Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 245 ( Pria Itu Adalah Aku )



Chapter 245 ( Pria Itu Adalah Aku )

0"Seorang pria dengan pengalaman hidup yang normal. Menjalani kehidupan sehari-hari dengan belajar dan belajar. Menekuni berbagai hal untuk bisa menghabiskan lebih banyak waktunya hal-hal yang berguna. Lalu pada suatu hari, dia mengalami hal yang tidak masuk akal."     

Masih fokus pada pertanyaan pertamanya. Anthonie malah memindahkan pembahasan mereka ke pria lain entah siapa.     

Monna mengernyit.     

"Aku tidak pernah bisa merasa nyaman dengan hal yang disebut-sebut 'tidak masuk akal'!"     

Namun terkadang mungkin dipaksa untuk membiasakan diri dan menganggapnya wajar. Lalu masuk akal.     

Anthonie masih menjabarkan isi pikirannya.     

"Mengalami kecelakaan kecil lalu tidak sadarkan diri selama beberapa hari di rumah sakit. Pria ini mengalami mimpi yang sangat panjang dan luar biasa. Berkelana ke tempat yang asing dan menjadi orang lain."     

Monna menatap manik mata Anthonie dengan serius.     

"Sebentar! Apa yang baru saja kau katakan?"     

Tidak ingin berspekulasi. Dan lebih ingin mendengarnya secara langsung. Monna bertanya lagi dengan cemas.     

"Kau... berkelana ke tempat asing dalam mimpimu?"     

Membalas tatapan Monna dan membenarkannya. Sikap Anthonie yang misterius begitu mengundang tanda tanya.     

"Ya. Dan apa aku boleh melanjutkan cerita ini?"     

Berbelok ke sisi lain dan bukannya mengarah pada jalur yang benar menuju ke kantor mereka.     

Konsentrasi Monna pecah.     

@web.no.vel     

"Kita akan kemana? Dan kenapa Anda berbelok?" tanya Monna panik.     

"Kita tidak bisa terus bekerja ketika aku pasti tidak akan bisa fokus."     

Apa maksud pernyataan Anthonie?     

"Harus menuntaskan sesuatu dan memastikan sesuatu. Kita bicara empat mata dan kau tidak perlu cemas aku melakukan sesuatu yang buruk terhadapmu. Karena aku bukan pria jahat."     

Monna bergidik.     

"Apakah ada pria baik yang menyebut dirinya baik? Dan pria buruk, menyebut dirinya buruk?"     

Anthonie membenarkannya dalam hati.     

Menganggumi cara pintar Monna membalas kata-katanya dengan tepat.     

"Lalu, kalau begitu. Aku termasuk pria baik yang menyebut diri sendiri baik."     

Monna melemparkan tatapan terkejut sekaligus keberatan.     

Mengawasi jalur perjalanan Anthonie yang sepertinya berbelok ke arah kawasan elit dan Monna seolah mengenalinya dan menyadari sesuatu.     

"Anda membawa saya daerah rumah Anda?" tebak Monna.     

Tidak ingin memberikan titik pasti. Dan membiarkan Anthonie membenarkan. Anthonie benar-benar memperbaiki titik samar yang Monna patokan.     

"Bukan daerah sekitar rumahku. Tapi rumahku!"     

Monna mencengkram sabuk pengamannya dengan ngeri dna erat.     

"Tapi kenapa? Bukankah kita bisa bicara di tempat lain? Dan banyak tempat umum yang bisa kita gunakan!"     

Monna sungguh-sungguh ingin meloloskan diri. Melompat dari jendela mobil dan mengabaikan laju mobil yang masih berjalan pada kecepatan normal.     

Ini gila! Dan benar-benar gawat!     

Apa yang mau Anthonie lakukan dengan membawanya ke rumah?!     

Mengajaknya bertemu dengan keluarganya? Ayahnya, Napoleon Guntaf? Calon mertua jika mereka ingin punya hubungan khusus? Sekaligus bos besarnya?     

Bersikap tenang dan berusaha natural.     

Monna memilih mengandalkan kepala dingin.     

"Jika kau cemas bertemu dengan ayahku, kau tidak perlu gugup karena aku tidak tinggal bersama dengannya."     

Monna mengerutkan kening.     

Tidak tinggal bersama? Lalu Anthonie tinggal dimana?     

Dan yang lebih penting, bagaimana Anthonie bisa membaca isi pikiran Monna?     

Apa kegugupan Monna terlihat jelas?     

Anthonie ternyata membawa Monna masuk ke dalam sebuah rumah kosong dengan satu orang asisten rumah tangga di dalam.     

Letaknya masih berada dalam satu komplek dengan rumah ayahnya. Tapi berbeda atap. Dan itu tidak mengherankan karena Anthonie sudah cukup dewasa untuk tinggal seorang diri.     

Mungkin sebagai bentuk persiapannya untuk membina rumah tangga dan berkeluarga.     

Keanehan dan ketidak nyamanan ini memperlambat langkah Monna.     

Seolah tidak ingin masuk. Tapi mata memohon itu terlihat memprihatinkan.     

Monna tidak bisa mengabaikan lagi kemiripan antara mata Anthonie dengan Belhart.     

Sama-sama tajam dan sama-sama dalam.     

Sorot mata mereka terkesan mirip, tapi juga berbeda.     

Monna rasanya ingin mengubur dirinya dalam-dalam. Karena berani menyamakan suaminya dengan orang lain.     

"Masuklah dan rilekskan dirimu!"     

Menjadi wanita pertama yang nekat masuk dalam rumah seorang laki-laki meski di pagi cerah dan belum berencana melakukan apapun.     

Monna berucap getir tapi jujur.     

"Bagaimana saya bisa merasa nyaman, ketika Anda meminta saya langsung datang ke rumah Anda?"     

Menatap tajam dan tidak membiarkan dirinya dibodohi begitu saja.     

"Terlebih lagi, apa-apaan semua foto data-data lengkap di papan kaca itu? Anda melakukan investigasi khusus terhadapku?"     

Melihat sang asisten rumah tangga dengan cepat sudah menyodorkan mereka dua gelas minuman dan pergi.     

Asisten rumah tangga wanita ini sama sekali tidak merasa terganggu tinggal satu dengan majikan yang luar biasa aneh?     

Melihat beberapa foto dirinya dalam beberapa sudut dan gaya. Monna juga melihat biodata pribadi lalu CV karyawannya berada di sana.     

Otak Monna berpikir cepat.     

Inikah alasannya Anthonie menyuruh salah satu staf-nya untuk memberikan data karyawan di perusahaan Guntaflow padanya?     

Monna terus mengawasi papan mengerikan itu dengan gugup dan tajam.     

Menyadari kesalahan terbesarnya masuk ke sarang abu-abu. Entah iblis, entah malaikat.     

Anthonie langsung mengucapkan sebuah kalimat yang mengejutkan.     

"Calon raja, Negeri Geraldy. Belhart Dominic Gerald."     

Membesarkan bola mata dan menatap Anthonie tanpa berkedip.     

"Anda kenal dengan nama itu?" ucap Monna terkejut.     

Tidak memberikan respon besar apapun, tapi sedikit bergerak. Ketika nama Belhart keluar dari mulut Anthonie.     

Monna merasakan firasat buruk.     

"Pria yang sejak tadi aku ceritakan padamu adalah aku. Pernah mengalami sebuah pengalaman hidup yang aneh dan membuat kepalaku pusing atau hampir pecah."     

Anthonie lalu duduk di hadapan Monna.     

Tidak bisa menutupi apapun lagi dan harus mencari tahu sendiri arti mimpinya.     

## Situasi lalu kembali ke 3 bulan yang lalu ##     

Sibuk mengurusi skripsi dan melakukan beberapa pekerjaan sampingan untuk menambah ilmunya di bidang bisnis sembari menjadi pembicara yang handal.     

Segala rutinitasnya di New York berjalan begitu mulus tanpa kendala. Mata kuliahnya lancar dan nilai terbaik selalu Anthonie dapatkan.     

Namun sebuah insiden mengacaukan konsentrasinya.     

Tidak sengaja tertimpa reruntuhan dan mengalami koma selama satu minggu. Anthonie benar-benar dibuat tidak berhenti berpikir dan bergerak dalam kondisi pasif.     

Mimpi yang dia lihat pada masa itu pun menambah ketidak percayaannya.     

Seolah-olah bertransformasi ke dunia lain dan menjadi orang lain.     

Cerita ini menjadi pembuka masa-masa fantastisnya.     

_     

Di rumah Anthonie.     

<< Anthonie : "Aku melihat diriku menjadi seperti seorang Pangeran."     

Menjerit dan tidak ingin mempercayainya. Monna menjerit.     

Monna : "Itu tidak mungkin dan mustahil!"     

Perasaan cemas membanjiri otak Monna. >>     

_     

Lalu dimasa 3 bulan lalu.     

Anthonie memang mungkin sedang berada di dalam kondisi yang cukup serius ketika dia sedang dalam masa pemulihan.     

Namun samar-samar dimasa dia tidak bisa sadarkan diri. Anthonie bisa mendengar para dokter dan suster mengatakan bahwa kemungkinan dia bisa sadar sangat tinggi.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.