Pembalasan Gadis Peliharaan

Dia Masih Menunggunya



Dia Masih Menunggunya

0Wen Xiangyang memeluk Li Lanxi, menepuk punggung Li Lanxi, dan berusaha menenangkan emosi Li Lanxi. Li Lanxi perlahan-lahan menjadi tenang, tangisnya mereda, dan kini ia bersandar di bahu Wen Xiangyang.     

Yan Xin yang telah selesai membayar belanjaan bergegas menghampiri mereka sambil membawa pakaiannya. Wen Xiangyang melihat ini, lalu memberi isyarat kepada Yan Xin dan menunjuk ke arah Li Lanxi. Yan Xin yang memahami isyarat Wen Xiangyang pun mengangguk dan memperlambat jalannya ke arah mereka.     

Ketiga orang itu hanya berdiri di mal. Wen Xiangyang dan Yan Xin terus menemani Li Lanxi sepanjang waktu. Mereka tidak bertanya maupun mengucapkan sepatah kata pun. Saat ini, Li Lanxi pasti tidak ingin orang lain mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padanya. Yang ia inginkan hanyalah seseorang untuk menemani di sisinya.     

Li Lanxi merasa tidak nyaman selama lebih dari setengah jam. Setelah itu, ia menyingkirkan emosinya. Saat ia melihat Wen Xiangyang dan Yan Xin berdiri di sisinya, ia merasa terharu sekaligus sedikit malu. Ketika dulu Li Lanxi merasa sedih sebelumnya, hanya ada Mu Lingqian dan Yun Yi yang menemaninya. Tetapi, mereka bahkan tidak tahu apa yang diinginkannya, terutama Yun Yi. Biasanya Yun Yi malah bertanya apakah Li Lanxi mau makan permen karet atau tidak.     

"Xiangyang, Xiaoxin, terima kasih. Aku baik-baik saja," kata Li Lanxi.     

Li Lanxi menyeka matanya, kembali mengenakan kacamata hitamnya, dan menghadap ke mereka dengan senyuman cerah. Namun, Wen Xiangyang masih merasa khawatir. Sejak pertama kali mengenal Li Lanxi, Li Lanxi merupakan sosok yang selalu ceria dan lincah. Li Lanxi selalu berbicara seperti seorang wanita yang kuat. Ini adalah pertama kalinya Wen Xiangyang melihat Li Lanxi rapuh seperti ini.     

Wen Xiangyang tidak berbicara. Ia hanya meraih tangan Li Lanxi dan mengubah topik pembicaraan, "Xiaolan, apakah ada tempat yang kau ingin datangi? Hari ini adalah hari ulang tahunku. Kalian memberiku hadiah dan aku mengundang kalian untuk keluar dan pergi bermain."     

"Oke. Kalau begitu, ayo kita pergi ke taman hiburan. Aku ketahuan oleh Kakak Qian waktu terakhir kali ke sana. Padahal, aku belum main hingga puas," jawab Li Lanxi.     

Li Lanxi menceritakan tentang taman hiburan dengan nada yang sangat bahagia, seolah-olah emosi yang tidak terkendali barusan hanyalah ilusi. Yan Xin tidak keberatan. Ia juga dapat melihat bahwa Wen Xiangyang mengakomodasi Li Lanxi dan sengaja mengubah topik pembicaraan.     

Ketiga wanita muda itu pergi ke taman hiburan. Seperti tiga orang anak kecil yang gila, mereka bermain sesuka hati seharian dan melepaskan semua kekhawatiran mereka dalam jeritan-jeritan tanpa beban.     

Ketiganya bermain sampai lebih dari pukul sembilan malam. Li Lanxi dan Yan Xin mengantarkan Wen Xiangyang ke gerbang kompleks kediaman Wen Xiangyang. Li Lanxi harus terbang kembali ke lokasi syuting keesokan harinya dan Yan Xin harus berangkat kerja keesokan harinya. Karenanya, saat Wen Xiangyang baru saja tiba di depan gerbang kompleks, ia langsung menyuruh mereka untuk pulang.      

Setelah keduanya pergi, Wen Xiangyang berdiri di pintu gerbang kompleks dan menghela napas. Ia mengeluarkan ponselnya dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Saat ini, bus-bus untuk kembali ke vila Mu Lingqian sudah selesai beroperasi.     

Jika Wen Xiangyang pulang berjalan kaki, mungkin ia akan sampai di sana pukul 12 malam. Jika ia memanggil taksi, ia akan sampai pukul 11 lewat. Mungkinkah Mu Lingqian masih menunggunya di vila?     

Hari ini adalah hari ulang tahun Wen Xiangnyang. Mu Lingqian merayakan ulang tahunnya lebih awal, tetapi ia masih berkeliaran di luar seharian dan tidak menelepon pria itu sama sekali. Mu Lingqian begitu baik padaku kemarin. Seharusnya hari ini dia tidak akan marah? batin Wen Xiangyang.     

Wen Xiangyang berdiri di depan gerbang kompleks dan mulai berpikir sembarangan. Namun, ia tiba-tiba mendengar suara klakson dan ada lampu besar yang menerangi jalan di depannya. Wen Xiangyang menoleh dan melalui cahaya lampu mobil, ia melihat Mu Lingqian duduk di kursi pengemudi. Wen Xiangyang sedikit terkejut.     

Mu Lingqian duduk di dalam mobil sambil memperhatikan Wen Xiangyang yang ternganga hingga mulutnya terbuka dan menatap dirinya dengan konyol. Ia perlahan membuka pintu mobil dan berjalan di depan Wen Xiangyang dengan wajahnya yang tegas. Sementara itu, Wen Xiangyang mengedipkan matanya saat melihat pria yang datang dari arah cahaya di depannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.