Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 205 ( Masih Cinta )



Chapter 205 ( Masih Cinta )

0Prang!!     

Suara nampan jatuh dan gelas pecah terdengar.     

Mengundang semakin banyak perhatian melirik ke arahnya. Sang pelayan langsung merasa bersalah dan meminta maaf.     

"Ma-ma-maafkan saya, Nyonya!"     

Teriak pria pengantar minuman yang nampak tertekan. Takut akan dimarahi dan mendapatkan hukuman dari bosnya.     

Rubylic malah mempericuh keadaan.     

"Catty!! Gaunmu..!!"     

Menutup mulut dengan satu tangan lalu menunjuk salah satu bagian gaun Monna yang ketumpahan wine.     

Monna melirik noda itu dengan pandangan kesal. Bermaksud keluar diam-diam dan tidak mengundang masalah. Sekarang perhatian semua orang tertuju padanya?     

Beberapa pasang mata yang sebelumnya sempat melihat ke arahnya dengan dingin, kembali menatapnya.     

Terlihat sinis dan bahkan lebih tidak senang.     

"Lihat yang dilakukan Putri Bourston itu? Apa aku bilang, dia memang sengaja mencari perhatian Putra Mahkota?"     

Mengerutkan kening karena suara mereka terdengar jelas meski tidak ingin dan hanya berbisik.     

Monna menatap balik beberapa pasang mata itu.     

Bermaksud melawan balik. Tapi sepasang mata penuh daya tarik menatapnya. Seolah menunggu-nunggu moment kemarahannya meledak. Monna menatap Detriana dengan pandangan aneh.     

Merasa wanita itu bukan hanya unik mungkin karena berasal dari negara lain. Tapi juga seolah hidup dengan bebas dan ingin terus menemukan hal baru yang belum pernah dia lihat.     

Belhart dengan sikap gentle, melepas jubahnya dan memakaikannya pada Monna.     

"Hati-hati denga pecahan kacanya dan menjauhlah!"     

Lagi-lagi merepotkan dan ditolong.     

Tatapan dingin itu tidak hanya berhenti sampai di sana.     

"Apa yang Anda lakukan, Yang Mulia? Kenapa Anda malah menolongnya?"     

"Dia tidak apa-apa dan hanya sedang mencari perhatian dari Anda!"     

Bermaksud ingin membela putrinya dan maju ke depan dengan gagah berani. Monna justru menahan ibunya agar tidak mendapatkan masalah.     

Belhart maju mewakili Rubylic.     

Menatap dingin dua wanita yang berani berbicara lancang di hadapannya. Belhart mengenali dua wanita itu sebagai Duchess Turvadia dan Marquess Longbeni.     

Salah satu orang penting dalam sosialitas.     

"Anda tidak banyak berubah, Duchess Turvadia. Selalu dan selalu. Memercikkan api di tengah-tengan kondisi tenang. Anda lupa dengan peringatan terakhir yang aku berikan?"     

Diam sesaat dan merasa dalam bahaya. Duchess Turvadia masih saja menunjukkan sikap tenangnya.     

"Yang Mulia. Saya sama sekali tidak ingin memercikkan api. Hanya mengatakan semua apa adanya," Duchess Turvadia langsung melirik Marquess Longbeni.     

"Bukan begitu, Marquess Longbeni?"     

Melirik Putra Mahkota dan Duchess Turvadia secara bergantian.     

"Saya kurang tahu, Nyonya. Tapi sepenglihatan saya. Keadaan genting memang terjadi. Dan Nyonya Cattarina yang memicunya lebih dulu. Bukan begitu?"     

Merasa ragu tapi tetap mendukung Duchess Turvadia. Marquess Longbeni tahu sebentar lagi dia akan ikut menerima nasib buruk.     

Belhart dengan sengaja menginak pecahan gelas kaca di dekatnya. Mengeluarkan bunyi 'kretek!' dan itu membuat Duchess Turvadia dan Marquess Longbeni bergidik.     

Tertegun dan merasa telah salah bicara.     

"Cattarina sama sekali tidak mencoba mencari perhatian dariku."     

Berucap dengan nada marah dan tertekan.     

"Sebaliknya, aku yang ingin terus mencari perhatiannya. Mengejarnya tapi dia tidak pernah menerimaku. Kalian.. sungguh penasaran dengan kisah hubungan kami yang sebenarnya?"     

Menatap tanpa bisa berkata-kata.     

Apa yang sedang Belhart coba lakukan?     

Menahan tangan Belhart dan berusaha membuat Belhart tidak mengatakan omong kosong.     

"Hanya karena kami sudah bercerai. Kalian pikir, kalian bisa meremehkannya? Merundungnya dan membuatnya terluka. Kalian pikir, kalian punya hak?"     

Maju satu langkah dan kembali membuat bunyi kretekan yang tidak enak di dengar. Sang pelayan yang membuat gelas pecah berhamburan dan berniat membersihkannya pun tidak berani beranjak.     

Hanya mundur beberapa langkah ke belakang dan menyelamatkan diri.     

Sorot mata tajam dan menintimidasi kembali Belhart munculkan di hadapan orang lain.     

"Aku tidak peduli siapapun kalian. Kekuasaan dan kekuatan keluarga semacam apa yang kalian punya. Jika kalian berani mengulanginya lagi. Aku, Belhart Dominic. Bersedia melakukan apapun sesuka hatiku pada kalian!"     

Memancarkan tatapan iblis dan keji.     

Monna tahu, Belhart pasti punya kemampuan yang besar untuk membuat siapapun takut padanya     

Tidak berani menatap bahkan mungkin bisa terkencing-kencing.     

Duchess Turvadia dan Marquess Longbeni mundur ke belakang dengan langkah cepat. tidak mengucapkan apapun dan terus mencari keselamatan.     

Belhart yang sudah menuntaskan apa yang dia inginkan, berbalik.     

Merubah ekspresinya dengan cepat dan kembali menetralkannya. Belhart segera mencari sosok Monna.     

"Kau baik-baik saja? Tidak ada yang terluka dan... abaikan mereka. Lalu tidak usah pedulikan!"     

Detriana bertepuk tangan dengan meriah.     

Merasa senang dan siap menyanjung.     

"Luar biasa! Prilaku Anda patut dipuji, Yang Mulia. Sangat kesatria dan membuatku sangat iri. Hubungan kalian ternyata masih sangat baik?"     

Baru akan mengucapkan terima kasih dan bernapas lega.     

Ekspresi Monna kembali menjadi tegang karena menyadari keberadaan Detriana.     

Wanita yang terlihat paling santai dan mungkin tahu menahu permasalahan apa yang terjadi. Tapi cukup pintar untuk menangkap situasi.     

"Aku sama sekali tidak membutuhkan pujianmu, Detriana!"     

Sama-sama memanggil dengan sebutan akrab. Belhart ternyata juga mengistimewakan Detriana.     

Kesal karen kenyataan itu menganggunya. Monna tidak lantas ingin meladeni mereka lagi.     

"Ayo, Ibu! Kita pergi dan jangan berlama-lama di sini!"     

Mengurungkan niat untuk mengucapkan terima kasih dan mengomentari pembelaan Belhart terhadap dirinya.     

Rubylic yang terlihat bingung, mengikuti.     

"Catty, tunggu ibu. Dan kita jalan bersama,"     

Mengucapkan pamit melalui tatapan dan salamnya. Rubylic segera menyusul putrinya.     

Sedangkan Balhart yang tidak puas, berkeluh kesah.     

"Kenapa Catty terlihat buru-buru sekali? Begitu pentingkah urusan yang harus dia kerjakan?"     

Tersenyum kemudian tertawa terbahak-bahak.     

Detriana yang tidak bisa menahan perasaan gelinya. Menekan perut dan menggeleng dengan tidak percaya.     

Mengundang perhatian dan kebingungan lain muncul dalam wajah Belhart.     

"Sekarang kau kenapa lagi? Tidak bisa berhenti bertingkah aneh?"     

"Maafkan aku. Aku hanya tidak bisa tidak sebahagia ini ketika menemukan sebuah permainan yang menarik!"     

Berusaha menghentikan tawanya dan mengusap air mata yang reflek keluar karena tidak sanggup menahan perasaan senang.     

"Apa kau ingin tahu sebuah rahasia?"     

Memberikan tatapan tidak tertarik dan sudah biasa dipermainkan oleh Detriana. Belhart bersikap acuh.     

"Sekarang apa lagi? Kau ingin mempermainkan aku lagi?"     

Menggeleng dengan berdecak.     

"Tidak sama sekali. Sebaliknya, aku ingin memberikan satu informasi penting untukmu. Informasi yang berkaitan dengan mantan istrimu, Putri Cattarina. Dan pasti akan mengundang ketertarikanmu,"     

Detriana yang langsung bisa melihat perubahan wajah Belhart merevisi.     

"Aku ralat. Kau pasti akan langsung begitu aku menyebut namanya. Kau sungguh pria yang malang dan memprihatinkan, Belhart!"     

Separuh mengejek dan separuh mungkin mengerti.     

Belhart yang tidak senang diberikan perhatian berlebih, bersikap kasar.     

"Apa sebenarnya maksudmu? Kau tahu sesuatu? Tentang apa?" tanya Belhart dengan nada bicara yang tidak puas.     

Detriana memberikan tatapan penuh arti. Melirik keluar jendela dan mengamati kepergian Cattarina beserta ibunya yang sedang menaiki kereta kuda.     

"Dia masih mencintaimu, Belhart."     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.