Pembalasan Gadis Peliharaan

Tuhan Memberkati, Jangan Biarkan Mu Lingqian Tahu



Tuhan Memberkati, Jangan Biarkan Mu Lingqian Tahu

0Tidak peduli apapun, itu semua tidak ada hubungan dengannya.     

Wen Xiangyang melihat bahwa Li Lanxi terlihat sangat bahagia dan ada sebuah senyuman di wajahnya. Setelah Li Lanxi tertawa, ia tiba-tiba menghela napas dan ada sedikit ketidakberdayaan di wajahnya yang cantik. "Ngomong-ngomong, Xiangyang, Ibu Wu membantuku menerima pekerjaan syuting. Aku harus pergi ke lokasi syuting dalam dua hari ini dan aku mungkin tidak bisa sering melihatmu."     

"Baguslah jika ada syuting itu. Aku sudah melakukan CT scan kemarin dan tidak ada masalah besar. Aku bisa kembali setelah beberapa hari beristirahat. Kau tidak perlu mengkhawatirkan kondisiku. Setelah kondisiku jauh lebih baik, kau harus menyambutku jika aku pergi mengunjungimu."     

"Benarkah?" Mata Li Lanxi berbinar, tetapi ia masih mempertahankan sikap datarnya seperti yang biasa, "Kau datang untuk mengunjungiku, bukan aku yang memaksamu untuk datang."     

"Ya, itu memang keinginanku untuk mengunjungimu. Kalau begitu, aktris terkenal, bisakah kau mengizinkan gundikmu ini mengunjungimu?"     

Li Lanxi tertawa ketika mendengar ini. Karena serial televisinya, para penggemar Li Lanxi disebut Ai Fei. Karena itu, Wen Xiangyang turut memproklamirkan dirinya seperti ini dan tidak ragu mengikuti akun Weibo-nya.     

Li Lanxi mengibaskan tangannya, "Karena Ai Fei menyukainya dan mengharapkannya, Tuan Putri menyetujuinya."      

Sementara Li Lanxi dan Wen Xiangyang mengobrol di dalam ruangan, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu. Mereka berdua menoleh ke arah pintu di saat yang bersamaan. Lalu, mereka melihat Yan Xin muncul di pintu dengan mendorong Yan Junyi yang duduk di kursi roda,.     

Begitu Li Lanxi melihat Yan Ge, wajahnya yang semula tersenyum langsung berubah menjadi dingin. Ia mendengus dan suara dari hidungnya bisa didengar semua orang. Saat Yan Junyi melihat bahwa wanita ini juga ada di sini, wajahnya pun tenggelam.     

Wen Xiangyang tidak menyangka bahwa Yan Junyi akan datang. Bagaimanapun, kakinya masih belum bisa bergerak. Apalagi, yang paling penting adalah Wen Xiangyang telah berjanji pada Mu Lingqian untuk tidak melihat Yan Junyi.     

Karena sekarang Kak Junyi datang menemuiku, ini bisa diartikan sebagai aku menemui Kakak atau tidak? Tuhan memberkati. Jangan biarkan Mu Lingqian tahu tentang ini, pikir Wen Xiangyang.     

Wen Xiangyang berdiri, lalu cepat-cepat berjalan ke hadapan Yan Junyi. Nada bicaranya sedikit cemas saat ia bertanya, "Kakak, kenapa kau datang ke sini? Kakimu masih belum sembuh, jadi cepat kembalilah dan beristirahatlah."     

Saat Wen Xiangyang berbicara, ia menatap Yan Xin dan mengedipkan matanya sambil berkata, "Xiaoxin, cepat antar kakakmu kembali untuk beristirahat."     

"Xiangyang, tidakkah kau menyambutku?" tanya Yan Junyi. Ia jelas tidak bodoh. Begitu ia melihat Wen Xiangyang melangkah mendekat, ia tahu bahwa Wen Xiangyang hendak menyuruhnya pergi.     

"Kakak…"     

"Ya, Xiangyang sedang mengusirmu," sahut Li Lanxi. Ia melangkah maju, mengangkat dagunya, dan membuka mulut dengan menghina, "Bukankah kau sudah memiliki tunangan kesayanganmu? Untuk apa kau masih datang ke tempat Wen Xiangyang? Kau masih ingin membiarkan tunanganmu mencari masalah dengan Wen Xiangyang di sini?"     

"Aku tidak berbicara denganmu," balas Yan Junyi. Buku-buku tangannya yang memegang gagang kursi roda itu agak sedikit memutih.     

Li Lanxi juga sedikit marah ketika dimarahi Yan Junyi. Bahkan, Mu Lingqian tidak pernah memarahinya seperti itu. Ia mendengus dingin, lalu terus mencibir, "Kau seharusnya tidak terlalu narsis. Jika kau tidak berbicara denganku, bagaimana bisa kau tahu bahwa aku berbicara denganmu?"     

Li Lanxi sama sekali tidak ingin melihat Yan Junyi. Ia juga tidak ingin membuat Wen Xiangyang dan Yan Xin kesulitan. Ia segera mengenakan kacamata hitamnya, memandangi mereka, dan berkata, "Xiangyang, Xiaoxin, aku akan pergi melihat tunanganku. Tunggu hingga seseorang pergi, baru aku akan datang kembali."     

Yan Xin tahu bahwa ada kesalahpahaman di antara Li Lanxi dan kakaknya. Ia dan Wen Xiangyang hanya bisa saling memandang dan keduanya tampak tak berdaya. Sementara itu, Li Lanxi sudah pergi.     

Selama perjalanan menuju ruang rawat inap Mu Lingqian, Li Lanxi terus berpikir dan semakin memikirkannya. Ia pun merasa bahwa perlu baginya untuk meningkatkan visi Wen Xiangyang dalam mengagumi pria. Perlukah aku memperkenalkan Kakak Qian kepada Xiangyang lebih awal? Biar Xiangyang bisa melihat pria seperti apa yang dapat disebut pria sejati, pikir Li Lanxi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.