Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 144 ( Akhirnya Kembali )



Chapter 144 ( Akhirnya Kembali )

0"Kita bicarakan masalah itu nanti, Sayang, karena Monna baru saja bercerai dan suasana hatinya pati tidak baik. Jadi kita tidak boleh memaksa dan menentukan sesuatu secara spontan,"     

Monna tidak tahu harus menatap ayahnya seberterimakasih apa.     

"Jadi sekarang, biarkan dia beristirahat dan mengumpulkan tenaga,"     

Rubylic yang baru sadar sudah sangat keterlaluan, mengalah.     

"Ayah, benar. Namun sekalipun bukan sekarang. Ibu akan mencarikan calon terbaik untuk Catty secara perlahan agar tidak terjadi lagi kesalahan. Lalu membiarkan mereka mengenal lebih lama dulu. Tahu bagaimana sifat masing-masing dan memantapkan diri,"     

Monna hanya sanggup memutar kepala dan memakluminya.     

Soal jodoh dan pasangan hidup, memang selalu menjadi masalah penting bagi siapapun. Dalam dunia manapun dan Monna tidak bisa menghilangkan memori lamanya tentang pria yang pernah dia taksir di kantor.     

Hah!! Bagaimana dia sekarang? Apa sudah menemukan wanita yang dia sukai dan menembaknya?     

@ w.e.b.n.o.v.e.l     

Atau, apa isu soal dia yang dekat dengan Chintya benar?     

Tidak tahu bagaimana nasib Monna dalam kehidupan nyata di dunia yang lain. Monna mendadak semakin jatuh lemas, ketika dia membayangkan bahwa sudah tidak ada jalan baginya untuk kembali ke dunia nyata.     

Hanya akan terus terjebak dalam kehidupan fiktif Cattarina yang ternyata adalah bagian dalam dirinya yang lain.     

Monna lalu berjalan masuk ke dalam kamarnya. Sangat berterimakasih pada ayahnya yang paham betul bagaimana putrinya sangat kelelahan dan sudah tidak sanggup lagi membalas segala pertanyaan ibunya.     

Monna akhirnya kembali ke dalam kamarnya yang serba berwarna pink. Dengan beberapa renda-renda cantik yang menggantung. Segala macam aksesories wanita yang memenuhi seisi ruangan kamar. Dan benda-benda kepemilikannya pribadi yang tidak akan dia jumpai di kamarnya dalam istana.     

Sangat bertolak belakang dengan kamar Belhart yang kaku dan monoton.     

Kamar Monna yang begitu mencerminkan kamar seorang wanita muda. Benar-benar menunjukkan bagaimana dia sudah berhasil lepas dari bayang istana.     

Membaringkan asal tubuhnya di atas tempat tidur, ketika beberapa dayang masih sibuk mengisi bak mandi dengan air hangat dan beberapa wewangian bunga untuknya mandi.     

Monna secara iseng mengangkat tangannya ke atas.     

Seolah ingin menggapai langit-langit. Monna beberapa kali memainkan jemarinya membuka dan menutup.     

Merasakan seperti mimpi. Dan beranggapan bahwa semua ini tidak nyata. Monna masih saja sulit membedakan mana masa depan baru yang dia jalani dengan masa depan yang masih membayanginya.     

Padahal beberapa hari yang lalu dia sibuk berkeluh kesah dan pusing setengah mati dengan segala kemelut pikirannya yang kusut.     

Tapi, tanpa melakukan apapun. semua masalah langsung bisa teratasi dengan baik?     

Jika bukan seperti bermimpi dan tertidur. Lalu apa lagi?     

Entah apa yang memancing Belhart menginginkan perceraian.     

Namun keputusannya saat itu, memang tidak pernah Monna sangka.     

Sudah pernah membahas masalah tersebut satu kali. Belhart dengan tegas juga sudah pernah mengatakan kalau dia tidak akan pernah menceraikan Cattarina.     

Itu sebabnya, Monna tidak lagi berusaha mencari cara untuk membuatnya mengambil pilihan itu. karena hasil dan prosesnya tentu akan beresiko.     

Setelah Monna tidak pernah bisa lagi membayangkan masa depan dan berpatokan pada hal tersebut.     

Namun, tidak bisa juga mengabaikannya karena buka satu atau dua kali Monna bernasib tragis di akhir hidupnya. Namun sudah 4 kali.     

Dan hal tersebut sudah lebih dari cukup untuknya menyadari betapa penting sebuah langkah.     

Tapi, baru saja menyadari sebuah kehidupan kusut yang membelenggunya. Lalu, masih belum bisa memilah-milah mana yang sebaiknya dia lakukan lebih dulu. Dan mana yang harus dia singkirkan pada akhirnya.     

Perkataan Belhart sudah langsung membuat hati Monna lega.     

Seperti menjawab seluruh pertanyaannya selama ini. Sekaligus membantunya keluar dari seluruh kesialan yang akan atau sudah pernah dia alami.     

Pada akhirnya, jawaban yang dia inginkan berpusat pada Belhart.     

Selalu hanya berhubungan dengannya seperti memiliki ikatan benang yang kusut.     

Karena itu, mungkinkah pada kehidupan lain.     

Entah dimana.     

Cattarina dan Belhart pernah punya hubungan yang sangat rumit. Sehingga langit sulit untuk memisahkan mereka?     

Tidak ingin terus memikirkannya lebih jauh. Dan menenangkan pikiran. Monna langsung saja menatap ke arah Lily yang datang menghampirinya.     

"Nyonya, semua barang-barang Anda ingin langsung saya simpan dan letakkan seperti dulu? Atau, Anda ingin menatanya ulang?" tanya lily yang masih hafal betul soal tata letak semua pakaian, aksesoris, make-up Cattarina dan sebagainya.     

Memandangi satu per satu sudut ruangan yang ada di dalam kamarnya.     

Monna nampak setuju dengan ide Lily.     

"Sepertinya aku ingin merombak kamarku. Karena itu, letakkan semua barang-barangku di pinggir. Kecuali pakaian yang lebih baik langsung kalian simpan dalam lemari,"     

Mengangguk mengerti. Lily menyanggupi.     

"Baik, Nyonya."     

Masih belum terbiasa dengan panggilan 'Nyonya' padahal status pernikahannya dengan Belhart telah berakhir. Monna lalu berjalan ke kamar mandinya.     

"Airnya sudah selesai dipersiapkan?" tanya Monna mengejutkan beberapa pekerja yang tidak menyadari kedatangannya.     

Salah seorang lalu berdiri dan menjawab.     

"Ya, Nyonya. Dan Anda sudah bisa menggunakannya,"     

Mengangguk senang, Monna membalas.     

"Kalau begitu, kalian kembalilah mengerjakan pekerjaan lain dan bantu Lily beberes. Lalu biarkan aku menjernihkan pikiranku seorang diri tanpa ada yang mengganggu,"     

Dua pelayan lalu pergi.     

Membiarkan Monna mengerjakan segala pekerjaan seorang diri. Ketika dulu biasanya, Cattarina sering meminta mereka untuk mempersiapkan ini, melakukan itu, dan menambahkan yang lain.     

Setelah pulang dari istana, Cattarina jauh lebih pendiam dan dewasa.     

Tidak seperti penampilannya dulu yang sering marah-marah dan tidak jarang membuat banyak orang takut.     

Dimana sikap itu, sengaja tetap Monna tunjukkan ketika dia baru saja merasuki tubuh Cattarina agar tidak menimbulkan kecurigaan sekaligus kebingungan dari orang-orang rumah.     

Namun sekarang, setelah jiwa dan raganya sudah bersatu. Ditambah kenyataan soal Monna dan Cattarina adalah orang yang sama. Hanya terpisah jiwa menjadi dua bagian tanpa sebab yang bisa dijelaskan.     

Tapi, jika Monna mempelajarinya lebih jauh.     

Segala hal pasti berhubungan dengan karma buruk yang harus Cattarina, Sang Antagonist tanggung. Atas perbuatan buruk yang dia lakukan tanpa ada satu orang pun yang bisa menggantikannya.     

Dibutakan karena cemburu dan iri hati serta dengki.     

Kesalahan besar itu, menjadikan nasib buruk Cattarina pada kehidupan selanjutnya menjadi seperti lingkaran setan.     

Selesai melepaskan seluruh pakaiannya dan masuk ke dalam bak air hangat yang telah diisi berbagai wangian, sabun, dan bunga-bunga sebagai aksesoris sekaligus aroma tambahan.     

Monna mendapatkan kenyamanan yang selama ini dia inginkan.     

Kamar mandi privat. Tanpa ada hiruk pikuk banyak dayang yang mengelilinginya seperti sebuah pertunjukan dan ukuran kamar mandi yang wajar.     

Tidak perlu terlalu besar dan tinggi. Karena bagi Monna, kamar mandi hanya diperuntukkan untuk menyegarkan tubuh, pikirannya untuk beberapa saat, dan membersihkan tubuh.     

Menjadi ruangan yang terlalu luas tentu tidak diperlukan.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.