Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 191 ( Lakukan Sesuatu Pada As !! )



Chapter 191 ( Lakukan Sesuatu Pada As !! )

0Hingga pada satu kejadian.     

Alliesia yang sedih dan kesal, mendatanginya.     

Marah-marah dan menuntut perhatian. Sekaligus kata sepaham darinya dan pikiran satu kubu.     

Monna yang sedang menikmati 'tea time' sore, mau tidak mau mendengarkan. Meskipun merasa terganggu.     

Berhasil melewati malam itu dengan damai. Walaupun ada beberapa bagian kecil yang sulit Monna lupakan dan anggap tidak pernah ada.     

Baru lewat beberapa hari, Alliesia sudah kembali menuntut pembelaan darinya?     

Memang dia sudah lupa bagaimana terguncangnya Monna malam itu?     

Lalu sekarang, apa salahnya? Dan kenapa dia harus terlibat?     

"Anda harus melakukan sesuatu pada, As!!"     

Mengenali nama panggilan itu lebih baik dari siapapun di sekelilingnya. Monna lalu melirik beberapa pelayannya untuk pergi meninggalkan mereka.     

Menghela napas cukup panjang ketika nampaknya masalah baru muncul.     

Monna tetap berusaha bersikap sopan dan hati-hati. Meski saat ini hatinya sangat lelah.     

Dosa besar apa sih yang sudah dia lakukan? Kenapa benang kusut ini tidak pernah berakhir?     

Apa sekali lagi dia harus meninggal di tangan seseorang. Maka semuanya akan benar-benar menemukan akhir?     

"Alliesia Rustchel. Silahkan minum satu cangkir teh ini lebih dulu sebelum melanjutkan kekesalanmu,"     

Alliesia dengan cepat dan tanpa menunda-nunda. Langsung meminumnya. Meneguknya sampai habis. Sampai-sampai Monna berpikir serius.     

Apakah Alliesia begitu kehausan?     

Lalu, bagaimana jika dia masih sama seperti dulu? Meracuni Alliesia dengan sengaja. Wanita ini sama sekali tidak takut, sekalipun sudah pernah juga diberikan gambaran kehidupan di masa lalu?     

Tetap bersikap tenang, ketika pemikiran itu tidak ada gunanya.     

Monna lantas bertanya.     

"Ada apa? Apa kakakku menyakitimu?"     

Menarik satu helai tisu dengan kasar dan mengeluarkan air mata dan ingusnya. Monna agaknya terkejut.     

"Ya. Dia sudah menyakiti saya dan saya menuntut pembelaan dari Anda!!"     

Berdeham satu kali dan menemukan ada kalimat yang aneh.     

"Kakak yang sudah menyakiti Anda. Tapi Anda menuntut pembelaan dari saya?"     

Ikut bersikap sopan dan tidak sembarangan membalas. Monna yakin ucapannya ini tidak akan menyinggung siapapun.     

Hanya sekedar mempertanyakan kebenaran tuntutannya.     

Kenapa Asraff yang berbuat, Cattarina yang harus bertanggung jawab?     

"Ya. Dan apa Anda tahu alasan Asraff mengencani saya?"     

Kalian berkencan saja, secara diam-diam. Bagaimana aku bisa tahu alasannya?     

Alliesia sedang ingin membodohiku atau mengajakku perang?!     

"Saya tidak tahu. Bukankah Anda yang seharusnya lebih tahu, Nona Alliesia?" Masih tersenyum ramah dan menambahkan lagi teh hangat di cangkir kosong Alliesia.     

"Kakak tidak pernah mengatakannya?" Monna kembali duduk dengan tenang di kursinya.     

"Dia bilang, dia mengencani saya karena dia tertarik pada saya!"     

Masih bersikap netral dan menganggap wajar jawaban itu. Monna membalas santai.     

"Lalu?"     

"Lalu dia juga ingin melindungi adiknya!"     

Bergeming sejenak dan kehilangan kata-kata.     

"Kakak melakukannya demi melindungi saya?" ulang Monna.     

"Ya. Dan itu salah satu alasan kenapa saya datang kemari untuk menuntut penjelasan dan pembelaan dari Anda!"     

Menatap dengan ekspresi sangat sedih. Alliesia menambahkan.     

"Apa saya terlihat menyedihkan?"     

Menyangkal dan menggunakan kalimat pertanyaan yang mirip.     

"Sebaliknya. Saya yang ingin bertanya. Apa saya yang terlihat menyedihkan?" tanya Monna balik.     

Bukan bermaksud membuat lelucon. Namun mengeluhkan setiap keadaan buruk yang menimpanya. Monna lalu menambahkan.     

"Sehingga karena hal tersebut. Kakak sampai mengencani Anda untuk melindungi saya?"     

Menangis sedikit sesungutan. Alliesia menjawab dengan kata-kata yang mirip pernah Monna tanyakan padanya.     

"Karena saya bukan kakak Anda. Apa pertanyaan seperti itu pantas saya jawab?"     

Oke! Satu hal Monna tekankan.     

Seorang wanita yang sedang patah hati dan terluka akibat laki-laki, tidak boleh diajak berkompromi!     

Sehingga Monna lalu mengajukan pertanyaan lain.     

"Kalau begitu, sejak kapan kakak mulai mendekatimu?"     

"Sejak aku baru bekerja di istana," jawab Alliesia jujur.     

"Sudah sejak selama itu?"     

Alliesia mengangguk dan membenarkannya.     

"Lalu, bagaimana kau bisa tahu kalau kakakku sengaja mengencanimu untuk mendekatiku?"     

Menunduk sedih dan mengungkap fakta yang baru dia dengar.     

"As yang mengakuinya. Dia bilang, dia mendekatiku pada awalnya memang karena dia ingin menjauhkan aku dari Putra Mahkota."     

Monna sontak terkejut.     

"Kakak sengaja melakukannya, demi untuk menjauhkanmu dari Belhart?" ulang Monna sulit percaya.     

"Iya... hiks..hiks," membalas sangat sedih dan kecewa.     

Monna yakin perasaan Alliesia bukan sebuah kebohongan. Alliesia benar-benar menganggap Asraff sebagai pasangan hidup.     

Lalu, bagaimana dengan Asraff? Apakah kakak tidak merasakan hal yang sama?     

Tidak berani berasumsi karena segalanya masih abu-abu.     

"Aku akan membantumu bicara dengan kakak. Tapi permintaan seperti apa yang kau ingin aku bantu?"     

Datang secara langsung ke kediamannya, Alliesia pasti sudah mengumpulkan banyak keberanian.     

Mengacuhkan kemungkinan dia mungkin saja bisa bertemu Asraff dan dicegah untuk bertemu dengan Cattarina.     

"Aku hanya ingin kau menilai. Apa semua itu benar? Seluruh perhatian dan kasih sayang yang As berikan padaku. Apa benar semua adalah palsu dan dia tidak benar-benar mencintaiku?" tanya Alliesia.     

Sangat terluka dan sepertinya sudah tidak ingin percaya lagi pada cinta yang selalu tidak pernah berpihak padanya.     

Monna yang takut kejadian buruk terjadi padanya. Sama seperti kehidupannya ketiga. Buru-buru memberi penenangan.     

"Tenang Alliesia. Aku yakin kakak bukan laki-laki yang pengecut. Dia selalu tulus dan serius dalam menjalankan apapun. Tidak pernah setengah-tengah dan mempermainkan wanita. Bahkan kau mungkin adalah wanita pertama yang dia kencani," tukas Monna sangat yakin.     

Oke, dulu sekali memang pernah ada satu wanita yang Asraff sukai. Namun karena wanita itu mencintai pria lain dan memilih untuk menikah dengan kekasihnya. Asraff kembali menenggelamkan diri pada pekerjaan dan memperhatikan adiknya.     

Mencari sosok baru untuk menggantikannya cinta pertamanya. Dan orang tersebut kebetulan adalah Alliesia.     

Monna sesungguhnya mendapat paling banyak keuntungan.     

Namun, bukankah beberapa waktu lalu. Alliesia sempat ragu mengungkapkan kebenaran hubungannya dengan Asraff di depannya?     

Kini setelah semuanya sudah terungkap. Alliesia secara terang-terangan menanyakan pendapatnya?     

Melupakan sejenak betapa dia sangat ragu mengungkap hubungan mereka karena tidak percaya diri akan diterima keberadaannya dalam keluarga Bourston.     

Monna lalu menuntut penjelasan ini pada kakaknya. Kesal karena Asraff ternyata lebih lancang dari apa yang dia bayangkan dan berani mempermainkan seorang wanita.     

Monna tanpa menunda-nunda. Ketika mendengar kepulangan kakaknya malam itu, langsung melabraknya.     

Masuk sesuka hati ke kamar sang kakak dan tidak mempedulikan tata krama.     

"Kakak!!! Apakah yang Alliesia itu adalah benar?!"     

Berucap dengan cukup kencang dan berintonasi tinggi. Monna tidak memperhitungkan akan ada orang lain di kamar kakaknya.     

Terlihat sedang membicarakan sesuatu yang serius. Lalu setelahnya melihat tubuh telanjang itu dengan sangat jelas.     

Monna spontan berteriak.     

"Akkhhh!!"     

Menatap ngeri dan terkejut.     

"Apa yang kau lakukan di sana?"     

Monna jadi heboh sendiri.     

Memberikan pertanyaan reflek dan menutup matanya rapat-rapat. Ketika Monna melihat Belhart melepas pakaian atasnya dan berganti pakaian.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.