuk memberikan sebuah hadiah sebagai perayaan hari pernikahan kedua orang tuanya.     

Neil tentu beruntung karena pada situasi saat itu, tidak terjadi masalah apapun yang mengkhawatirkan.     

Namun, apa sesungguhnya arti ucapan Putri Mahkota ketika dia mimpi buruk saat itu?     

Siapa yang mengincar nyawanya dan membunuhnya, Neil belum mendapatkan gambarannya.     

Namun melihat kecemasan dan ketakutan yang tersirat di wajah dan kening Putri Mahkota.     

Neil tidak bisa menutup mata dan hatinya untuk tidak peduli.     

Dimana Neil yang awalnya berpikir kalau seluruh perhatian dan kepeduliannya pada Putri Mahkota adalah bentuk dari keseriusannya dalam menjalankan tugas. Namun lambat laun semua berkembang ke arah yang tidak dia inginkan.     

Lalu dengan beberapa ketidaknyamanan dan kegugupan yang sebenarnya tidak ingin dia tunjukkan. Monna menjawab ragu.     

"Aku tidak mengerti perasaan tersembunyi apa yang sedang kau bicarakan, Neil! Jangan bicara yang tidak-tidak dan melantur!"     

Mengalihkan pandangan dan perhatian jelas adalah ide yang paling baik dalam situasi mereka.     

Tapi, apa yang harus Monna katakan selanjutnya untuk mengalihkan perhatian?     

Masih yakin dengan tebakannya, Neil tidak nampak puas dengan jawaban Cattarina.     

"Saya tahu Anda mengerti ucapan saya. Dan hanya berusaha menutupinya. Saya hanya tidak ingin kita menjadi canggung,"     

Punya perasaan khusus pada seseorang memang tidak salah dan perlu membuat kita merasa malu atau bersalah.     

Namun yang menjadi tujuan dan sasaran Neil saat ini adalah Sang Putri Mahkota dan Calon Ratu yang telah memiliki pendamping.     

Monna akhirnya bisa terselamatkan berkat Kaisar Dominic yang mendadak datang ke istananya untuk sekedar berkunjung dan mengajak Cattarina bicara.     

Lalu kira-kira, apa yang Lomus Dominic bicarakan padanya?     

Belum cukup dengan beberapa ketegangan yang harus Monna hadapi selama beberapa hari ini karena kerumitan pikirannya. Seorang ajudan mendadak menghampiri Monna.     

"Yang Mulia! Baginda Kaisar datang berkunjung dan mencari Anda!"     

Monna dan Neil langsung saling menatap.     

Mempertanyakan hal yang sama, soal apa tujuan Lomus Dominic menemui Putri Mahkota.     

Monna segera berdiri tegak.     

"Baiklah. Antar aku ke sana menemuinya. Dan tuntun jalan,"     

Pembicaraan Monna dan Neil kemudian berakhir dengan kerumitan singkat. Bisa melihat kekecewaan terlihat jelas dalam raut wajah Neil. Ketika dia gagal mengorek informasi lebih banyak darinya.     

Monna lalu menoleh sedikit ke arahnya.     

"Kau hanya akan berdiri di sana dan tidak akan mengawalku?"     

Masih ingin bersikap wajar terhadap Neil dan tidak membuatnya curiga. Neil yang baru sadar dari lamunan, mengikuti Monna.     

Masuk ke dalam istana dan menemui Lomus Dominic yang sudah menunggunya di ruang tunggu. Lomus Dominic dengan cepat memberikan sambutan hangat begitu dia melihat Cattarina.     

"Cattarina!! Aku senang melihatmu kembali setelah sekian lama!"     

Lomus Dominc lalu menatap Neil yang sedang memberikan salam padanya.     

"Ah, aku hampir saja lupa kalau kau sedang mendapatkan tugas dari Belhart untuk menjaga Cattarina."     

Memahami kemampuan Neil dengan baik. Lomus Dominic memberikan tatapan paham bagaimana tugas penting ini diberikan pada Neil.     

"Ada apa, Yang Mulia? Anda mendadak sekali datang berkunjung. Padahal saat ini, jika Anda sedang mencari Belhart. Dia sedang tidak berada di dalam istana atau bekerja di ruang kerjanya. Karena sedang ada urusan di luar istana dan sepertinya akan pulang larut,"     

Monna agaknya merasa sedikit aneh dengan pengetahuan lengkapnya soal rutinitas Belhart. Tidak pernah diberikan kesempatan untuk tahu apapun soal Belhart ketika mereka pernah menikah satu kali di kehidupan terdahulunya     

Belhart dalam kehidupan Monna saat ini, sangat menerima dan memperlakukannya dengan baik.     

Sehingga tidak aneh bukan, jika Monna mendadak berpikir bahwa Belhart memang memiliki perasaan khusus padanya selain Neil? Namun semua itu dibantah Belhart halus dan tidak langsung.     

"Belhart yang sudah menginformasikan apa saja kegiatannya hari ini?"     

Mengangguk pelan dan menjawab sekedarnya dengan sopan.     

"Ya, Yang Mulia. Dan maaf jika hal itu mungkin kurang berkenan,"     

Lomus Dominic justru membulatkan matanya.     

"Kenapa harus membuatku kurang berkenan. Ketika keharmonisan kalian semakin membuatku lega?" berkata jujur dan tidak menutup-nutupinya.     

Neil yang tahu posisinya, lalu mengundurkan diri.     

Menjaga jarak aman untuk menunggu di luar ketika Lomus Dominic memilih bicara di ruang tamu istana putra dan menantunya.     

"Kalau begitu, saya akan meminta seseorang untuk menyiapkan teh."     

"Lily," panggil Monna     

Maju ke depan dan memberikan salam.     

"Ya. Yang Mulia."     

"Buatkan sesuatu yang kadar manisnya cukup dan hidangkan sesuatu sebagai tambahan untuk Yang Mulia Kaisar sekarang juga," pinta Monna.     

Diikuti anggukan Lily dan undur dirinya melaksanakan tugas yang diberikan.     

Ruangan mendadak menjadi kosong.     

Memunculkan beberapa ketegangan yang Monna rasakan tanpa diatur. Karena berpikir bukan sekedar kunjungan basa basi Lomus Dominic ingin menemuinya.     

Lomus Dominic yang bisa membaca pikiran itu, lantas berkata.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.