Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 230



Chapter 230

0Hal pertama yang Monna rasakan ketika memejamkan mata adalah gelap.     

Seperti masuk ke dalam ruang kosong tidak berbentuk, tidak berujung dan tidak memiliki dasar.     

Kegelapan ini menghimpit Monna. Tidak membuatnya merasa sesak. Namun menimbulkan sensasi berbeda yang aneh muncul dalam tubuhnya. Seakan-akan melayang di udara dan melewati jutaan dimensi untuk bisa sampai pada kesadarannya yang baru.     

Sebuah cahaya kembali menyilaukan matanya.     

Masih dalam keadaan mata terpejam. Tapi cahaya terang yang bersumber dari ruangan di sekitarnya, menusuknya. Membuat kelopak mata Monna terus bergetar dengan tidak nyaman. Dan mengernyit.     

Monna perlahan membuka matanya.     

Dengan sangat berat. Namun pasti. Seperti sudah lama tidak membuka dan menggunakannya. Monna lalu mengedarkan pandangannya, melihat ke sekeliling.     

Aku ada dimana? Dan apa yang terjadi padaku?     

Ruangan yang asing. Tapi tidak juga terlalu asing baginya. Karena Monna mengenali tempat ini dengan cukup baik.     

Berpikir masih sedang bermimpi. Monna memejamkan matanya sekali lagi.     

Berharap segalanya kembali normal. Dan dia tidak perlu bermimpi yang aneh-aneh lagi. Karena ada terlalu banyak mimpinya yang menjadi kenyataan.     

Namun, kenapa mimpi ini terasa sangat nyata?     

Seolah dia kembali ke kehidupan normalnya.     

Kembali ke dunia nyata dan keluar dari novel?     

Monna membuka sekali lagi mata dengan terkejut. Mulai berusaha beradaptasi dengan keadaan di sekelilingnya. Dan mengenali pemandangan di sekitarnya tidak berubah.     

Memejamkannya dan membuka matanya sekali lagi.     

Mana ruangan yang penuh dengan warna emas?     

Langit-langit klasik yang hanya akan Monna temui di dalam cerita novel bergaya barat?     

Lalu, mana lingkungan sekitar yang dia kenali?     

Bukan ruangan serba putih dan lebih modern. Adakah sesuatu yang salah di sini?     

Baru saja memejamkan mata untuk tidur dengan nyenyak, setelah Monna merasa lelah terus berdebat dengan Belhart.     

Monna akhirnya bangun kembali ketika Emilyan mendadak merengek meminta susu. Bangun dengan mata masih sangat mengantuk. Lalu masih melihat Belhart terlelap tidur di sampingnya.     

Monna yang sudah selesai menyusui, tidur kembali.     

Sangat lelap. Hingga Monna seakan-akan merasa tubuhnya menjadi ringan.     

Lalu, begitu dia bangun. Dia kembali menjadi Monna di kehidupan lamanya?     

Bukan cerita dalam novel.     

Dan, bukan Cattarina?     

Bangun dengan sangat frustasi.     

Monna lalu berteriak panik.     

"Buku novel!!"     

"Mana buku novelku dan kenapa aku bisa ada di sini?"     

Seorang yang asing mendadak menghampiri.     

Mendekat dengan wajah sama terkejut. Hingga ceria karena berhasil melihat Monna.     

"Anda sudah sadar? Syukurlah. Sangat melegakan dan menyenangkan melihat Anda baik-baik saja," ungkap wanita paruh baya itu dengan ungkapan penuh rasa syukur dan senang.     

Monna menatapnya bingung.     

Siapa wanita ini? Dan kenapa mereka bisa saling mengenal?     

Menyentuh kepala dan mengingat-ingat. Monna yakin tidak mengenali wanita ini. Merasa juga tidak mengenalinya.     

Namun dengan penuh ketakutan, Monna bertanya.     

"Apa yang terjadi padaku? Dan kenapa aku bisa ada di sini?" tanya Monna gemetar dan ngeri membayangkan hal yang buruk.     

"Anda yang membawaku kemari?" tanya Monna dengan mata sayu.     

Menghafal betul bagaimana seluk beluk rumah sakit yang memiliki ranjang dorong, tirai penutup, baju pasien dan cat dinding serba putih.     

Monna jelas tidak berjalan kemari seorang diri.     

Masih ingat terakhir kali tidur di kamarnya. Dan jika dia bangun setelah mimpi panjang. Monna seharusnya masih berada di kamar.     

Tidak mungkin berpindah tempat dan..     

"Anda sudah tidak sadarkan diri selama satu bulan, Nona. Dan saya ditugaskan untuk menjaga Anda dan juga merawat Anda. Tanyakan apapun jika masih ada hal yang membuat Anda bingung!"     

Sangat banyak! Ada banyak sekali pertanyaan yang ingin Monna ajukan.     

Tapi mungkinkah wanita asing di depannya ini bisa menjawab seluruh pertanyaannya.     

Monna menyentuh keningnya.     

Sulit menerima ketidak masuk akalan ini.     

"Saya.. tidak sadarkan diri selama satu bulan? Apa alasannya dan kenapa?" tanya Monna tidak mengerti. Dan berusaha menerima situasinya lebih dulu.     

"Anda mengalami mati suri. Tidak sadarkan diri tanpa sebab yang jelas. Namun masih bernapas dan hanya tidak bisa memberikan respon."     

"Jadi karena hal itu, aku masih bis kembali?"     

Menatap dengan bingung. Wanita paruh baya itu belum bisa memberikan tanggapan.     

"Lalu, siapa Anda? Dan kenapa Anda begitu baik ingin merawat saya?"     

Tidak mengenali wanita itu sebagai tetangganya. Monna yakin sudah mengenal semua orang yang mungkin adalah tetangganya.     

"Saya Lisa, Nona. Hanya seorang pesuruh yang ditugaskan oleh Tuan Muda untuk merawat Anda."     

Pernyataan ini malah semakin membuat Monna bingung.     

Siapa itu 'Tuan Muda' ?     

Ada seseorang yang tidak Monna kenal ingin bersikap baik padanya?     

Mengabaikan ucapan Lisa lebih dulu dan mencerna situasi yang dia alami. Monna tidak menemukan letak kebenaran dari situasi ini.     

Jika dia kembali ke kehidupan nyatanya di kota J. Bagaimana dengan sosok Cattarina yang berada di dalam novel?     

Bagaimana nasibnya sebagai Cattarina?     

Dan bagaimana Belhart serta putri kecilnya, Emilyan?     

Mereka aman? Dan mereka tidak terkejut ketika melihat istri dan ibu mereka tidak sadarkan diri?     

Entahlah. Mungkin menghilang dan tidak tahu keberadaannya saat ini dimana?     

Tidak mengerti dan tidak bisa memperkirakan bagaimana benarnya situasi itu akan terjadi.     

Mungkin hanya satu hal yang bisa Monna lakukan.     

Pergi mencari buku novel terkutuk itu. Lalu membuka halaman akhir buku itu. Karena mungkin saja jalan cerita dari buku tersebut telah berubah.     

Monna menurunkan kakinya.     

Masih belum menginjak lantai. Lisa sudah menghalangi.     

"Nona! Apa yang Anda lakukan? Kenapa ingin langsung turun dari ranjang dan berdiri?" tanya Lisa panik.     

"Anda butuh sesuatu? Ingin saya ambilkan minum atau sesuatu? Jika, iya. Katakan saja. Saya akan mengambilkannya."     

Monna menatapnya lemah.     

"Aku ingin pulang,"     

Memekik dan menajamkan penglihatannya.     

"Anda baru sadar beberapa menit yang lalu! Jadi, bagaimana mungkij Anda bisa langsung pulang? Dokter tidak akan mengizinkan dan Tuan Muda juga tidak akan!"     

Kesal karena Lisa terus mengungkit 'Tuan Muda'.     

"Saya tidak kenal dengan Tuan Muda Anda, Nyonya. Jadi berhenti bersikap seolah saya harus mendengarkannya."     

Lisa mengerutkan kening dengan tidak nyaman.     

"Lagipula, saya yang paling tahu kondisi saya sendiri. Saya sudah membaik dan sehat."     

Monna menatap yakin.     

Melepas cairan infus yang mungkin merupakan cairan makanannya agar tetap berada di kondisi yang baik meski tidak mengosumsi makanan secara langsung.     

Lisa meringis.     

"Nona! Saya sudah panggilkan dokter. Dan jangan melakukan hal apa-apa dulu, sebelum mereka datang!"     

Seorang pria mendadak menerobos masuk. Datang dengan panik dan tergesa-gesa seperti mengcemaskan sesuatu.     

Pria itu berdiri di hadapan Monna. Menyentuh pundaknya dan bertanya dengan heboh.     

Kau sudah membaik? Tidak ada yang terasa sakit?     

Pertanyaan dan nada bicara yang seolah tidak asing.     

Meskipun tidak memgenal pria itu. Monna tetap menjawab pertanyaannya dengan sopan.     

"Ya. Dan apakah Anda yang disebut wanita ini, sebagai Tuan Muda?"     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.