Pembalasan Gadis Peliharaan

Oh, Bukankah Ini Kakak?



Oh, Bukankah Ini Kakak?

0Ye Ying tidak ingin mengatakan di mana lokasinya sekarang. Wen Xiangyang juga tidak memaksanya lagi. Wanita kecil itu menjawab, "Oke, baiklah."     

Wen Xiangyang menyetujui permintaan Ye Ying. Lagi pula, pergi ke tempat Qin Sha juga sangat mudah. Ia pun membawa Xiao Q keluar.     

Seorang wanita kecil dan seekor anjing besar berjalan ke tepi jalan, lalu mencegat taksi untuk pergi. Wen Xiangyang memeluk Xiao Q di kursi penupang sambil mengelus kepala Xiao Q dan menyaksikan pemandangan di luar mobil. Taksi itu melewati sebuah restoran barat dan akhirnya tiba di kafe milik Qin Sha.     

Restoran barat yang barusan dilewati memang tidak istimewa, tetapi tetap menarik perhatian Wen Xiangyang. Ia sebenarnya melihat Wen Lisheng dan Wen Ya di sana. Ada juga seorang pria paruh baya yang duduk bersama keduanya. Mereka bertiga duduk bersama dan mendentingkan gelas untuk bersulang. Wen Xiangyang sedikit mengernyit saat melihat makan dengan sangat bahagia.     

Pada saat itu, taksi berhenti. Sopor memandang Wen Xiangyang dan bertanya, "Nona, sudah sampai. Anda ingin bayar tunai atau dengan kartu kredit?"     

"Tunai," jawab Wen Xiangyang. Ia duduk terdiam di dalam taksi beberapa saat sebelum tersadar. Kemudian, ia membayar argonya dan segera keluar dari taksi.     

Begitu Wen Xiangyang turun dari taksi, Wen Ya baru saja keluar dari restoran barat dan sekilas melihat Wen Xiangyang turun dari taksi. Mata Wen Ya langsung menjadi dingin, kemudian sebuah seringai terbit di sudut bibirnya. Ia merapatkan mantel bulunya dan berjalan menuju Wen Xiangyang.     

"Oh, bukankah ini kakak? Mengapa Kakak bisa ada di sini?" tanya Wen Ya. Ia mendongakkan kepala, melihat ke arah kafe, dan mengaitkan sudut mulutnya. "Kakak, kau berencana untuk masuk ke dalam sana? Setahuku, menu di kafe ini tidak murah, kan? Kakak, kau mampu membelinya?"     

Wen Xiangyang mengabaikan Wen Ya dan bahkan tidak ingin repot-repot mengurus Wen Ya. Ia ingin bergegas melangkah berjalan ke dalam. Mungkin saja Ye Ying sudah tiba lebih dulu. Jadi, lebih baik Wen Xiangyang segera masuk ke dalam.     

Wen Ya melihat bahwa Wen Xiangyang benar-benar mengabaikannya. Ia cepat-cepat berjalan ke Wen Xiangyang, lalu menghalangi jalan Wen Xiangyang sambil tersenyum dengan sangat genit dan berlebihan. "Kakak, kita adalah dua orang kakak-beradik yang sudah lama tidak bertemu. Kau ingin pergi begitu saja? Adikmu akan merasa sangat terluka jika kau seperti ini," kata Wen Ya.     

Wen Xiangyang menatap Wen Ya dan berkata dengan ringan, "Minggir."     

Wen Ya menghampiri Wen Xiangyang, mendekatkan wajahnya ke arah kakaknya, dan berkata, "Kakak, kenapa kau masih sama seperti saat kau dulu masih kecil? Kau yang seperti ini benar-benar akan membuat orang tidak menyukaimu!"      

Wen Xiangyang mengerutkan keningnya dengan jijik dan segera mengelak untuk menghindari Wen Ya. Xiao Q mengamati sikap Wen Xiangyang terhadap Wen Ya dan akhirnya mengetahui bahwa wanita ini adalah musuh. Anjing besar itu menggonggong keras pada Wen Ya, lalu menyeringai dengan galak, seolah ingin menggigit.     

Wen Ya awalnya tidak memperhatikan Xiao Q. Bagaimanapun juga, Xiao Q terus berada di sisi Wen Xiangyang dengan patuh. Karena Xiao Q sekarang menggonggong dengan galak, Wen Ya benar-benar ketakutan dan membuat seluruh tubuhnya menggigil.     

"Guk! Guk!" Xiao Q melihat Wen Ya yang masih belum pergi dan masih mengganggu Wen Xiangyang. Anjing besar itu pun menggonggong dan membuka mulutnya untuk bersiap menggigit Wen Ya.     

Wen Ya ketakutan hingga memucat warna wajahnya menghilang. Ia bergegas mundur dan menggunakan tasnya untuk mengusir Xiao Q, lalu buru-buru berteriak, "Pergi, kau anjing jahat! Keluar dari sini!"     

"Xiao Q, jangan pedulikan dia."     

Wen Xiangyang melirik sekali ke arah Wen Ya yang begitu ketakutan. Kemudian, ia mengabaikannya dan langsung membawa Xiao Q masuk ke dalam kafe. Namun, sebelum Wen Xiangyang masuk, tiba-tiba terdengar teriakan tak berdaya dari belakang, "Ah!"     

Wen Ya tiba-tiba terjatuh ke tanah, kemudian menatap Wen Xiangyang dengan kesedihan dan kebencian yang mendalam. Wen Xiangyang menutup matanya. Seperti dugaannya, hanya dalam sedetik, suara Wen Lisheng terdengar dari arah belakangnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.