Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 224 ( Dua Jenis Air Mata )



Chapter 224 ( Dua Jenis Air Mata )

0Catty atau apapun itu.     

Seiring berjalannya waktu, ketika mereka hanya berdua.     

Belhart lebih sering memanggil Monna dengan sebutan 'Monna'. Nama Catty perlahan menghilang di antara mereka ketika sedang berdua.     

Monna juga tidak nampak ingin memusingkannya.     

"Setiap kemampuan yang diberikan pasti ada kegunaan dan artinya!"     

"Tapi bukan berarti kau harus mengorbankan dirimu. Dan aku tidak ingin!"     

Keinginan dan harapannya masih sama.     

Ingin hidup bahagia bersama Cattarina dan menambah keturunan sekaligus saudara untuk Emilyan.     

"Aku ingin kau memberikan sisa waktu sibukmu mengurus Emilyan, untukku! Bukan untukk orang lain. Tapi khusus untukku!"     

Monna memutar kedua bola matanya.     

Lelah berdebat dan tidak ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk sekedar bertengkar lalu membicarakan sesuatu yang sudah Monna rencanakan.     

Masih dalam gendongan dan memberikan Emilyan makanan favoritnya. Monna bergerak maju mendekati Belhart.     

Mengecup lembut lalu mesra bibir yang terus menentang keputusannya agar tidak berkeras hati.     

Belhart memberikan respon. Membalas ciuman itu dan menggerutu.     

"Ini tidak adil. Dan aku tidak menyukainya," protes Belhart.     

Tersenyum dan bertanya dengan nakal. Monna membalas.     

"Kau tidak menyukainya? Kau membenci ciuman dariku?" goda Monna penuh niat jahat.     

Masih mengerutkan kening dan tidak memberikan senyuman apapun. Belhart membenarkan.     

"Ya. Dan aku benci setiap kali kau menggunakan cara curang yang menjadi titik kelemahanku untuk memaksakan keinginamu. Memintaku untuk menuruti keinginanmu. Dan tidak bisa menolak. Aku benar-benar tidak suka, Catty. Sangat!"     

Masih menciumnya dengan buas dan tanpa dikontrol.     

Berapa kalipun mereka melakukan hubungan intim dan bermesraan. Belhart tidak pernah, tidak lupa diri dan kehilangan kontrol.     

Monna dengan segala niat menghentikan ciuman mereka yang sudah mendalam.     

"Emilyan melihat dan mengawasi, Belhart. Jadi kita hentikan sampai di sini dan jangan meminta lebih."     

Segala kesenangan dan kebahagiaan Belhart luntur.     

Berganti wajah kecewa dan sedih.     

Senyum jahil Monna dan tawanya yang renyah, langsung mengembang.     

"Kita lanjutkan malam ini. Dan aku secara khusus akan meminta Doren, pengasuh Emilyan, untuk menjaganya malam ini."     

Tatapan ceria dan sorot mata kehidupan Belhart kembali menyala-nyala.     

Terlihat senang dan pasti akan menantinya dengan tidak sabaran.     

Belhart menyentuh kedua pipi Monna.     

Mengecupkan rasa sayang satu kali di bibir, lalu di kening. Belhart memindahkan kecupannya ke pipi kanan dan kiri Monna.     

"Kau yang terbaik. Dan paling istimewa!" sebutnya bangga sembari memeluk.     

***     

Berita soal kemampuan khusus Cattarina akhirnya menyebar. Menghebohkan banyak orang dan bahkan sampai satu negara. Karena mereka tidak percaya dengan kemampuannya dan menyangsikan keajaiban.     

Semua orang pada akhirnya diberikan bukti konkrit.     

Melakukan beberapa ujicoba dan mempraktekannya secara langsung. Satu demi satu dari mereka akhirnya percaya.     

Menerima kehebatan itu dengan tangan terbuka dan mengulurkan tangan untuk meminta berkat dan juga kesembuhan.     

Para petani dan pekerja ladang atau kebun, juga datang untuk menghijaukan kembali tanah mereka yang tandus dengan setetes darah.     

Mengantri dan menunggu giliran, setelah dilakukan penyortiran. Siapa saja yang lebih membutuhkan bantuan dan layak untuk mendapatkannya.     

Istana kediaman Marienatta menjadi sangat ramai melebihi kebiasaan mereka dulu.     

Tidak ada hentinya para pekerja suka rela mondar mandir keluar masuk istana Putri Mahkota. Datang untuk membawakan kabar atau laporan dan meminta sumber daya yang mereka butuhkan.     

Belhart Dominic lagi-lagi dibuat terus mengernyit.     

Tidak paham lagi bagaimana harus meluruskan keinginannya dan membuat kondisi tubuh istrinya tetap aman dan juga nyaman.     

Belhart yang tidak puas diri, menghentakkan kakinya berulang kali.     

Menatap dengan sangat lelah dan tidak berdaya ketika hari ini bukan satu atau dua kali, para pekerja sukarela yang Monna tugaskan mengambil sample darah dan air matanya. Datang dengan membawa pergi apa yang mereka cari dan inginkan.     

"Apa kau tidak terlalu memforsir dirimu secara berlebihan?"     

Duduk di ruang tengah dan sibuk memeriksa laporan. Lalu mengecek pembukuan.     

Monna nampak sangat serius menekuni apa yang sedang dia minati saat ini.     

Mendistribusikan sample darahnya seperti membagikan makanan gratis ke seluruh penjuru negeri.     

Pembagiannya menurut Monna harus rata dan menyeluruh. Tidak ada diskriminasi. Namun harus lebih mengutamakan para orang-orang yang lebih membutuhkan.     

Pemberian pupuk darah ini pun harus melalui berbagai pengawasan yang ketat agar tidak disalah gunakan.     

Tidak menimbulkan keributan. Juga tidak sampai harus mengakibatkan pertentangan.     

"Ini baru hari kelima kita melakukan pemasarannya secara menyeluruh, Belhart. Baru memulainya dan baru sebagian kecil daerah yang mendapatkan sample darahku. Jadi kenapa kau bisa berkata aku terlalu memforsir diriku secara berlebihan?"     

Masih diberikan kesehatan yang menjanjikan dan semangat berlebih untuk terus melanjutkan rencana ini.     

"Aku sebenarnya bahkan sudah berencana untuk memasarkannya dalam jumlah besar."     

Menghimpun banyak orang untuk melakukan berbagai uji coba dan mengecek apakah ada khasiat lain yang akan menguntungkan mereka.     

Belhart dengan tekanan di kening dan pijatan pelan, meminta Monna berhenti.     

"Tolong jangan mengatakan sesuatu seperti kau sedang memasarkan sebuah produk atau barang daganganmu! Darahmu sangat berharga, Catty! Begitu juga dengan air matamu!" tukas Belhart mati-matian.     

"Tidak bisa diambil dan dibuang begitu saja untuk diberikan pada orang-orang. Kebaikanmu ini membuatku sangat tersiksa!"     

Belhart dengan segenap hati berusaha sabar.     

Ya. Sabar itu baik.     

Tapi sampai kapan?!     

"Ingin melakukan hal yang terpuji. Aku bisa mengerti. Namun, bisakah kau tetap menjaga tubuhmu dengan baik?     

Tidak membuatnya sampai cedera dan..."     

"Shit!!"     

Mengumpat dengan kesal dan memaki. Belhart tidak tahu lagi apa yang harus dia sampaikan.     

"Kemampuan macam apa yang diberikan padamu? Kemampuan penyembuh dan kesuburan?!"     

Menatap menyalak dan tajam.     

"Itu semua bukan keberuntungan. Namun kesialan, Catty! Kesialan!"     

Monna agaknya terkejut dengan kemarahan Belhart.     

"Terlebih lagi, bagaimana kau bisa menghimpun banyak sekali air mata? Ketika menangis adalah hal sudah lama tidak kau lakukan?"     

Mungkin juga sulit karena jika tidak ada hal yang patuh disedihkan. Darimana air mata itu bisa keluar?     

Namun terpaksa harus tahu bagaimana Monna menjalaninya.     

Monna memberikan tatapan datar.     

"Bisa kau tarik napas dalam-dalam lebih dulu. Lalu kemudian menghembuskannya perlahan?" Pinta Monna.     

Tidak ingin melakukannya. Namun tatapan Monna menanti tidak akan berhenti jika dia tidak melakukannya.     

Belhart akhirnya mengalah.     

Mengikuti keinginan Monna dan membiarkan dirinya bernapas tenang lebih dulu.     

Monna lalu menjawab pertanyaan Belhart.     

"Ada dua macam air mata yang kita kenal, Blehart." sebut Monna dengan dengan mengangkat 2 jarinya ke atas.     

"Pertama adalah air mata kesedihan. Harus menangis ketika perasaan kita merasakan pahit, terluka, atau semacamnya. Jika itu kau pikirkan akan aku lakukan, maka kau salah besar!"     

Terus menyimak dan memberikan perhatian lebih.     

Belhart sedikit merasa senang ketika Monna ternyata tidak memilih jalan rumit untuk membuatnya bisa lebih banyak menghasilkan air mata.     

Begitu juga dengan Monna yang berpikir aman.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.