Pembalasan Gadis Peliharaan

Kembalinya Tuan Mu (1)



Kembalinya Tuan Mu (1)

0Dua hari sudah berlalu dalam sekejap mata.     

Dalam dua hari terakhir, Wen Xiangyang mengunci diri di dalam vila. Ia tidak pergi ke mana-mana, tidak menghubungi siapa pun, dan tidak pernah keluar untuk mencari Mu Lingqian lagi. Pikiran Wen Xiangyang mulai berkeliaran ke sana dan kemari.     

Jika Mu Lingqian masih ingin kembali, aku tidak perlu menunggu dan dia pasti akan kembali. Jika Mu Lingqian benar-benar lelah denganku… Tidak menginginkanku lagi… Aku akan tetap tinggal di sini. Menemui Mu Lingqian untuk yang terakhir kali. Nanti aku akan mengembalikan semua barang yang Mu Lingqian berikan padaku, baru pergi.     

Di sore hari, matahari bersinar dan sinarnya menembus jendela. Sinar matahari yang keemasan dan hangat sampai di tempat tidur dan menjemur tubuh orang yang meringkuk di sana.     

Seluruh tubuh Wen Xiangyang menjadi malas, terutama karena Mu Lingqian tidak mau bertemu dengannya. Ia jadi tidak berniat melakukan apapun. Ia tidak ingin bergerak, apalagi keluar.     

Sekarang Wen Xiangyang tidak punya pekerjaan paruh waktu. Di siang hari, selain menulis beberapa teks dan merawat Xiao Q, ia hanya tidur di tempat tidur. Bahkan sweter Mu Lingqian yang sudah selesai dirajut malah dilepasnya lagi. Wen Xiangyang tidak tahu apa yang ingin ia lakukan.     

Sama seperti beberapa hari sebelumnya. Setelah Wen Xiangyang selesai memberikan makan siang untuk Xiao Q, sore itu ia berjalan mengelilingi vila tanpa tujuan. Kemudian, ia kembali ke kamar dan berbaring di tempat tidur.     

Wen Xiangyang melihat kamar yang kosong, menghela napas, dan menutup matanya. Ia tidak bisa makan akhir-akhir ini. Tetapi, hal yang aneh adalah sebaliknya, ia tidur sangat nyenyak.     

Wen Xiangyang berbaring di tempat tidur dan tak butuh waktu lama baginya untuk segera tertidur. Entah sudah berapa lama ia tertidur. Samar-sama, ia bermimpi bahwa ada sesuatu yang menekannya. Kemudian, ia merasa seolah tubuhnya benar-benar tertahan oleh pelat besi yang kuat.     

Wen Xiangyang merasa sesak hingga sedikit tidak nyaman dan tidak bisa bernapas. Ia mengulurkan tangannya untuk mendorong pelat besi itu, tetapi pelat besi itu sepertinya dipaku ke tubuhnya. Bagaimanapun Wen Xiangyang mendorongnya, pelat besi itu tidak akan bergerak sama sekali.     

Wen Xiangyang mulai sedikit marah ketika tubuhnya ditekan. Saat ia masih marah, bibirnya tiba-tiba ditekan oleh bibir yang kuat hingga ke bagian bawah bibirnya. Itu adalah sebuah ciuman yang sangat kuat dan mendominasi. Pelaku itu menyerang bibir Wen Xiangyang, memeluk pinggangnya, dan menekan kedua kakinya. Dengan sedikit kegilaan, pelaku itu langsung menciumnya sampai ia tidak bisa bernapas.     

Wen Xiangyang mengerutkan alisnya dengan tidak nyaman. Ia bergumam sekali dan mengulurkan tangannya dengan tidak senang. Ia menepuk-nepuk pelaku yang menekannya dan membuatnya tidak bisa bernapas.     

Begitu Wen Xiangyang bergumam, mulutnya langsung diserang tanpa ampun dan dikepung. Tidak mungkin lagi baginya untuk mendapat kesempatan apapun untuk mengusir pelaku itu. Hal yang paling menyebalkan adalah bulu-bulu pendek dan keras yang menusuk wajahnya.     

Wen Xiangyang menganggap bahwa bermimpi dicium hingga seperti ini rasanya tidak normal. Awalnya, ia mengira Xiao Q melompat ke tempat tidurnya dengan nakal untuk mengusap kepalanya dan menjilat wajahnya. Namun, saat dicium seperti ini, ia langsung menghilangkan kecurigaannya terhadap Xiao Q.     

Wen Xiangyang mulai merasa bahwa ini semua bukan mimpi. Selain Mu Lingqian, siapa lagi yang bisa masuk ke vila ini dan melakukan hal seperti itu padanya?     

Wen Xiangyang membuka matanya. Benar saja, pria di dekatnya adalah Mu Lingqian. Jika dua hari yang lalu Mu Lingqian kembali dan menciumnya seperti ini, ia pasti akan merasa sangat senang dan membalasnya dengan antusias. Namun, sekarang berbeda. Hari ini Wen Xiangyang merasa seperti air yang tenang dan Mu Lingqian tidak membutuhkannya.     

Reaksi Wen Xiangyang membuat keinginan Mu Lingqian untuk berhubungan menjadi mereda. Keduanya saling memandang seperti ini.     

Apa yang dilihat Wen Xiangyang adalah Mu Lingqian dengan janggut biru muda, wajah yang tidak terlalu baik, dan lingkaran hitam di bawah matanya. Semua ini jelas merupakan gejala sisa dari kelelahan yang berlebihan. Melihat Mu Lingqian seperti ini, hati Wen Xiangyang yang mengeras mulai melunak lagi. Ia tidak bisa menahan perasaan sedihnya, Mu Lingqian kenapa? Kenapa dia bisa menjadi begitu kuyu sampai seperti ini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.