Pembalasan Gadis Peliharaan

Tuan Mu Memanggilmu



Tuan Mu Memanggilmu

0Yan Junyi menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa. Hanya saja, Ziyue barusan datang dan juga menampar Wen Xiangyang. Ambilkan beberapa salep, lalu pergilah ke sana dan tengok Xiangyang."     

"Apa?!"     

Reaksi pertama Yan Xin saat mendengar bahwa Wen Xiangyang ditampar adalah marah. Masalahnya, orang yang memukul Wen Xiangyang adalah calon kakak iparnya. Ia memperhatikan dengan saksama, namun ia tidak tahu harus berkata apa. Butuh beberapa detik sebelum akhirnya Yan Xin berkata dengan tidak berdaya, "Aku akan pergi melihat Xiangyang."     

———     

Sementara itu, Wen Xiangyang dan Li Lanxi telah kembali ke ruang rawat inapnya. Li Lanxi membantu Wen Xiangyang naik ke tempat tidur. Ia mengerutkan kening saat melihat wajah Wen Xiangyang, dan berkata, "Xiangyang, tunggu. Aku akan memberimu salep. Siapa orang itu? Yan Junyi pasti sudah tidak waras sampai bertunangan dengan wanita seperti itu."     

Setelah Li Lanxi selesai berbicara, ia langsung berjalan keluar. Wen Xiangyang duduk di tempat tidur dan sedikit menghela napas. Tiba-tiba, terdengar suara ketukan di pintu ruang rawat inap. Wen Xiangyang merasa sangat aneh dan berpikir, Kenapa Li Lanxi kembali begitu cepat? Setelah itu, ia berkata, "Silakan masuk."     

Hua Yu membuka pintu dan berjalan masuk. Lalu, ia berkata, "Kakak Ipar, Bos memintaku datang kemari untuk memanggilmu ke ruang rawatnya."     

Wen Xiangyang saat ini sedang mengikat rambutnya dan menundukkan kepalanya sehingga Hua Yu tidak dapat melihat wajahnya. Tetapi, setelah Hua Yu selesai berbicara, ia langsung melihat ke sekeliling dan bertindak seperti pencuri yang takut ketahuan. Jika Hua Yu bertemu dengan Li Lanxi, ia tidak akan bisa menjelaskan.     

Hati Wen Xiangyang sedikit berdebar saat mendengar kata-kata Hua Yu. Ia baru saja ditampar dan masih ada bekasnya. Jika sekarang ia harus bertemu Mu Lingqian, pria itu pasti akan mengetahuinya. Setelah Mu Lingqian mengetahuinya, ia pasti akan bertanya. Namun, jika Wen Xiangyang menunggu Li Lanxi kembali membawa salep, ia lebih tidak akan mungkin untuk pergi menemui Mu Lingqian.     

"Kakak Ipar, kau harus bergegas pergi. Bos bilang kau harus berada di sana dalam lima menit. Jika tidak, kau tidak hanya akan sengsara, tetapi aku juga ikut mendapat nasib buruk itu," kata Hua Yu. Ketika ia melihat Wen Xiangyang tetap duduk di sana dan tidak segera bergerak, ia mulai berlutut di lantai dengan air mata yang mengalir dari kedua matanya. Ia benar-benar meminta Wen Xiangyang untuk segera pergi ke ruang rawat inap Mu Lingqian.     

"Kau pergi dulu, aku akan segera datang." Wen Xiangyang membuka mulutnya, dan ia harus pergi ke sana.     

"Oke, Kakak Ipar. Kau harus segera datang, ya."     

Setelah Hua Yu selesai berbicara, ia melongokkan kepalanya dan memastikan bahwa Li Lanxi tidak ada di sana. Setelah itu, ia buru-buru menyelinap pergi. Hua Yu bukan dokter yang merawat Wen Xiangyang. Kehadirannya di sini pasti akan memunculkan kecurigaan.     

Setelah Hua Yu pergi, Wen Xiangyang melihat ke sekeliling ruang rawat inap dan menemukan sebuah kotak bedak yang entah ditinggalkan siapa. Ia menggunakan bedak itu untuk menutupi bekas di wajahnya. Lalu, ia melihat ke arah cermin, menyisir rambutnya, dan merapikan rambutnya agar dapat menutupi setengah wajahnya yang telah ditampar.     

Setelah Wen Xiangyang merasa bekas tamparan di wajahnya tidak akan terlihat, barulah ia berlari menuju kamar Mu Lingqian. Ia berlari hingga ke depan ruang rawat inap Mu Lingqian, ia menarik napas dalam-dalam sebelum mengetuk pintu. Suara rendah Mu Lingqian segera terdengar dari dalam ruang rawat inap, "Masuk."     

Wen Xiangyang merapikan pakaian dan rambutnya, lalu membuka pintu dan masuk. Mu Lingqian sedang berbaring di tempat tidur sambil membaca majalah. Ketika ia melihat Wen Xiangyang yang telah mengubah gaya rambutnya, ia sedikit mengerutkan kening dan bertanya, "Apa yang salah dengan rambutmu?"     

"Uh… Aku tidak mengurus rambutku ketika aku tidur semalam dan aku tidur dengan posisi miring," jawab Wen Xiangyang sambil menunjukkan senyum cerah dan polos pada Mu Lingqian.     

"Kemarilah," kata Mu Lingqian yang kini semakin mengerutkan keningnya. Ia meletakkan majalah yang dipegangnya, menepuk sisi tempat tidur di sampingnya, dan berkata, "Duduk di sini."     

Wen Xiangyang tidak punya pilihan lain selain menurut. Ia berjalan menghampiri pria itu, tetapi kecepatan gerakannya sangat lambat. Langkahnya sangat lambat sehingga Mu Lingqian meliriknya dengan dingin, "Kau ingin aku turun dan menggendongmu?"     

Mana mungkin Wen Xiangyang punya nyali untuk menolak begitu ia mendengar perkataan Mu Lingqian? Ia segera berlari dan duduk di sebelah Mu Lingqian seperti seorang istri yang patuh.     

Mu Lingqian melihat rambut Wen Xiangyang yang terurai hingga menutupi wajahnya. Semakin lama dilihat, semakin tidak sedap dipandang mata. Mu Lingqian mengulurkan tangannya untuk menyampirkan helaian rambut Wen Xiangyang di belakang telinganya. Tetapi, ketika ia menyentuh wajah Wen Xiangyang, ia langsung mengerutkan kening.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.