Pembalasan Gadis Peliharaan

Memberinya Sekotak Wol



Memberinya Sekotak Wol

0Wen Xiangyang berjalan keluar dan membuka pintu. Lalu, ia melihat Asisten Pribadi Zhang berdiri di depan pintu.     

"Nona Wen, Bos memintaku untuk memberikan barang-barang ini kepada Nona. Nona dapat menghitungnya. Selain itu, masih ada beberapa potong pakaian ini. Ini adalah pakaian yang dibuat oleh desainer Italia yang terakhir kali saya undang," kata Asisten Zhang.     

Wen Xiangyang melihat ke pintu dan ternyata ada tiga orang yang sedang memegang pakaian serta satu orang yang memegang kotak besar. Ia melirik ke kotak yang penuh dengan wol dan tak bisa berkata-kata, "....."     

Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya Wen Xiangyang berkata, "Masuklah dulu. Terima kasih atas kerja keras kalian."     

Wen Xiangyang meminta Asisten Zhang dan para asisten yang dibawanya untuk memindahkan semuanya ke dalam. Ia hanya bisa menerima semua barang yang mereka bawa. juga mengundang mereka minum secangkir teh hangat untuk menghangatkan perut mereka sebelum mereka pergi.     

Setelah rombongan Asisten Zhang pergi dan pintu tertutup, Wen Xiangyang memandangi kotak wol itu dengan sedikit tercengang. Saat ia merajut semua benang wol ini menjadi sweter, ia khawatir musim dingin ini keburu berakhir. Mu Lingqian sudah keluar sehingga Wen Xiangyang tidak dapat mengukur tubuhnya. Sederhananya, ia akan merajut untuk Xiao Q terlebih dahulu.     

Hari ini, Wen Xiangyang menyiapkan makanan lebih awal. Namun, Mu Lingqian belum kunjung kembali. Ia tidak sanggup menunggu Mu Lingqian sehingga ia berbaring di tempat tidur. Sementara itu, pikirannya sedikit liar dan mulai ke mana-mana.     

Apakah Mu Lingqian marah karena sikapku tadi malam? Wen Xiangyang menghela napas dan memukuli boneka beruang besar di tempat tidurnya dua kali.     

———     

Keesokan harinya adalah hari yang kembali bersinar cerah. Wen Xiangyang berbaring di tempat tidur dan membuka matanya. Tatapannya berkeliaran di sekitar ruangan terang yang disinari oleh matahari, tetapi ia tidak menemukan jejak Mu Lingqian datang ke kamar. Tampaknya Mu Lingqian tidak kembali tadi malam.     

Wen Xiangyang bangun dan mengenakan pakaiannya. Setelah sikat gigi dan cuci muka, ia turun ke lantai bawah dengan sedikit lesu. Ia membuat beberapa makanan secara acak untuk sarapan dan juga membuatkan makanan untuk Xiao Q.     

Akhirnya, Wen Xiangyang memutuskan untuk bekerja paruh waktu. Ia sudah selesai memperbaiki seragam kerjanya kemarin dan jahitannya cukup bagus. Ditambah lagi, kain yang dibelinya berkualitas bagus. Setelah ditambal, jejak lubangnya tidak terlihat terlalu jelas.     

Wen Xiangyang menyiapkan seragam kerjanya yang sudah diperbaiki. Ia juga memasangkan pakaian untuk Xiao Q. Kemudian, keduanya berangkat ke kedai kopi.     

Begitu mereka tiba di kedai kopi, mata para siswa pekerja paruh waktu tertuju pada Wen Xiangyang lagi. Ketika ia masuk, ia mendengar orang-orang yang berbisik sambil mengutuknya di belakangnya. Wen Xiangyang hanya berpura-pura tidak mendengarnya. Ia datang kemari untuk bekerja paruh waktu, bukan untuk berkonflik dengan gadis-gadis kecil ini.     

Wen Xiangyang membawa Xiao Q ke ruang staf. Tetapi, begitu ia baru saja masuk, ada dua gadis yang berjalan masuk dan mendengus sinis padanya. Kedua gadis itu menatap Wen Xiangyang sambil melipat tangan di dada.     

Wen Xiangyang melirik kedua gadis itu, lalu bersikap seakan tidak melihat mereka. Ia hanya melakukan apa yang harus dilakukannya. Ia mengenakan seragamnya dan bersiap bekerja. Namun, ketika kedua gadis itu melihat Wen Xiangyang mengabaikan mereka, ekspresi wajah mereka menjadi buruk. Mereka mencibir, Bagaimana bisa ada wanita yang tidak tahu malu di dunia ini?     

Salah satu dari kedua gadis itu memandang temannya dan berkata, "Kita seperti ini, lalu begini."     

"Oke, ide bagus," jawab gadis satunya lagi dengan mata yang bersinar terang.     

Hanya saja, kedua gadis itu tidak menyadari bahwa Xiao Q berada di samping mereka dan melihat tindakan mereka berdua dengan mata kepalanya sendiri. Meski Xiao Q tidak tahu apa yang ingin mereka lakukan, anjing besar itu menyipitkan matanya dengan penuh curiga dan waspada.     

Semakin lama, suasana kedai kopi semakin ramai. Para tamu yang datang berangsur-angsur bertambah. Wen Xiangyang juga mulai menjalankan tugasnya.     

Tidak butuh waktu lama, Zhen Qin juga akhirnya tiba di kedai kopi tersebut. Ia melihat Wen Xiangyang berada di sana, lalu berjalan ke arah Wen Xiangyang dengan antusias dan menyapa Wen Xiangyang. Hanya saja, ia tidak melihat seberapa besar kebencian yang ditunjukkan orang-orang lain pada Wen Xiangyang.     

Wen Xiangyang sedikit tidak berdaya dan hanya bisa membatin, Zhen Tampan, ada begitu banyak orang di kedai kopi. Tidak bisakah kau ganti menyapa orang lain saja? Aku akan dilempar ke sarang lebah jika gadis-gadis lain di kedai kopi ini melihatnya.     

Tepat ketika Wen Xiangyang sangat tidak berdaya, suara seorang gadis datang dari belakang dan terdengar memanggil dengan sangat cemas, "Zhen Tampan! Zhen Tampan!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.