Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 214 ( Masih Menantu dan Calon Ratu )



Chapter 214 ( Masih Menantu dan Calon Ratu )

0Para pelayan istana bersorak.     

Tidak sopan memang mendengarkan pembicaraan para majikannya secara terang-terangan.     

Tapi bagaimana lagi, jika mereka berbicara di hadapan mereka semua tanpa mengecilkan volume atau menjaga jarak.     

Membuat keributan yang bisa disaksikan banyak orang. Lalu pertanyaan Lomus Dominic yang mengundang rasa ingin tahu yang besar.     

"Kau yakin, Catty?" tanya Rubylic masih tidak rela melepaskan Cattarina untuk kedua kalinya.     

Monna berucap yakin.     

"Ya, Ibu. Dan maafkan aku jika selama ini aku membuat kalian risau."     

Rubylic memeluk Cattarina.     

"Tidak bisa! Ini tidak adil dan terlalu cepat."     

Asraff memberikan tatapan aneh.     

"Sekarang apa lagi itu? ibu ingin Monna terus menjanda dan tidak menemukan kebahagiannya?"     

Memberikan sorot mata tajam dan menegur putranya.     

"Apa yang baru saja kau katakan, As! Berhenti mengatakan hal yang membuat ibu kesal dan mendoakan adikmu yang tidak-tidak!"     

Asraff mengerucutkan bibirnya.     

"Ya. Dan itu mungkin hanya sekedar mengingatkan. Memang ibu ingin Catty terus dirundung isu buruk?"     

Menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya untuk dibahas. Lomus Dominic menatap Asraff sangat serius.     

"Apa maksudmu itu? Ada orang yang merundung Cattarina dan dia tidak bisa menjaga sikapnya pada mantan istri Putra Mahkota?"     

Sengaa menyebutkan status tinggi putranya.     

Lomus Dominic selama ini berpikir bahwa tidak akan ada yang berani menganggu menantu kesayangannya. Selain karena pengaruh Belhart. Kekuasaan Alpen Bourston tentu tidak bisa diremehkan begitu saja.     

"Aku akan menceritakan detailnya, Ayah."     

Menatap semua orang secara bersamaan dan mengajukan penawaran.     

"Kita lebih baik bicara sambil makan dan duduk. Agar tidak ada perasaan tidak mengenakan dialami siapapun."     

Semua orang menurut.     

Sudah menyuruh para pelayan untuk menyediakan makanan berlebih karena Belhart bisa menduga kejadian pagi ini.     

"Sekarang ceritakan padaku segalanya!"     

Sadar akan menjadi pembicaraan yang panjang dan memakan emosi. Monna menghembuskan napas lelah diam-diam.     

Merasakan ada tangan lain menyentuh tangannya dan menggenggamnya erat.     

Monne melirik tangannya yang berada di bawah meja makan.     

Karena inikah Belhart memilih tempat duduk tepat disampingnya. Ketika dia biasanya akan emmilih untuk duduk di samping ayahnya dan berseberangan meja dengan Monna?     

Tersenyum dan merasakan dorongan yang Belhart berikan.     

Monna membalas genggaman tangan itu dengan lembut.     

Tersenyum dan Asraff menangkap perubahan ekspresinya.     

"Ada apa ini? Kau diam-diam tesenyum dan terlihat bahagia, ketika ketegangan baru kita rasakan?" berbisik dan memberikan tatapan curiga.     

Monna berdeham dan menggeleng.     

Melepasakan gengaman tangan Belhart dan menarik tangannya ke atas meja.     

"Beberapa bangsawan wanita yang tidak senang dengan aturan baru istana, mencari sasaran empuk untuk melampiaskan kekesalan mereka."     

Membuka sarapan dengan pembicaraan yang rumit. Monna kehilangan selera makan.     

Lomus Dominic memberikan tatapan lebih fokus dan terkejut.     

"Karena itu, mereka berani mengganggu calon menantuku?"     

"Calon menantu?"     

Menatap dengan ekspresi datar namun yakin. Lomus Dominic menatap Alpen.     

"Ya. Karena aku dengar mereka kemarin bersama semalaman. Masuk dalam kamar yang mereka tinggali sejak sore dan tidak keluar sampai pagi. Bahkan makan malam pun mereka lewati dengan sengaja,"     

Monna merasakan pipinya memerah seperti kepiting rebus.     

Ingin menghardik dna menghentikan Lomus bicara.     

Namun mungkinkah jika Monna melakukannya, dia akan dimasukkan dalam dalam penjara bawah tanah karena penistaan?     

Ini gawat!     

Merasakan ada hawa kurang mengenakan berada di sisi satu sisi. Monna merasakan tatapan semua keluarga mengarah padanya.     

Menunggu jawaban dari Monna dan dia hanya sanggup mengatakan bahwa dia...     

"Kami sudah rujuk kembali. Dan, apakah itu bermasalah?"     

Memberikan jawaban dan mempercayainya. Belhart tidak ingin kehilangan kesempatan.     

"Tentu tidak bermasalah dan akan baik-baik saja. jadi kau tidak perlu cemas,"     

Tatapan penuh daya tarik berpindah ke Belhart.     

Membuatnya menatap balik dan merasakan perubahan suasana.     

"Jelaskan seluruhnya dan luruskan kebenaran!" perintah Rubylic dengan sangat berani dan tidak memandang status siapa yang lebih tinggi atau rendah.     

Belhart dengan tenang mengikuti keinginannya.     

"Aku dan Cattarina memang tidak sungguh-sungguh bercerai. Hanya bercerai secara ilegal dna tidak resmi untuk meredam kecemasan yang Cattarina rasakan selama berada di istana. Lalu mengikuti permintaannya secara terpaksa."     

Lomus terkejut.     

"Benarkah itu?"     

Namun tidak menutupi kesenangannya atas informasi penting ini.     

"Kalian tidak benar-benar bercerai dan kalian masih resmi adalah suami istri?"     

Mengejapkan mata beberapa kali.     

Lomus tidak berhasil membaca rencana licik putranya.     

Mengira Belhart benar-benar menceraikan Cattarina dan menutup mata terhadap perasaannya.     

"Cattarina masih sungguh adalah menantuku? Calon Ratu dan Putri Mahkota yang aku banggakan! Kau masih menyandang status penting itu?"     

Menatap Monna dengan mata berbinar.     

Monna enggan menjawab.     

"Benar, Ayah! Dan maafkan aku atas semua keributan yang aku ciptakan dan timbulkan. Aku berharap semua ini tidak akan terulang."     

Bernapas lega dan tidak akan mempermasalahkan alasan Belhart yang membuat sakit kepala.     

"Baiklah. Aku bisa mengerti dan ikut senang."     

"Lalu sekarang apa yang akan kau lakukan?"     

Masih menatap dingin dan tidak ingin bersikap baik sampai semuanya jelas.     

Belhart menatap Rubylic dan mengerti perasaannya.     

"Anda tenang saja. Aku akan segera melakukan pengumuman dan pesta penyambutan rujuknya kamu kembali dan membersihkan nama Catty!"     

Perasaan lega menyelimuti Rubylic.     

Selalu cemas dan tidak merasa tenang ketika nasib putrinya terus membuatnya berpikir.     

Alpen Bourston tersenyum pada Monna.     

"Aku ikut senang jika kau senang, putri kecilku!"     

Sengaja menggunakan cara panggilan lama. Monna senang, sepertinya segala hal berjalan dan berakhir dengan baik.     

Asraff melakukan hal yang sama.     

"Aku juga, Catty. Dan selamat! Akan ada dua pesta besar dalam waktu dekat di keluarga Bourston."     

Monna teringat kembali jadwal pernikahan Alliesia dan Asraff yang akan berlangsung dalam waktu dekat.     

"Sama-sama, kak. Dan aku harap pernikahan kakak lancar!"     

Asraff mengedipkan mata pada Monna.     

Keributan pagi itu, akhrinya berakhir dengan tanpa kendala.     

Berhasil membuat semua orang puas dan memberikan dukungan penuh pada hubungan baru antara Belhart dengan Cattarina.     

Monna yang bahagia tidak berhenti berterima kasih dan bersyukur.     

"Terima kasih, Sayang. Dan selamat menempuh hidup baru untuk kita berdua,"     

Memeluk Belhart dari samping dan menemaninya berkeliling istana. Ketika Belhart sudah menyuruh pekerjanya untuk mempersiapkanm konferensi pers secara besar-besaran.     

Belhart mengecup sayang kening Monna.     

"Ya. Dan begitu pula untukmu. Terima kasih dan selamat datang kembali,"     

Mengangkat wajah dan menatap mata ungu itu dengan sedikit geli.     

"Aku belum akan tinggal di istana ini, Belhart."     

Menunjukkan wajah kecewa. Belhart tahu apa yang menjadi penghalangnya.     

"Masih ingin melepas rinduku dengan kedua orang tuaku dan mengemasi barang-barang. Aku berharap kau bisa sedikit lebih bersabar."     

Memberikan pelukan yang sama hangat dengan tatapannya yang kini hanya tertuju pada Monna.     

"Berapa lama pun tidak masalah. Hanya menunggu sebentar lagi tidak akan membuatku hilang kesabaran dan menjadi kalap. Aku siap menunggumu, Catty."     

Seperti selama ini dan akan selalu seperti itu, tambah Belhart dalam hati.     

Monna merasa senang.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.