Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 241 ( Data Karyawan dan CCTV? )



Chapter 241 ( Data Karyawan dan CCTV? )

0"Bukan. Hanya saja, parfum yang Anda gunakan mirip dengan parfum yang gunakan oleh seseorang. Benar-benar sama persis. Dan saya sama sekali belum tahu jenis parfum yang dia gunakan,"     

Ada aroma mint. Campuran kayu manis, leather, lalu Woody. Yang sepertinya diracik khusus dan diberi sedikit campuran aroma buah sangat halus.     

Anda sudah sering menggunakannya?     

Dimana aroma ini jarang sekali Monna temukan di sekitarnya. Hanya ada dan digunakan oleh seseorang yang tidak pernah berada di dunia nyata.     

Anthonie dengan tenang duduk di atas meja.     

Bersandar pada pinggiran meja dan melipat kaki.     

"Aku sudah menggunakannya bertahun-tahun. Memang secara khusus aku meraciknya secara custom. Tapi, aku suka dengan aromanya. Seperti mencerminkan kepribadianku. Lalu, bagaimana menurutmu?"     

Menatap mata dan wajah yang begitu tampan itu.     

Monna merasa heran sendiri, untuk apa pertanyaan itu harus diajukan padanya?     

Memang Monna yang lebih dulu memancing pertanyaan. Tapi, dia butuh jawaban. Dan bukan pertanyaan balik.     

"Ya. Aromanya sangat enak. Saya menyukainya,"     

Meskipun seharusnya tidak berasal darimu!     

Monna membatin dengan kecewa.     

Lalu mengajukan diri untuk keluar lebih dulu. Mengabaikan segala pikiran konyolnya bahwa Anthonie adalah Belhart.     

Jangan bodoh Monna! Itu tidak mungkin dan mustahil.     

Monna lalu menenggelamkan dirinya dalam pekerjaan.     

Satu-satunya hal yang paling bisa dia kerjakan untuk mengusir pikiran meresahkan. Bagaimana cara agar dia bisa kembali ke dalam buku novel. Dan melanjutkan kehidupannya di sana sebagai Cattarina.     

Monna kini menertawakan pikiran konyolnya ini.     

Dulu, ketika Monna pertama kali masuk dalam dunia novel.     

Dia begitu ingin kembali ke kehidupan nyatanya. Meski di dunia ini tidak ada yang spesial. Namun paling tidak, dia aman dan selamat dari kematian bodoh sang antagonis.     

Lalu sekarang, ketika dia sudah diberikan kesempatan untuk kembali ke dunia nyata.     

Dia justru ingin kembali masuk dalam dunia novel?     

Menjalani kehidupan indahnya sebagai Cattarina Bourston.     

Memiliki keluarga kecil dan menjadi calon ratu.     

"Kau nampak banyak berubah, Monna."     

Datang menghampiri tanpa basa-basi. Wajah manis Endru memenuhi separuh pandangan Monna yang sedang mengamati langit-langit.     

"Ada apa kau mencariku?" tanya Monna dengan sikap cukup dingin.     

Bukan karena membenci Endru atau ingin bersikap sombong padanya. Hanya saja moodnya memang sedang buruk. Jadi Monna tidak ingin menurunkan lebih banyak mood baiknya.     

Endru nampak melihat ke sekeliling.     

"Kau baru saja masuk dari ruangan anak Pak Bos?"     

Menyebut nama Anthonie dlam pertanyaannya. Monna mengangguk.     

"Ya. Apa ada masalah? Kau ingin bertemu dengannya? Silahkan. Sepertinya di sedang kosong!"     

"Aku tidak punya kaitan pekerjaan dengannya. Jadi aku tidak akan pernah mungkin mencarinya. Hanya saja, apakah gosip tentang kalian adalah benar?"     

Monna seketika mengerutkan kening.     

"Sejak kapan kau menjadi biang gosip? Sudah bosan dengan keseharianmu dan ingin mencari bahan referensi?"     

Endru nampak menggaruk keningnya dengan gelisah.     

"Bukan seperti itu. Hanya saja. Aku mendengar sesuatu yang sedikit aneh tentangnya."     

Berbisik dan seolah takut-takut menyampaikan sesuatu.     

Monna menyimak.     

"Katakan. Dan jelaskan!"     

"Saat pertama kali dia masuk ke kantor. Tingkahnya sudah aneh dengan langsung meminta data karyawan padaku. Menyuruhku pergi ke bagian HRD untuk meminta seluruh data karyawan tanpa terkecuali. Dia juga nampak sangat serius saat meminta rekaman cctv!"     

Mendengarkan dengan serius dan tidak ingin kehilangan sesuatu yang penting.     

Monna tidak bisa memalingkan perhatiannya.     

"Apa yang sebenarnya kau maksudkan? Kenapa dia harus melakukan itu dan melihat rekaman cctv? Ada yang aneh di kantor kita? Atau, ayahnya meminta sesuatu?"     

Menggeleng dan masih berucap dengan kurang nyaman.     

"Aku jika kurang tahu. Tapi, menurut Naila, seketaris Pak Napoleon. Beliau tidak pernah memerintahkan apapun pada putranya."     

Bisikan Endru semakin pelan dan membuat Monna terus memajukan telinganya lebih dekat untuk bisa mendengarnya jelas.     

"Dan apa kau ingin tahu juga hal mengejutkan apa yang digosipkan tentangnya?"     

Merasa tidak nyaman ketika harus menggosipkan seseorang. Karena Monna pernah mengalami posisi dimana dirinya tidak bersalah. Tapi terus disudutkan dengan gosip tidak benar tentangnya.     

Berita kali ini mungkin berbeda kasus.     

Monna harus tahu. Karena dia juga mulai curiga pada Anthonie.     

Kenapa pria itu mendadak bisa baik padanya dan mengenalnya.     

Oke. Anthonie memang tidK pernah menyatakan secara langsung dia mengenal Monna.namun dari sikap dan sorot matanya. Monna merasa, Anthonie memahaminya. Tahu siapa dia dan apa yang Monna kerjakan selama ini.     

"Dia melakukan tindakan kriminal? Sikopat?"     

Bergidik dan hampir menjerit.     

"Apa yang kau katakan? Kenapa kau berpikir sejauh itu?"     

Mengabaikan kengerian Endru. Monna hanya membela diri dengan singkat.     

"Hanya asal bicara. Dan kau boleh melanjutkan ucapanmu," balas Monna.     

"Anthonie Guntaf, ternyata tidak menyelesaikan kuliah S2-nya di Amrik!"     

Terkejut ketika informasi sebenarnya yang sampai ke telinga Monna adalah hal yang berbeda.     

"Apa maksudmu? Jangan bercanda Endru! Tidak baik membicarakan hal yang buruk dan tidak benar tentang prang lain!"     

Aku sama sekali tidak berbohong. Aku serius dan hanya menyampaikan apa yang tidak sengaja aki dengar!     

Mungkin terdengar klise. Tapi, menurut beberapa orang berita itu benar.     

Tidak berani memberikan komentar. Monna yang tidak ada kaitannya dengan lulus tidaknya anak Pak Napoleon, menyelesaikan study-nya sampai benar-benar tuntas. Tidak ingin berusaha ikut campur.     

"Tuan Anthonie lulus atau tidak. Itu tidak ada hubungannya dengan kita, Endru.     

Dia punya keluarganya! Punya ayahnya yang sudah kaya dan punya perusahaan besar. Jadi, sekalipun dia gagal. Itu tidak akan memberikan pengaruh terlalu banyak.     

Sedikit meringis dan ingin meyakinkan Monna bahwa bukan hal itu yang sedang ingin dia bahas.     

"Aku bukan sedang ingin mengejeknya. Tapi aku sedang ingin membeberkan alasan aslinya," ucap Endru.     

Menatap dengan pasrah dan mata membulat.     

"Kau tidak penasaran dan ingin tahu?"     

Monna sama sekali tidak tahu harus menjawab apa.     

Sebenarnya tidak ingin penasaran. Namun dari nada bicara Endru seolah pria itu menemukan sesuatu yang hebat.     

"Apa itu?" tanya Monna menyerah pada keingintahuannya.     

"Anthonie ingin langsung bekerja di perusahaan ini. Mengabaikan segala permintaan ayahnya untuk memikirkan lebih matang bagaimana rencana dia. Karena Pak Napoleon berencana membuka cabang baru di negara sana untuk putranya. Namun, dia menolak!"     

Monna terus menyimak.     

"Entah apa target dan goals-nya. Anthonie dikabarkan sangat terobsesi kembali ke negara ini!"     

Monna menyikapinya dengan datar.     

"Mungkin dia sedang ingin langsung bekerja dan letih terus belajar?"     

"Ya. Kau benar. Mungkin seperti itu karena Tuan Anthonie dikabarkan sangat cerdas dan sukses mendapatkan nilai tertinggi di setiap mata kuliahnya."     

"Tapi, dia membuang semua kelebihannya itu untuk langsung kembali ke kota ini dan tidak melanjutkannya?"     

Endru mengangguk pelan.     

Pantas saja ada yang membicarakan keanehannya.     

Tidak bisa membaca pola pikirnya dan mengetahui maksud terselubungnya.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.