Pembalasan Gadis Peliharaan

Perjanjian Tuan Raja



Perjanjian Tuan Raja

0Mu Lingqian tidak kalah menderitanya dengan Wen Xiangyang saat melihat ekspresi menyakitkan wanita itu. Tetapi, Mu Lingqian harus bertindak kejam agar tidak bertengkar dengan Wen Xiangyang tentang masalah ini. Jika mereka terus bertengkar, Wen Xiangyang bisa-bisa menjauhi Mu Lingqing.     

Mu Lingqian berjalan ke depan Wen Xiangyang, berjongkok, dan membiarkan lukanya merobek dengan keras. Ia menatap mata Wen Xiangyang dan mengucapkan kata demi kata, "Berjanjilah padaku untuk tidak lagi melakukan hal seperti ini. Jika aku menginginkanmu, kau tidak boleh menolaknya, apalagi menjauhiku."     

Darah dari perut Mu Lingqian mengalir lebih deras dari sebelumnya sehingga bau darah di udara semakin lama semakin kuat. Wen Xiangyang menangis sampai matanya merah dan bengkak, bahkan pandangannya mulai kabur, tetapi darah yang mengalir di hadapannya masih begitu menyilaukan. Wen Xiangyang membatin, Bagaimana bisa Mu Lingqian memaksaku seperti ini? Bagaimana bisa dia menggunakan lukanya dan rasa bersalahku padanya untuk memaksaku?     

"Kau tidak setuju?" Mu Lingqian mengulurkan tangannya untuk merobek lukanya di depan Wen Xiangyang. Suaranya jelas serak, tetapi ia tampak seperti tidak terluka.     

Saat Wen Xiangyang melihat Mu Lingqian ingin benar-benar merobek luka dengan tangannya sendiri, ia berlutut di lantai dengan cemas dan sedih. Kemudian, ia menggenggam tangan Mu Lingqian erat-erat dan menangis hingga terengah-engah. "Aku mohon padamu, biarkan aku membantu mengobatimu. Aku mohon… Aku mohon padamu..."     

Mu Lingqian menghentikan gerakannya, lalu mengulurkan tangan untuk menghapus air mata dari wajah Wen Xiangyang. "Berjanjilah padaku. Jika kau setuju, aku akan membiarkanmu membantuku untuk mengobatinya. Jika tidak, kau bisa coba sendiri."     

Mu Lingqian tahu bahwa ia terluka demi Wen Xiangyang sehingga membuat Wen Xiangyang merasa bersalah terhadapnya. Tetapi, yang ia inginkan bukanlah rasa bersalah dari Wen Xiangyang, melainkan hati Wen Xiangyang.     

"Sepertinya…" Mu Lingqian mengucapkan satu kata dengan suara yang sangat serak. Wen Xiangyang tampak putus asa, tetapi masih tidak mau setuju. Mu Lingqian pun tiba-tiba menarik tangannya kembali dan menusuk lukanya.     

Wen Xiangyang hampir pingsan ketika menyaksikan Mu Lingqian menyodok luka dengan tangannya sendiri. "Jangan!" teriak Wen Xiangyang dengan suara serak, "Jangan! Aku berjanji padamu! Aku berjanji aku menyetujui semua yang kau katakan. Aku mohon padamu…"     

"Kau menyetujuinya?" Mu Lingqian membantu Wen Xiangyang untuk berdiri. Sementara itu, semakin banyak darah yang mengalir dari lukanya.     

Wen Xiangyang mengangguk dengan putus asa. Ia menangis sampai ia mulai cegukan, "Aku... Um... Aku berjanji, aku... Uh ... Berjanji, aku... Um... Aku mohon padamu, biarkan aku membantumu mengobati lukamu?"     

Mu Lingqian mengedipkan matanya yang terlihat sangat tertekan. Ia menepuk-nepuk punggung Wen Xiangyang untuk meredakan cegukannya, tapi ia masih tidak membiarkan Wen Xiangyang pergi untuk mengambil obat. Mereka tetap berada di posisi seperti itu untuk sementara waktu.     

Setelah cegukan Wen Xiangyang membaik, ia memandang Mu Lingqian dengan air mata berlinang. Ia benar-benar tidak mengerti mengapa pria ini memperlakukannya seperti ini. Mu Lingqian selalu membantunya tanpa syarat, tetapi pria itu juga selalu memaksanya seperti ini.     

"Tuan Mu, aku sudah berjanji padamu. Apakah aku sudah bisa mengobati lukamu terlebih dahulu?"     

"Tidak perlu terburu-buru," jawab Mu Lingqian. Ia membawa Wen Xiangyang keluar, mengambil selembar kertas putih dan pena dari laci, lalu berkata, "Aku akan mengatakannya dan kau yang menulisnya. Setelah selesai menulis, cap jarimu di kertas ini. Jangan sampai nanti ada pihak yang menyesal dan kau bertengkar lagi denganku karena masalah ini."     

Tidak akan membuat masalah... Wen Xiangyang tidak berani membuat masalah lagi. Jika Mu Lingqian meninggal, ia tak akan pernah merasa tenang selama sisa hidupnya.     

"Satu, tidak boleh menangis. Dua, tidak boleh mencari masalah. Tiga, tidak ada penolakan atas permintaanku. Empat, tidak boleh menjauh dariku karena Xiaolan. Lima, tidak boleh melanggar peraturanku dan hanya melakukan apa yang aku izinkan. Enam, biarkan kosong saja. Jika sudah terpikirkan, akan ditambahkan nanti."     

Mu Lingqian mengucapkan kata demi kata dengan suara yang terdengar rendah dan serak. Wen Xiangyang menuliskan catatan sesuai dengan kata-kata Mu Lingqian dan dipaksa untuk menandatanganinya. Namun, Mu Lingqian sedikit mengernyit setelah membacanya, seolah-olah ia masih belum puas.     

Mu Lingqian mengulurkan tangannya dan meraih tangan Wen Xiangyang. Tiba-tiba ia menarik tangan Wen Xiangyang dan menyentuhkan tangan wanita itu di lukanya. Wen Xiangyang sangat ketakutan sehingga matanya terbelalak lebar dan ia berteriak dengan keras, "Jangan!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.