Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 229



Chapter 229

0Langkah tergesa-gesa Detriana terhenti. Dan sorot mata tajamnya langsung Detriana layangkan pada Belhart untuk terakhir kalinya.     

"Lalu, teruntukmu! Kita lihat apa yang akan aku lakukan padamu nanti! Akan aku tuntut ganti rugi dan kompensasi. Aku juga akan membuat perhitungan denganmu!"     

Mengabaikan keterkejutan semua orang yang tidak pernah melihat seorang ratu mudah sekali mengucapkan kalimat penyerangan.     

Detriana berbalik pergi.     

Meninggalkan istana Dominic dan kembali ke negaranya.     

Sepeninggalan Detriana, Lomus Dominic baru angkat bicara.     

"Apa tidak apa-apa kau membiarkannya seperti itu? Lalu, apa dia memang terbiasa seperti itu?"     

Baru saja mendengar lebih dari satu kali kata makian dan ancaman.     

Jika orang lain yang mendengar. Mereka mungkin akan langsung menyanggupi tantangan Detriana. Menganggap Detriana serius dan tidak main-main.     

Namun, Belhart sama sekali tidak ingin memusingkannya.     

"Tidak usah pedulikan dia, Ayah. Cukup abaikan. Dan anggap dia hanya sekedar berkicau."     

Monna segera memberikan tatapan tajam.     

Semua orang akhirnya melanjutkan acara selamatan mereka kembali.     

***     

Waktu bergulir dengan cepat.     

Berharap hubungan Neil dengan Detriana lancar. Monna sama sekali tidak mendengar kabar apapun tentang mereka.     

Sibuk dengan rutinitas baru perihal kemampuan uniknya.     

Kejadian tidak terduga terjadi.     

Sibuk mencari sesuatu dan menggeledak. Monna sibuk berpikir dengan keras.     

"Belhart.. bisa kau jelaskan bagaimana buku ini ada di sini?"     

Menatap dengan ekspresi tenang. Belhart sudah menduga kecurangannya akan ketahuan suatu saat.     

Namun Belhart masih berpura-pura.     

"Entahlah, Monna. Mungkin kau yang meletakkannya di sana?"     

Terus memperhatikan buku itu dengan seksama dan berpikir keras.     

"Itu mustahil. Aku meninggalkannya di Netville. Tapi bagaimana buku ini bisa ikut denganku kemari?"     

Mendadak kikuk dan bergidik.     

Belhart belum memberikan jawaban apapun.     

"Sekarang jelaskan padaku. Apa maksud semua ini?     

Bagaimana buku pribadiku bisa ada di sini?     

Menyorotkan mata penuh sidak.     

Belhart terus membiarkan Monna memutar otak.     

Yakin tidak membawa buku itu serta karena merasa sudah cukup dewasa dan tidak layak terus mengeluh dengan kesal di bukunya.     

Monna tidak pernah mengizinkan siapapun untuk menyentuh atau membukanya.     

"Sekarang jelaskan padaku! Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan?" tanya Monna.     

"Kenapa bukuku ada di sini padahal aku tidak pernah membawanya? Tidak juga pernah menunjukkan padamu. Dan membawanya ke ruang kerjamu."     

Monna yang awalnya hanya ingin mencari bolpoint. Akhirnya harus menggeledah laci meja kerja Belhart yang selama ini tidak pernah dia sentuh.     

Tidak akan pernah tahu keanehan ini jika tidak melihatnya secara langsung dan mempunyai alasan yang terlalu kebetulan.     

Belhart mengakui kesalahan besarnya tidak menguci laci ketiganya.     

Berpikir tidak ada satu orang pun yang akan berani atau berniat membuka area privasi kerjanya.     

Lalu jika boleh jujur, Belhart juga tidak terlalu tega terus menyembunyikan buku rahasia itu pada Monna. Sehingga terkadang Belhart berpikir, tidak ada salahnya jika suatu saat Monna menemukan buku tersebut lalu bertanya.     

"Itu memang adalah bukumu. Buku yang asli dan buku yang terus kau curhati."     

Monna menautkan alisnya.     

Sudah terbiasa dengan hal-hal magis. Hingga informasi spiritual yang mencengangkan.     

Monna menyerang dengan tepat.     

"Kau menggunakan sihir untuk menduplikasi bukuku?"     

Yakin buku miliknya telah terbagi menjadi dua. Namun isinya sama semua ketika Monna membuka lembar demi lembar halamannya.     

"Bagaimana itu mungkin? Bahkan tulisan terakhirnya sama? Dan sejak kapan kau mulai menyimpannya?"     

Belhart pada akhirnya memilih untuk mengakuinya.     

"Cukup lama. Sebelum perceraian palsu kita aku umumkan."     

Menatap takjub dan separuh kesal.     

"Apa yang katamu?"     

Belhart sudah memiliki bukunya sejak lama?     

Bagaimana mungkin? Dan bagaimana bisa?     

Belhart menatap dengan pasrah.     

"Aku meminta bantuan Hulck. Dan aku menduplikasi buku catatanmu. Sengaja menggunakan sihir dan membuat buku catatan itu mencatat apa saja yang kau tulis dengan buku lainnya."     

Monna segera menatap paham.     

Jadi, bisa diartikan bahwa ada kemampuan sihir duplikasi untuk meng-copy tulisan tangannya kapanpun dan bagaimanapun situasinya?     

Buku yang ada ditangannya saat ini adalah buku asli miliknya. Lalu buku yang selama ini Monna simpan dan tulis apapun yang dia mau, adalah palsu?     

Buku yang terhubung dengan buku asli.     

Lalu semua isinya telah dibaca oleh Belhart?!     

Monna membulatkan tatapannya.     

Menatap tajam lalu frustasi.     

Monna ternyata telah berhasil ditipu dan diperdaya?     

"Karena ini juga alasannya kau bisa tahu lebih banyak soal kepribadianku? Soal renkarnasiku dan jiwaku yang lain?"     

Belhart langsung menjawab gamblang.     

"Tidak sepenuhnya begitu,"     

"Tapi buku itu memang sangat membantuku. Membuatku paham apa yang kau pikirkan dan cemaskan. Hingga berbagai mimpi mengerikan yang kau mimpikan setiap malam sampai mengigau."     

Belhaet memberikan tatapan penuh arti.     

"Aku cukup lega ketika mengetahui mimpi itu perlahan menghilang," ungkap Belhart.     

"Berganti dengan mimpi indah tentang masa depan kita."     

Monna sontak terkejut. Menyentuh kening dan merasakan ketidak benaran.     

"Bahkan soal mimpiku akhir-akhir ini pun, kau tahu?"     

"Tidak ada rahasia dalam rumah tangga, Catty. Sebaiknya tidak ada!"     

Tapi semua ini lebih mengarah pada paksaan dan kurang masuk akalnya cara Belhart bisa mengetahui seluruh kenyataan tentang dirinya.     

Monna lalu memutuskan untuk mendinginkan kepalanya.     

Malas berdebat dan memmilih untuk bersikap dingin lebih dulu dengan sengaja.     

"Aku lelah. Dan kau lebih baik merenungkan lagi apa saja yang kau rahasiakan dariku!".     

Berpikir mungkin masih ada hal yang Belhart sembunyikan darinya dan rahasiakan.     

Belhart menatap dengan ambigu.     

"Tidak ada lagi yang aku rahasiakan. Dan tidak ada lagi yang aku tutupi darimu. Hal seperti itu saja tidak kau percaya dan sekarang kau mulai curiga?"     

Bersikap angkuh dan acuh. Monna memberikan tatapan dingin.     

"Ya. Tentu. Kenapa tidak? Kau ingin marah dan protes? Padahal hal itu yang seharusnya aku lakukan terhadapmu!"     

Belhart terdiam.     

Tidak melanjutkan perdebatan. Dan memutuskan untuk membujuk dan bersikpa manis.     

"Ayolah, semuanya sudah lewat dan aku sudah mengakuinya sekarang. Aku memang salah dan aku memang patut dimarahi. Namun, masihkah istriku yang cantik dan menawan ini memaafkanku dan mengampuniku?"     

Monna mengabaikan bujukan Belhart. Berjalan keluar dari ruang kerja Belhart. Lalu kembali menuju ke kamar untuk beristirahat.     

Ketika keinginannya untuk melanjutkan perkerjaan, menghilang.     

Berganti dengan perasaan kesal dan lelah karema baru saja mendapat kejutan.     

Ketika mereka tidur bersama pun Monna sengaja memalinhkan tubuhnya. Tidak berbalik menghadap Belhart dan membuang muka.     

'Anggap ini adalah balasan yang pantas untuk semua kepintaranmi memperdaya aku!'     

Berucap cuek dalam hati lalu tersenyum kecut.     

Monna sebenarnya sudah tidK marah. Hanya saja, keisengannya mendadak muncul. Ingin mengerjai Belhart balik, agar skor mereka satu sMa.     

Monna kahirnya tidur lelap malam itu.     

Mengabaikan seluruh permohonan dan janji yang Belhart ucapkan. Tentang dirinya yang tidak akan mengulangi kecurangan dan memanfaatkan kesempatan dengan cara salah.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.