Pembalasan Gadis Peliharaan

Tutup Pintu dan Lepaskan Xiao Q



Tutup Pintu dan Lepaskan Xiao Q

0"Wen Xiangyang, apa yang kau lakukan? Kenapa kau ada di sini? Kau benar-benar mendorong Yaya lagi?!"     

Seperti ini lagi. Setiap kali, selalu terjadi seperti ini. Semuanya selalu salahku, pikir Wen Xiangyang jengah. Ia sudah tidak memiliki perasaan sejak lama, apalagi untuk mereka. Wen Xiangyang tidak ingin memedulikan mereka berdua sedikitpun. Kedua orang ini tidak lebih dari orang asing baginya.     

Wen Xiangyang ingin masuk ke kafe. Namun, Wen Ya mengulurkan tangannya dan meraih kaki Wen Xiangyang. "Kakak, bagaimana bisa kau melakukan hal seperti ini kepadaku? Aku hanya ingin berhubungan baik-baik dengan Kakak, tapi Kakak selalu mendorongku dan bersikap kasar padaku. Apakah Kakak begitu membenciku?"     

Wen Xiangyang tidak tahan lagi. Ia tidak tahu mengapa ia harus menanggung hal seperti ini. Kedua orang ini sama sekali bukan kerabatnya. Bagaimana bisa ada kerabat seperti itu di dunia ini?     

Wen Xiangyang melepaskan tangan Wen Ya yang menahan kakinya. Setelah melihat adegan ini, Xiao Q menggonggong dua kali dan akhirnya menggigit tangan Wen Ya.     

Wen Ya tidak menyangka Wen Xiangyang akan melepaskan tangannya. Ia bahkan tidak menyangka anjing yang marah itu akan benar-benar berani menggigitnya. Wen Ya jadi harus melepaskan Wen Xiangyang saat ia digigit. Ia bangkit dari tanah, berteriak, dan ingin menendang Xiao Q.     

"Anjing sialan! Lepaskan aku! Beraninya kau menggigitku! Ah!!!"     

Xiao Q tidak memedulikan sepatu hak tinggi Wen Ya yang menendang tubuhnya. Anjing besar itu terus menggigit tangan Wen Ya dan tidak melepaskannya. Seluruh telapak tangan Wen Ya yang digigit jadi terluka dan berdarah. Wen Ya pun mulai berteriak keras dengan mati-matian.     

Wen Xiangyang melihat Wen Ya yang berani menendang Xiao Q. Ia melangkah maju, membidik lutut Wen Ya, dan menendangnya. Wen Ya yang ditendang pun sampai jatuh berlutut di lantai.     

"Wen Xiangyang!"     

Ini adalah pertama kalinya Wen Xiangyang main tangan dengan Wen Ya. Padahal, sejak dulu Wen Ya biasa menjebak Wen Xiangyang. Wen Ya jelas sangat marah sampai matanya merah karena diperlakukan seperti ini.     

Wen Xiangyang, beraninya kau membiarkan anjing menggigitku! Kau juga masih berani menendangku! Cari mati kau! pekik Wen Ya dalam hati.     

Wen Ya tiba-tiba melompat seperti dirasuki kekuatan liar. Ia tidak hanya mengabaikan Xiao Q yang menggigit satu tangannya, tetapi juga mengulurkan tangan lainnya ke arah Wen Xiangyang. Wen Ya menggunakan kukunya yang berlumuran darah untuk mencakar wajah Wen Xiangyang. Namun, ia tidak tahu bahwa strateginya tidak berguna lagi karena telah tidak ampuh bagi Wen Xiangyang.     

Wen Xiangyang sudah pernah sangat menderita. Ketika Wen Ya hendak mencakar wajahnya, ia menggunakan satu kakinya untuk menendang wajah Wen Ya. Lagi pula, terlepas dari Wen Xiangyang benar-benar menendang Wen Ya atau tidak, Wen Lisheng pasti hanya akan menyalahkannya.     

"Wajahku! Hidungku… Hidungku sangat sakit…"     

Bagian tengah wajah Wen Ya terkena tendangan kaki Wen Xiangyang. Hidungnya ditendang hingga mengeluarkan darah. Wen Ya yang kesakitan menutupi wajahnya dan menjerit. Kali ini ia benar-benar dibuat menangis.     

"Kau layak mendapatkannya!"     

Wen Xiangyang mengambil kesempatan itu untuk menarik kakinya yang ditangkap Wen Ya dan menepuk-nepuk celananya yang diraih Wen Ya dengan jijik. Setelah itu, Xiao Q membuka mulutnya dan menggigit betis Wen Ya. Wen Ya kembali berteriak keras dengan panik.     

Wen Lisheng yang berada agak jauh dari mereka menyaksikan Wen Ya dipukuli. Ia segera berlari dengan marah ke arah mereka dengan terengah-engah.     

Wen Xiangyang ternyata berani main tangan pada Wen Ya di depan Wen Lisheng. Itu berarti Wen Xiangyang sama sekali tidak memedulikan ayahnya. Wen Lisheng seketika diselimuti amarah yang sudah lama menumpuk. Sambil kehabisan napas, ia menunjuk arah ke Wen Xiangyang dan berbicara dengan marah, "Kau kau…"     

"Jika kalian masih menginginkan proyek itu, menjauhlah dariku. Pergilah sejauh yang kalian bisa!" Wen Xiangyang memperingatkan dengan tegas.     

Wen Xiangyang awalnya sudah merasa cukup gelisah dan sangat terganggu. Begitu keluar rumah, ia masih harus bertemu dengan kedua orang yang sangat mengesalkan ini. Siapa yang bisa membayangkan betapa buruknya perasaannya sekarang?     

"Proyek? Hahaha!" Wen Ya yang awalnya menangis kesakitan tiba-tiba tertawa terbahak-bahak setelah mendengar kata-kata Wen Xiangyang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.