Pembalasan Gadis Peliharaan

Kakakmu Sudah Bodoh, Ya?



Kakakmu Sudah Bodoh, Ya?

0Tepat ketika Wen Xiangyang berpikir bahwa Mu Lingqian akan mendengar perkataannya, Mu Lingqian berkata dengan dingin, "Jika kau tidak ingin lukaku memburuk, ingatlah setiap kata yang pernah aku katakan."     

"….." Wen Xiangyang hanya terdiam.     

Wen Xiangyang sudah mengingat perkataan Mu Lingqian. Mau tidak mau, ia mau tidak mau harus mengingatnya. Ia tidak akan pergi melihat Yan Junyi. Begitu luka Mu Lingqian membaik, baru ia akan diam-diam pergi menemui Yan Junyi lagi dan memberinya beberapa obat-obatan.     

Mu Lingqian menyuruh Wen Xiangyang untuk datang hanya karena ia ingin meminta gadis itu sarapan. Selain itu, ia juga ingin melihat apakah gadis peliharaannya ini masih ingin membuat masalah dengannya atau tidak. Mengingat bahwa Li Lanxi mungkin akan datang, Mu Lingqian membuka mulutnya dan berkata, "Kau boleh kembali ke ruanganmu."     

Mendengar perkataan itu tidak membuat Wen Xiangyang dapat bernapas lega. Sebaliknya, ia hanya melihat ke arah Mu Lingqian. Mu Lingqian pun melirik Wen Xiangyang dan bertanya, "Kenapa? Kau ingin tinggal dan menunggu Xiaolan datang?"     

Oh!     

Begitu Wen Xiangyang mendengar nama Li Lanxi, ia segera berdiri. Ia segera teringat bahwa Li Lanxi pergi mengambilkan obat untuknya. Jika Li Lanxi kembali dan tidak dapat menemukannya, mungkin temannya itu akan khawatir. Wen Xiangyang tidak ingin ketahuan oleh Li Lanxi.     

"Kalau begitu beristirahatlah dengan baik, Tuan Mu. Aku akan kembali nanti siang untuk melihatmu, oke?"     

"Hng," Mu Lingqian selesai berbicara tanpa melihat Wen Xiangyang lagi.     

Wen Xiangyang melihat bahwa Mu Lingqian mengabaikannya. Ia berjalan mundur hingga ke pintu kamar sambil melihat Mu Lingqian.     

Sementara itu, Li Lanxi baru saja membeli salep dan kembali. Di sudut di luar ruang rawat inap Wen Xiangyang, kebetulan ia bertemu dengan Yan Xin yang bergegas mencari Wen Xiangyang. Li Lanxi pun mengerutkan kening saat melihat Yan Xin. Sangat jelas terlihat bahwa Li Lanxi masih mempermasalahkan masalah Yan Junyi dan Zhang Ziyue.     

Begitu Yan Xin melihat Li Lanxi ada di sini, ia cepat-cepat melangkah maju dan bertanya dengan cemas, "Xiaolan, di mana Xiangyang? Apakah dia baik-baik saja?"     

"Tidak baik," jawab Li Lanxi dengan terus terang, "Siapa yang masih akan baik-baik baik setelah ditampar?"     

Yan Xin dibuat sedikit malu oleh Li Lanxi. Ia pun berkata, "Maafkan aku."     

Li Lanxi mendengar Yan Xin meminta maaf pada dirinya sendiri. Untungnya ia baik-baik saja, jadi ia tidak mempersulit Yan Xin lagi. Lagi pula, itu bukan masalah Yan Xin. Ia hanya berkata dengan sedikit marah, "Sebenarnya ada apa antara kakakmu dan tunangannya? Kakakmu benar-benar sudah cukup, tapi dia masih membiarkan tunangannya menampar Xiangyang."     

"Kakakku, dia benar-benar…" Yan Xin mengangkat kepalanya karena terkejut mendengar perkataan ini. Ia berpikir, Bagaimana mungkin kakakku...     

Tak butuh waktu lama bagi Yan Xin untuk mengerti. Setelah hening beberapa saat, ia menundukkan kepalanya dan bergumam, "Xiaolan, kau tidak terlalu menyukai kakakku, kan? Sebenarnya, aku juga tidak suka kakakku seperti itu. Namun, wanita itu pernah memiliki anak karena kakakku."     

Yan Xin menarik napas sejenak sebelum menjelaskan, "Aku, Xiangyang, dan juga kakakku hidup baik-baik saja sebelum ada wanita itu. Bahkan, aku pernah berharap Xiangyang kelak menjadi calon kakak iparku. Tapi, wanita itu kemudian muncul. Wanita itu dan kakakku adalah teman satu kampus. Awalnya, wanita itu yang mengejar kakakku. Entah bagaimana, mereka akhirnya memiliki hubungan yang sangat dekat. Ditambah lagi, wanita itu juga hamil. Namun, entah kenapa anak itu kemudian tiba-tiba hilang tanpa dapat dijelaskan. Bulan kedua setelah anak itu hilang, kakakku dan wanita itu bertunangan."     

Li Lanxi tertawa ketika mendengar hal ini. Lalu, ia mencibir, "Xiaoxin, bukankah ini plot dalam drama yang tidak realistis yang aku mainkan beberapa tahun yang lalu? Kakakmu sudah bodoh, ya?"     

Yan Xin sontak terdiam, "....."     

"Untung kakakmu bodoh. Kalau tidak, Xiangyang yang nantinya akan benar-benar mendapat bencana, ya…"     

"Xiaoxin? Xiaolan?"     

Ketika Wen Xiangyang hendak berjalan kembali ke ruang rawat inapnya dan baru saja berbelok di salah satu sudut, ia melihat Yan Xin dan Li Lanxi di depan pintu ruangannya. Ia pun melangkah maju dan memanggil mereka berdua. Yan Xin dan Li Lanxi pun refleks menoleh.     

"Xiangyang, mengapa kau pergi keluar?"     

"Xiangyang, bagaimana kabarmu?"     

Suara-suara Li Lanxi dan Yan Xin terdengar di saat yang bersamaan. Mereka juga berjalan menuju Wen Xiangyang di saat yang bersamaan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.