Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 220 ( Suami Sempurna )



Chapter 220 ( Suami Sempurna )

0Acara konferensi pers sekaligus pesta perayaan rujuknya Putra Mahkota dan Putri Mahkota, digelar.     

Mengizinkan siapapun untuk hadir. Bahkan rakyat kecil dan tidak memiliki undangan diperbolehkan untuk berkumpul di taman istana yang luas.     

Pesta kebun menyambut hari-hari semua orang dengan banyak sekali pengumuman.     

Mulai dari persoalan perceraian palsu yang Putra Mahkota lakukan untuk mengecek bangsawan mana saja yang tidak mendukung keluarga istrinya dan masih setia.     

Belhart secara langsung memberikan gelar baru dan hadiah tambahan pada orang-orang masih mendukung Keluarga Bourston.     

Sebaliknya. Orang-orang yang telah dicatat sebagai pendengki dan penghina keluarga Bourston, terutama Putri Mahkota.     

Mendapatkan pengurangan alokasi dana dari istana. Menurunkan jabatan mereka jika mereka berada di posisi penting dan mengategorikan mereka sebagai kaum komunis.     

Pesta itu berjalan sangat heboh pada awalnya.     

Mendapat banyak kecaman dan protes berbagai pihak.     

Lomus Dominic maju ke depan sebagai saksi dan pembela.     

Menyetujui keputusan putranya dan memberikan dukungan penuh.     

Kekompakkan itu, memunculkan banyak keengganan dan sikap diam pihak-pihak yang dirugikan.     

Tidak ingin semakin memancing perselisihan dan menerima saja hukuman kecil yang diberikan. Agar hukuman tidak semakin bertambah.     

Monna menautkan tangannya pada jemari Belhart.     

Menatap seluruh rakyat Gelardy dan bersikap bangga.     

"Aku tidak pernah berpikir kau akan melakukan banyak hal untukku, Bel!"     

Melihat ke sekeliling dan sangat bahagia. Karena seluruh rakyat juga merasakan hari bahagia mereka.     

Belhart menatap Monna balik.     

"Kenapa? Apa aku bukan termasuk suami yang sempurna untukmu?"     

Tidak bermaksud membanggakan diri. Hanya ingin menggoda. Belhart sadar, selama ini sudah ada banyak kekurangan yang dia tunjukkan. Namun semuanya kini telah menjadi masa lalu.     

Berjanji tidak akan mengulanginya dan bersikap hati-hati.     

Monna mengerutkan keningnya. Seolah harus berpikir keras untuk menentukan jawabannya.     

"Tunggu sebentar. Biarkan aku berpikir dan memberikan penilaian,"     

Belhart merasakan semacam firasat buruk.     

"Sulit memberikan penilaian baik?" tanya Belhart kecewa dan membenarkannya dalam hati.     

Monna tersenyum.     

"Sebaliknya. Terlalu mudah. Hingga aku bingung harus memulainya darimana,"     

Belhart membalas.     

"Katakan dari awal dan dari hal yang sederhana sampai hal yang hebat. Agar aku besar kepala mulai dari berkembang secara perlahan dan tidak langsung meledak."     

Tawa lepas Monna pecah.     

Tidak mengira Belhart sudah pandai bicara dan bisa menggodanya.     

"Pertama, ketika kita pertama kali bertemu."     

Menyimak sangat serius dan merasakan jantungnya berdegup.     

"Saat pertama?"     

Belhart tidak menemukan adanya tindakan baik yang dia tunjukkan. Malah hanya melihat ketakutan mengerikan dari mata dan wajah itu.     

"Apa yang sudah aku lakukan pada hari pertama kali kita bertemu?"     

Melihat ke sisi lain dan mengingat-ingat.     

"Di taman ini Anda mencemaskan saya. Mengkhawatirkan saya dan penasaran pada saya. Lalu, bukankah ketika saya hampir saja terjatuh. Anda sempat membantu saya?"     

Membenarkannya dan hampir melupakan kejadian kecil itu.     

Belhart akhirnya paham.     

"Jadi, itu kebaikan kecil yang aku lakukan untukmu?"     

Mengangguk setuju dan melihat Belhart semakin menunjukkan ketertarikannya. Monna melanjutkan cerita kebaikan Belhart yang lain.     

"Lalu, ketika saya pusing setengah mati dengan kasus ayah saya. Anda dengan sangat hebat menangkap sang penjahat. Membersihkan nama keluarga saya dan mendukung kami secara penuh,"     

Belhart lantas bertanya.     

"Apa kebaikan itu termasuk hal yang sederhana?"     

Masih ingat Belhart meminta Monna menyampaikan kebaikannya dari hal yang paling sederhana. Setelah satu kebaikan sederhana yang cocok. Monna langsung saja melompat daftar kebaikan Belhart ke hal yang sangat besar.     

Hingga sebelumnya, Belhart berpikir mungkin pernyataannya itu adalah kebaikan terbesar Belhart dan akan dia dengan di bagian akhir cerita.     

Monna menjawab.     

"Tidak bisa dibilang sederhana. Namun urutannya memang seperti itu,"     

Belhart memutuskan untuk tetap membenarkan. Membebaskan urutan sesuai yang Monna inginkan.     

"Kebaikanmu selanjutnya adalah mau menipuku. Tidak bisa dibilang baik. Namun caramu berhasil untuk menyatukan hati kita. Aku akan menganggap itu sebagai salah satu kebaikanmu yang licik!"     

Mengakuinya dan senang. Ketika siasat jahatnya malah dianggap sebagai kebaikan.     

"Lalu, apa kebaikan terbesarku?"     

Melompati urutan dan menjadi tergesa-gesa. Belhart mendadak penasaran pada kebaikan terbesarnya.     

"Menjadi sombong dan percaya diri aku bisa kembali padamu. Kebaikan terbesarmu adalah tetap mencintailku meski sudah puluhan kali aku menolakmu!"     

Sekali lagi menyetujui dan membenarkan.     

"Aku memang terlalu bodoh dan pengecut."     

Mengernyit dan tidak mengerti.     

"Kenapa kau bisa jadi pengecut dan bodoh? Mencintaiku dan mempertahankan aku adalah sesuatu yang baru kau sadari adalah salah?"     

Bersiap memukul dan merajuk jika jawaban Belhart adalah sesuatu yang akan menarik urat nadinya.     

"Terlalu bodoh dan pengcut karena aku tidak sanggup menemukan cinta yang lain!"     

Seperti akan meleleh dan menghanyutkan diri ke dalam danau yang ada di hadapannya. Monna menatap Belhart penuh haru.     

"Darimana kau belajar kalimat puitis itu? Darimana kau belajar menggoda wanita dan darimana kau bisa menemukan kata-kata yang begitu tepat untuk membuatku hanyut."     

"Hung( suara renyuh ).. ini lebih buruk dibandingkan seorang penggoda wanita yang ulung!"     

Monna tiba-tiba berkata.     

"Berhenti banyak akrab dengan Argedaff. Dia memberikan pengaruh buruk dan juga baik!"     

Monna menunjukkan kebingungannya.     

"Jadi sebenarnya, dia memberikan pengaruh baik atau buruk?" goda Belhart dengan tanpa peduli.     

Monna mengerjap.     

"Dua-duanya! Dan aku menjadi bingung"     

Merasa namanya terpanggil dan sedang menjadi bahan perdebatan.     

Asrgedaff yang mendapatkan undangan langsung, tidak mungkin melewatkan kesempatan untuk mengucapkan selamat pada Belhart dan Cattarina.     

Terlihat ikut senang dan memberikan selamat.     

Argedaff berjalan ke arah Belhart dan Cattarina dengan sangat tenang mengenakan pakaiannya yang seperti biasa cukup mencolok. Karena pasti dia tidak ingin tampil biasa saja dan merakyat.     

"Selamat berbahagia dan selamat menempuh hidup baru untuk yang kedua kalinya. Saya, Argedaff. Ikut senang melihat keharmonisan kalian." Ucap Argedaff tulus.     

Monna menunjukkan tatapan bingung.     

Melihat ke sekeliling lalu bertanya.     

"Kau datang sendiri? Mana Beppeni dan kenapa dia tidak ikut bersama denganmu kemari?"     

Argedaff menjawab santai.     

"Kami sudah putus dan aku tidak tahu apa yang sedang dia lakukan sekarang."     

Saling menatap dan memikirkan hal yang sama.     

Monna menatap Argedaff kembali.     

"Kalian putus? Kenapa?"     

Argedaff menggaruk kepalanya asal.     

"Dia muak padaku. Begitu juga sebaliknya. Mungkin dia sudah sadar tidak ada gunanya aku pacaran dengannya. Atau dia mungkin sudah menemukan penggantiku? Entahlah. Yang jelas, ini pertama kalinya aku ditolak dan diputuskan."     

Monna diantara ingin melakukan dua hal. Tertawa terpingkal-pingkal atau mengasihani Argedaff yang terlihat menyedihkan. Tapi juga pantas mendapatkannya.     

Belhart menatap sinis.     

"Aku tahu kau mungkin sedang berkabung dengan perasaan aneh yang tidak terlihat," tukas Belhart.     

"Tapi, bisakah kau tidak menceritakan kisah yang mengundang kesialan itu di hari bahagia kami?" tambah Belhart memprotes.     

Terkejut ketika tidak pernah berpikir Belhart akan memusingkan hal itu dan percaya pada takhayul.     

Semua orang saling pandang. Dan yang terakhir Monna dengan Argedaff saling memberikan pandangan aneh.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.