Pembalasan Gadis Peliharaan

Tuan Mu Bangga (Tambahan)



Tuan Mu Bangga (Tambahan)

0"Tuan Mu…" Wen Xiangyang menundukkan wajah kecilnya dan memanggil pria di depannya dengan nada yang sedih. Ia hanya terlalu mengantuk hingga ketiduran dan tidak sempat memasak makanan.     

Mu Lingqian menatap Wen Xiangyang. Namun, semakin ia melihat Wen Xiangyang, semakin ia merasa kesal. Wen Xiangyang melakukan kesalahan dan masih berani berpura-pura bersikap menyedihkan di hadapannya.     

Mu Lingqian membuang sweter di tangannya dan menatap Wen Xiangyang dengan mata dingin. Pria itu berjalan ke meja teh dan mengambil semua wol dan kain di atas meja itu. Kemudian, ia membuang semuanya ke tempat sampah.     

"Tuan Mu, apa yang kau lakukan?" Wen Xiangyang berteriak ketika ia melihat apa yang dilakukan Mu Lingqian. Air mata kemarahan mengalir dari matanya, "Aku membelikan beberapa benang wol itu untuk membuat sweter untukmu!"     

Kata-kata ini membuat tubuh Mu Lingqian mendadak kaku. Wen Xiangyang tadinya sempat berpikir bahwa ketika Mu Lingqian kembali, ia akan mengukur tubuh pria itu dan juga merajutkan sweter untuknya. Tapi, Mu Lingqian malah benar-benar membuang semua wol itu ke tempat sampah!     

Untuk beberapa saat, tak satupun dari mereka berbicara. Sementar itu, Xiao Q berbaring ke samping dan mencoba bersikap seakan ia tidak ada di sana.     

"Jika kau tidak menyukainya, aku tidak akan melakukannya," kata Wen Xiangyang. Wanita kecil itu menyeka air matanya, lalu berbalik badan dan berjalan menuju dapur.     

Mu Lingqian masih berdiri di tempat dan menatap punggung Wen Xiangyang yang menjauh. Kemudian, ia menatap puluhan gulung benang di tempat sampah. Barulah Mu Lingqian tersadar, Jika hanya membuat sweter untuk Xiao Q, sebenarnya tidak membutuhkan begitu banyak benang wol.     

Wen Xiangyang selesai memasak dan meminta Mu Lingqian untuk makan. Kemudian, mereka berdua makan dengan begitu tenang. Wen Xiangyang tidak berbicara, begitu pula dengan Mu Lingqian. Setelah makan malam, Wen Xiangyang merapikan piring dan meja makan lalu kembali ke kamar.     

Mu Lingqian yang duduk membaca majalah di sofa melihat Wen Xiangyang naik ke lantai atas. Matanya menggelap, lalu ia meletakkan majalahnya dan ikut naik ke atas. Wen Xiangyang baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi ketika pintu kamarnya tiba-tiba terbuka.     

Wen Xiangyang melihat Mu Lingqian yang muncul di depan pintu dan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya pergi mengambil handuk kering untuk menyeka rambutnya. Namun, begitu ia baru mengeluarkan handuk, handuknya diambil alih di oleh Mu Lingqian. Wen Xiangyang mendongak dan menatap pria di depannya.      

Mu Lingqian menarik Wen Xiangyang untuk duduk ke tempat tidur dan dengan sabar menyeka rambutnya. Wen Xiangyang hanya duduk dan tidak ingin mengucapkan sepatah kata pun. Ia juga memiliki temperamen dan jelas ia marah karena kehilangan semua wol yang dibelinya. Karena ia tidak berani langsung marah pada Mu Lingqian, ia memilih untuk tidak akan berbicara dengan pria itu.     

Malam itu, Mu Lingqian berbaring di atas tempat tidur sambil memeluk Wen Xiangyang. Di tengah kebingungan Wen Xiangyang yang nyaris tertidur, ia seperti mendengar Mu Lingqian mengucapkan sepatah kata. Wen Xiangyang masih dapat mendengar dengan jelas ketika Mu Lingqian mengatakannya. Namun, begitu ia bangun keesokan harinya, ia tidak bisa mengingat apa yang dikatakan Mu Lingqian tadi malam.     

Bagaimanapun, ini adalah pertama kalinya Wen Xiangyang bangun pagi tanpa rasa sakit di pergelangan tangan atau pergelangan kakinya setelah semalaman tidur bersama Mu Lingqian. Pria itu tidak ada dan mungkin sudah keluar. Wen Xiangyang bangkit dari tempat tidur, turun ke lantai bawah, dan melihat bahwa sarapan sudah siap di atas meja makan.     

Xiao Q sedang makan daging sapi di ruang makan saat Wen Xiangyang datang. Lalu, anjing itu menjilat mulutnya dan mengambil secarik kertas catatan untuk dibawa ke depannya. Wen Xiangyang melirik catatan kecil itu dan menyimpannya kembali sambil membatin, Apakah pria ini melakukan ini semua sebagai permintaan maaf?     

Wen Xiangyang berjalan ke tempat sampah dan ingin mengambil gulungan benang, Lagi pula, tempat sampah itu bersih. Ia juga membeli benang dan kain dengan kualitas terbaik seharga lebih dari seribu Yuan. Jika Wen Xiangyang mengambil lagi kain dan benangnya, semua itu masih bisa digunakan.     

Ketika Wen Xiangyang berjalan ke tempat sampah, ia mendapati bahwa isi tempat sampah itu telah hilang. Ia mengerutkan kening, lalu tiba-tiba bel pintu berbunyi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.