Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 213 ( Rujuk )



Chapter 213 ( Rujuk )

0Sesuai dugaan.     

Pagi ini benar-benar menjadi pagi yang sangat menghebohkan. Datang dengan beramai-ramai bersama dengan para pelayan dan juga Asraff untuk mencari Cattarina di istana. Rubylic berulang kali menegur pelayan istana yang menghalanginya masuk.     

"Minggir! Aku sudah mendapatkan izin dari Putra Mahkota untuk masuk dan menemui putriku. Sekarang, kenapa kalian menghalangi?"     

"Itu benar, Nyonya. Tapi putri Anda sedang bersiap-siap saat ini,"     

Rubylic meninggikan nada bicaranya.     

"Yang benar saja! Bagaimana aku bisa menunggu ketika putriku bahkan tidak pulang ke rumah tanpa memberikan kabar?"     

"Baru saja mendengar dari para pelayan bahwa dia belum juga pulang dari kunjungannya ke istana! Putra Mahkota ingin menculiknya?!"     

Mendengar suara ibunya berteriak dan mengacaukan istana, Monna buru-buru keluar.     

Tertahan pada tubuh besar Belhart yang sudah menghalanginya. Tubrukan kecil terjadi. Beruntung tidak sampai terjatuh karena Belhart mungkin akan menggunakan kesempatan ini untuk mengejeknya yang sengaja terjatuh setiap kali mereka bersama.     

"Saya sama sekali tidak menculik, Cattarina!"     

Berucap dengan yakin dan menatap Rubylic penuh ketenangan.     

Kemarahan ini wajar Belhart terima dan dia tidak akan berusaha memusingkannya.     

Melipat kedua tangan dan masih berusaha menahan emosi. Rubylic menatap Belhart sengit.     

Tidak peduli status Belhart yang adalah Putra Mahkota. Selama itu demi putrinya, Rubylic sanggup melakukan apapun.     

Alpen maju bukan untuk menjadi penengah.     

Tapi masih bisa bersikap lebih tenang bila dibandingkan dengan Rubylic.     

"Dimana Catty? Kenapa dia bisa menginap di sini dan tidak memberikan kabar?"     

Asraff memberikan anggukan setuju. Penasaran pada hal yang sama tapi tidak berusaha memperkeruh keadaan karena dia berpikir semua pasti masih baik-baik saja.     

Monna mengacungkan tangannya tinggi-tinggi.     

"Aku ada di sini dan aku mendengarkan keluhan kalian semua!"     

Terlalu serius mengeluarkan emosi dan tidak memperhatikan kedatangan Monna. Lalu ditambah lagi dengan tubuh tinggi Belhart yang berhasil menutupi tubuh Monna.     

Rubylic yang merasa lega, menghampiri Monna.     

"Kau baik-baik saja, Sayang? Putra Mahkota menyakitimu? Atau dia memaksamu untuk tinggal?"     

Belhart sedikit menaikkan alisnya.     

Seburuk apa memang Belhart dimata mertuanya?     

Melakukan hal yang sama dan memeluk Monna.     

"Catty? Kau baik-baik saja dan tidak terluka?"     

Tidak bisa menahan perasaan geli dan tertawa cukup lebar. Asraff yang masih bisa berpikir logis, menepuk pundak Belhart.     

Menyalurkan dorongan dan rasa prihatin.     

"Apa yang aku katakan? Catty pasti baik-baik saja dan kalian tidak perlu cemas."     

Asraff melirik Monna. Memberikan kode dan memintanya untuk melakukan hal yang sama.     

"Aku baik-baik saja, Ibu! Tidak perlu khawatir berlebihan dan membuat istana menjadi heboh!"     

Monna tidak bisa menutupi rasa malunya. Menepuk kening ketika banyak pekerja melihat mereka.     

"Lalu, kenapa kalian membawa Lily, Merri dan Daisy kemari? Kalian ingin menyuruh mereka kembali ke istana?"     

Melihat tiga dayang kepercayaannya ikut hadir dan menambah keramaian pasukan keluarga Bourston yang menyerbu masuk ke istana Pangeran.     

Monna sangat berharap tidak ada berita buruk yang menyebar secara menyimpang di luar sana.     

"Nyonya muda..."     

Senang ketika melihat Cattarina baik-baik saja.     

Apa-apaan tatapan mereka itu?     

"Memang kalian mengira apa yang akan terjadi padaku? Kenapa memberikan tatapan haru yang tidak ingin aku berusaha artikan!"     

Monna menghela napas dengan sangat lelah.     

"Ibu mengajak mereka sebagai saksi. Dan mungkin meminta bantuan mereka untuk mencarimu sampai ke pelosok istana karena mereka akrab dengan tempat ini."     

Penjelasan Asraff membuat Monna menatap ibunya lama.     

Rubylic merasa sedih.     

"Ibu hanya cemas, Catty. Ibu takut kamu kenapa-napa dan ibu tidak bisa sepenuhnya percaya pada Putra Mahkota."     

Lirikan Rubylic menusuk Belhart.     

"Dan ibu sama sekali tidak ingin Putra Mahkota memanfaatkan kesempatan. Menggunakan berbagai cara untuk membuatmu tetap berada di istana ini dan tidak mengizinkanmu pulang,"     

Monna menggeleng tidak percaya.     

Memangnya apa yang akan Belhart lakukan padanya?     

Menatap Belhart dengan pasrah dan Belhart juga melakukan hal yang sama.     

"Karena kalian sudah datang bersama. Bagaimana jika kita sarapan bersama?"     

Menawarkan kebaikan di tengah-tengah kepanikan yang baru saja mereda.     

Belum ada satu orang pun yang memberikan jawaban. Sampai tiba kehebohan kedua terjadi.     

"Yang Mulia Baginda Kaisar tiba!"     

Pengumuman yang mengundang daya tarik dan perhatian semua orang.     

Tidak ada yang tidak memalingkan wajahnya.     

Melihat kedatangan Lomus Dominic dan memberikan salam.     

"Alpen Bourston! Kau datang kemari sepagi ini!"     

Seperti telah mendengar kabar berita kedatangan mereka secara langsung dan cepat.     

Belhart nampaknya memberikan reaksi berbeda.     

"Ayah, juga datang ke istanaku sepagi ini?"     

Menatap ke arah Belhart dan memberikan tatapan penuh arti serta senyum.     

"Ya. Tentu. Karena aku ingin menyambut menantuku dengan baik!"     

Sangat bergembira dan menantikan hati ini. Semua orang tahu, Kaisar Dominic pasti juga sudah tahu Cattarina menginap di istana putranya.     

Menggigit kuku dengan gelisah.     

Monna tidak tahu lagi apa yang harus dia katakan dan lakukan.     

Sangat malu dan mungkin juga Lomus Dominic tahu soal kejadian semalam.     

Monna membulatkan mata.     

Tidak berani menatap mata cekung dan ramah itu.     

Lomus Dominic terlalu cerdas!     

Dia tidak mungkin tidak tahu apa yang terjadi di istananya.     

Dan dia juga tidak mungkin...     

Mungkinkah, Lomus Dominic juga tahu soal perceraian palsu yang putranya lakukan?     

Merasa tidak yakin karena Lomuc Dominic yang mengantar kepergiaannya di hari perceraian.     

Lalu cerita Belhart soal ayahnya yang masih marah dengan keputusannya.     

"Saya, Cattarina Bourston. Memberi salam pada Anda, Yang Mulia. Dan maaf kelancangan keluarga saya pagi ini."     

Mengelus janggutnya yang sedikit panjang. Lomus Dominic menggeleng.     

"Bukan masalah. Karena aku senang menyambutmu dan keluargamu di istana ini."     

Lomus Dominic menatap Monna dan Belhart secara bergantian.     

"Kalian nampak berbeda hari ini. Terlihat lebih cerah dan bahagia. Apa sesuatu telah terjadi?"     

Memekik dan menunjukkan tatapan yang aneh.     

Apa yang sebenarnya sedang Lomus Dominic coba pancing?     

Melirik kedua orang tuanya dengan ngeri.     

Bukan hanya Alpen dan Rubylic yang menatapnya penuh daya tarik. Asraff pun nampak penasaran.     

"Apa yang memangnya terjadi pada kalian kemarin? Sesuatu telah terjadi dan kau tidak ingin menceritakannya?"     

Seakan ingin memohon dan sujud meminta ampun.     

Demi Tuhan dan demi apapun! Apa yang sebenarnya sedang terjadi dan apa yang harus Monna jawab?     

Belhart bergerak cepat.     

Mewakili keresahan Monna dan memberikan argumen.     

"Aku dan Cattarina akan rujuk. Kami akan memulai kembali rumah tangga kami dan hidup bahagia!"     

Semua orang sontak menatap Belhart dan Monna bersamaan lalu bergantian.     

"Kalian ingin rujuk dan kau ingin kembali padanya?"     

Bertanya dengan sangat terkejut dan sepertinya sudah mengetahui jawaban itu. Alpen berusaha menenangkan diri.     

Menatap kedua orang tuanya dengan enggan dan menyamakan ucapan.     

"Itu benar, ayah, ibu, Kak Asraff dan Yang Mulia. Kami akan rujuk dan kami akan memulai segalanya mulai dari awal."     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.