Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 228



Chapter 228

0Berpura-pura menimbang-nimbang dan berpikir.     

Belhart menjawab santai.     

"Entahlah. Semua tergantung Neil. Tapi.. "     

Nampak menyimak dan sangat menantikan kalimat lanjutannya. Detriana tanpa sadar menjadi gugup.     

Monna yang mengawasi menggeleng samar. Tidak ingin terlibat dan lebih baik menjadi penonton.     

Detriana bertanya dengan tidak sabar.     

"Tapi apa?" serang Detriana tidak tenang dan menyalak. Detriana nampak belum siap mendengar berita buruk.     

"Tapi semua bergantung bagaimana perasaan Neil padamu!"     

Ungkapan Belhart semakin mengundang tanda tanya.     

"Memangnya kau tahu bagaimana perasaan Neil?"     

Menatap samar dan masih bersikap sangat tenang.     

Belhart mengulas senyum tipis dengan sengaja.     

"Ya. Karena tidak ada hal yang dia tutupi dariku."     

Monna menatap penuh ragu.     

Detriana dengan acuh dan sombong, menyindir.     

"Termasuk soal perasaannya terhadap istrimu dulu?" tanya Detriana membuat perbandingan.     

Memainkan lidah di dalam mulut dan menatap sinis.     

"Itu masa lalu. Dan kita tidak perlu membicarakannya sekarang."     

Seluruh penonton yang terkejut, tertegun.     

Melirik Cattarina sedikit, lalu terus menyimak.     

Monna hanya memamerkan senyum ketir.     

"Neil pasti sedang merasa lelah. Mungkin tidak ingin melanjutkan hubungan kalian kembali,"     

Detriana langsung memotong dengan beringas.     

"Hentikan pembicaraan dan asumsi bodohmu itu!!"     

Detriana nampak garang dan ketakutan.     

"Bagaimana mungkin Neil bisa berpikir seperti itu dan mencoba menjauh dariku?!! Itu tidak mungkin, Belhart. Sangat tidak mungkin!"     

Detriana menunjukkan sorot mata penuh percaya diri dan yakin.     

Tidak ada pertentangan berarti yang terjadi antara dirinya dengan Neil.     

Sehingga, mana mungkin tanpa sebab dan alasan yang jelas. Neil lelah pada hubungan mereka?!     

Memang mungkin sedang memasuki fase kejenuhan dan salah paham.     

Detriana sama sekali tidak pernah berpikir atau ingin berpikir, Neil akan meninggalkannya secara sepihak tanpa kejelasan. Kabur darinya ketika Detriana mungkin akan mengejarnya sampai ke ujung dunia.     

"Bukankah kalian merahasiakan hubungan kalian? Itu sebabnya, Neil nampak terbebani ketika dia harus terus menyembunyikannya."     

Memukul meja dan menatap tajam.     

Detriana yang sudah dibutakan oleh cinta tidak bisa bersikap sabar dan wajar.     

Buk!!     

"Tarik ucapanmu, Belhart Dominic! Atau jika tidak, aku akan mengibarkan bendera perang pada kerajaanmu!"     

Mucklis Rubb, sang sekretaris sekaligus abdi kepercayaan mulai berkeringat dingin.     

"Yang Mulia Ratu! Anda tidak bisa mengatakan hal itu dengan mudah begitu saja! Mendelegasikan perang?! Anda sudah gila dan tidak masuk akal??!"     

Ketakutan ketika mungkin ucapan ratu mereka dipercaya. Tidak ada satu orang dari kerajaan Amoera yang tidak panik dan frustasi.     

Belhart masih saja senang bermain-main.     

Mungkin ingin mengetes Detriana dan mengetahui seberapa serius Detriana menjalani hubungan dengan Neil.     

Belhart mengakui bahwa selama ini dia tidak terlalu mempedulikan bagaimana usaha dan perhatian tinggi Detriana terhadap Neil.     

Hanya tahu Detriana mengejar Neil seperti mengejar seekor tikus dan terkesan bermain-main.     

"Kepergiannya sudah menjadi sebuah bukti. Mungkin lelah. Mungkin juga bosan,"     

Monna menggigit bibirnya dengan cemas lalu memperingatkan.     

"Belhart.."     

Hanya memanggil nama. Namun Monna yakin Belhart paham betul yang dia maksudkan.     

"Aku yakin sudah memperingatkanmu! Berhenti mengatakan omong kosong dan beritahukan saja dimana Neil! Aku butuh dia sekarang dan aku tidak sedang ingin bicara denganmu!"     

Terlampau emosi dan tidak membutuhkan negosiasi atau komentar.     

Belhart bisa melihat isi hati Detriana melalui matanya yang seolah takut dan cemas.     

"Sebelum aku menjawab. Apa kau bisa menjawab satu pertanyaanku lebih dulu?"     

Mungkin akan langsung membalikkan meja tanpa perlu peduli kesopanan dan merasa sangat lelah.     

Belhart lebih dulu melanjutkan ucapannya, sebelum Detriana memakinya dengan sejuta umpatan yang menyumbat telinganya.     

"Apa yang akan kau lakukan jika Belhart mendadak ingin putus denganmu? Kau akan membiarkannya? Atau.. kau akan tetap mempertahankannya? Dan semisalkan saja, Neil sudah tidak lagi punya perasaan yang sama denganmu. Apakah aku akan mengikatnya seperti seekor peliharaan?"     

Bukan bermaksud bicara sarkas atau menyakiti perasaan orang lain. Belhart hanya sedang ingin berandai-andai.     

Mengatakan apa yang terlintas dalam benaknya. Dan memberikan kesiapan hati bagi Detriana menerima kemungkinan terburuk.     

Walaupun kemungkinan itu tidak akan terjadi, karena pria yang sedang Detriana cari sampai ingin gila, sedang berada di dalam perjalan menuju ke negeri Amodimeda.     

Air mata yang terus ditahan sejak semalam, akhirnya pecah.     

"Hua.hh.. aku benci padamu, Belhart! Kenapa kau kejam sekali mendoakan aku seperti itu? Aku tidak pernah merundungmu. Aku justru lebih sering membantu dan menolongmu. Tapi, inikah balasan yang aku dapat atas budi baikku terhadapmu?"     

Detriana mencari sang abdi kepercayaannya.     

"Muklis... aku benci padanya. Cepat delegasikan perang untuk negara ini dan hancurkan kerajaan jahat mereka!"     

Mengecilkan volume tangisnya yang tinggi.     

Detriana berpikir ulang.     

"Tidak. Cukup deligasikan perang dengannya. Karena penghuni Geraldy tidak seburuk dirinya!"     

Muklis Rubb yang punya hati lembut, tidak tega melihat majikannya bersedih.     

"Tenang, Ratu Detriana. Saya yakin semuanya adalah salah paham. Dan Tuan Neil tidak bermaksud buruk atau meninggalkan Anda."     

Sebagai orang kepercayaan. Hubungan Ratunya dengan Neil, tidak dirahasiakan padanya selama ini.     

Dan jika boleh lebih jujur. Sebenarnya sudah ada banyak orang di kerajaan Amoera mengetahui hubungan Ratu mereka dengan salah satu penduduk negeri Geraldy.     

Tidak menentang dan tidak memberikan dukungan karena hubungan mereka tidak diumumkan. Lalu akan aneh juga jika mereka mendadak mengutarakan pendapat.     

Tidak ada satu orang pun yangberusaha ikut campur dengan urusan pribadi Detriana.     

Monna segera saja menghentikan kegilaan ini.     

"Berhenti sampai di sini dan jangan menggila, Belhart!" sangah Monna.     

Berdiri di tengah-tengah dan kemudian menatap Detriana. Monna menunduk sopan ketika dia menyapa Detriana dan meminta maaf.     

"Maafkan atas kenakalan suami saya, Yang Mulia Ratu!" ucap Monna sopan dan menjujung tinggi tata krama.     

"Saya mungkin tidak bisa menjabarkan bagaimana perasaan Neil terhadap Anda saat ini karena hanya Neil seorang yang pantas mengatakannya. Tapi, apapun yang suami saya katakan. Tolong Anda abaikan!"     

Detriana dengan cepat berbalik dan menatap sinis Belhart.     

Tahu Belhart mempermainkannya dan sengaja mengobrak-abrik perasaannya yang sudah kacau.     

"Kau benar-benar terlalu, Belhart!"     

Mengepalkan tangan lalu menghempaskannya dengan kesal ke sembarang arah.     

Belhart menanggapi dengan tenang.     

"Neil sudah kembali ke negara Amodimeda untuk mencari Anda, Yang Mulia. Jadi sebenarnya, tidak ada gunanya Anda mencarinya di sini dan bergelut dengan Belhart."     

Detriana menunggukan tatapan terkejut.     

"Neil sudah kembali ke negaraku dan dia mencariku?"     

Penasaran dan menjadi tidak sabar. Detrianan menormalkan kembali sikapnya menjadi lebih anggun.     

Mengangkat gaun lalu memberi salam perpisahan.     

"Terima kasih, Putri Cattarina. Dan maafkan ketidaksopanan saya. Lalu untuk semua orang yang hadir dalam acara ini. Saya ucapkan maaf yang sebesar-besarknya karena telah bersikap gegabah. Saya akan segera kembali ke negeri Amodimeda."     

Detriana lalu menyuruh seluruh pengawalnya untuk bersiap-siap dan kembali.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.