Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 218 ( Hidup Untuk Hari Ini dan Besok )



Chapter 218 ( Hidup Untuk Hari Ini dan Besok )

0Tegas dan lugas.     

Sembari menatap dengan tajam dan juga serius.     

Atmosfer di sekeliling mereka berubah dengan cepat.     

"Jika Anda sampai berani membuatnya terluka kembali dan menyakitinya. Aku pastikan kalian tidak akan pernah bersama lagi. Tidak ada kesempatan kedua dan aku akan membawa putriku pergi jauh!"     

Peringatan ini menjadi perhatian penuh Belhart.     

Tidak menginginkan hal itu sampai terjadi dan mencemaskannya.     

"Saya berjanji. Atas nama keluarga Kaisar dan pribadiku. Aku tidak akan melukainya, bahkan seujung kuku."     

Alpen merilekskan diri.     

Memang sangat cemas dan ingin mempertimbangkan banyak hal. Seperti menghalangi mereka untuk kembali dan bersama.     

Tapi demi putrinya, Alpen lagi-lagi tidak bisa berbuat banyak.     

Lemah pada wajah ceria dan bersinar itu.     

"Aku akan pegang janji dan kata-katamu. Tapi aku tidak akan berhenti mengawasi."     

Belhart mengangguk tenang.     

"Silahkan dan saya akan menyambutnya."     

Tidak menemukan ketakutan dan kecemasan berlebihan terlihat di sorot mata yang kini telah memiliki keyakinan yang besar terhadap apa yang bisa dia jaga dengan baik.     

Alpen Bourston mendesah.     

"Lalu sekarang, klarifikasi perceraian semacam apa yang akan kau lakukan?"     

Belhart merapatkan tangannya di atas meja. Menatap dengan sorot mata tajam lalu dua kali lipat lebih serius. Namun tenang.     

"Cara yang umum, tapi bisa membungkam semua orang yang mencoba berpikir negatif."     

Alpen menunjukkan sorot mata tertariknya. Belhart menambahkan.     

"Dan itu tentu saja membutuhkan bantuan Anda,"     

Alpen Bourston memberikan tatapan percaya diri yang sama.     

"Silahkan. Selama itu demi putriku!"     

Kerja sama telah dibuat.     

Disepakati dan akan dilakukan secara langsung tanpa perlu mengulur waktu.     

***     

Kini giliran Rubylic yang menanyakan keyakinan putrinya.     

Menatap dengan gelisah dan memikirkan kemungkinan terburuk, jika saja nasib putri dan menantunya berkata lain.     

"Ibu tahu kau mencintai dia. Tahu sejak lama dan ibu bisa melihat cinta yang kau rasakan saat ini berbeda dengan dulu,"     

Kepekaan ini mengelitik Monna. Membuatnya terenyuh karena ibunya luar biasa.     

Kita lihat apa yang akan ibunya katakan lebih jauh.     

Dapat memahami putrinya dengan baik. Walaupun gagal mengenali putri aslinya yang telah tertidur untuk selamanya dan tidak akan pernah kunjung kembali.     

"Terima kasih, Ibu."     

Hanya kalimat pendek ini yang bisa Monna berikan untuk menebus segala kesulitan yang dia berikan.     

"Tapi ibu ingin bertanya untuk terakhir kalinya."     

Menatap sangat serius dan tidak akan mengganti topik pembicaraan mereka sampaia dia mendapatkan jawaban yang dia inginkan.     

"Katakan, Ibu. Jika aku bisa menjawabnya, maka aku akan menjawab."     

Rubylic menggenggam tangan Monna.     

"Kau serius dengannya? Tidak takut mengulang kesalahan yang sama dan sudah melupakan alasanmu ingin bercerai dengannya? Kau... sama sekali tidak akan menyesal lagi??"     

Membuka mata lebih lebar dan terkejut ketika ibunya tahu, Monna yang lebih dulu menginginkan perceraian.     

"Apa Belhart yang mengatakannya?" tanya Monna.     

Menebak dan yakin jawabannya adalah benar. Rubylic lantas bertanya.     

"Apa kau tahu betapa cemasnya kami, ketika kami baru tahu kau yang mengajukan perceraian lebih dulu?" balas Rubylic.     

Tidak menjawab dan hanya diam.     

"Kami menyalahkan diri sendiri, Catty."     

Ikut merasa sedih dan merasakan kesalahan ada pada mereka.     

Itulah sebabnya kenapa Monna tidak ingin bercerita.     

"Kami menyesal karena tidak menanyakan perasaanmu lebih rinci. Tidak mencari tahu bagaimana perlakuan Putra Mahkota padamu. Dan bagaimana kemungkinan hubungan kalian akan berjalan baik sebagaimana kami menginginkannya."     

Monna masih diam. Tidak berani memotong perkataan Rubylic karena dia tahu masih ada banyak yang ingin ibunya luapkan.     

"Kami takut salah mengambil keputusan kembali, Catty. Takut membuatmu terjerumus lebih dalam dan sulit melepaskan diri."     

Rubylic merasakan hatinya tercabik.     

"Karena kami sadar kau tidak mungkin tiba-tiba saja memutuskan ingin bercerai tanpa alasan yang kuat. Tapi untuk rujuk kembali.."     

Monna bergerak maju untuk memeluk ibunya. Masih berada di dalam taman rumah mereka dan bercengkrama tidak terlalu jauh dari lokasi Alpen bercengkrama dengan Belhart.     

Monna tahu, tidak mudah bagi kedua orang tuanya untuk melepaskan putri mereka menempuh hidup baru yang sempat pernah dia tinggalkan.     

"Aku menyayangi kalian, Ibu. Sangat. Sama seperti aku menyayangi diriku sendiri. Bahkan kalian lebih spesial dari itu."     

Meskipun aku mungkin bukan anak kandung kalian.     

Terikat kuat dengan jiwa Cattarina. Monna memilih untuk menjadi pribadi yang berbeda. Memisahkan kepribadian mereka dan membagi diri menjadi dua bagian yang terkadang melebur menjadi satu hanya pada saat-saat tertentu.     

"Aku senang bisa terlahir ke dunia ini! bertemu kalian dan merasakan kasih sayang yang kalian berikan padaku secara utuh dan penuh!"     

Monna berucap dengan senang, juga bangga.     

"Ibu dan ayah adalah orang tua terbaik! Tidak akan terganti dan meskipun suatu saat. Hari dimana aku mungkin akan berenkarnasi kembali, aku mendapatkan orang tua baru. Kalian akan selalu menjadi yang terbaik!!"     

Menggeleng lemah dan menyeka air mata. Rubylic merasakan hatinya meleleh.     

"Jangan memuji ibu dengan berlebihan ketika kau sendiri hanya sekedar ingin menyenangkan ibu!"     

Tertawa ketika maksud tersembunyinya diketahui.     

"Jangan menjelek-jelekkan putrimu, Ibu. Aku serius dan aku tidak berbohong!" ucap Monna yakin.     

Rubylic mengangguk beberapa kali.     

"Ya. Ya. Ya. Ibu mengerti dan sangat paham. Tidak perlu menatap ibu seperti itu dan berpikir ibu menyudutkanmu."     

Monna mengeratkan gandengannya.     

"Kali ini berbeda, Ibu. Aku sudah yakin dan percaya. Tidak akan menyesalinya dan putus asa seperti dulu."     

Monna menambahkan kelembutan dan kehangatan dalam kata-katanya.     

"Aku memang tidak bisa mengendalikan masa depan. Tidak bisa juga memprediksi apa yang akan terjadi di kehidupan kami nanti. Tapi aku percaya pada Belhart. Bisa melihat hati dan ketulusannya. Aku ingin memulai segala yang indah dan baru dengannya."     

Rubylic menepuk pelan lengan Monna. Berusaha mengerti dan mungkin akan menyerah.     

"Kau semakin dewasa, Catty. Dan ibu bangga!" ucapnya pada titik terlemah.     

Monna menunjukkan dengan jelas wajah ceria dan deretan giginya yang rapi. Menatap penuh penantian dan ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana ibunya bisa mendukungnya.     

"Jadi ibu sudah percaya padaku dan tidak cemas?" tanya Monna.     

Berpikir sejenak dan sebenarnya tidak terlalu yakin. Rubylic masih belum menjawab.     

Monna meluruskan posisinya duduk di hadapan Rubylic.     

"Aku akan menjalani hidupku dengan yakin mulai saat ini. Tidak akan ragu dan berpaling ke belakang. Aku akan hidup untuk hari ini dan besok! Ibu harus lihat itu dan mendukungku!"     

Telah menetapkan hati sejak beberapa hari yang lalu.     

Kejutan kedua tiba.     

Bukan karena memiliki tujuan sampingan atau dalam perjalanan dari suatu tempat.     

Belhart benar-benar datang tengah malam untuk menemuinya.     

Datang tanpa pembicaraan.     

Datang tanpa membawa pengawal.     

Dan datang seorang diri tanpa adanya izin atau permisi. Sebagaimana seharusnya Belhart lakukan.     

Bertindak seperti pencuri dan mengendap-ngendap agar tidak ada satu orangpun di kediaman Bourston tidak melihatnya.     

Ketukan jendela mengejutkan Monna.     

Tok! Tok! Tok!     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.