Pembalasan Gadis Peliharaan

Suara Tertawanya Sangat Merdu



Suara Tertawanya Sangat Merdu

0Wen Xiangyang tidak tahu harus berkata apa. Ia mengepalkan tinjunya dengan gugup dan penuh penyesalan. Iya, Wen Xiangyang sudah salah paham terhadap Mu Lingqian. Ia salah memahami bahwa Mu Lingqian ingin melakukan hal semacam itu dengannya di saat seperti ini. Ia juga masih memukul Mu Linqian.     

Wen Xiangyang teringat bahwa Mu Lingqian hanya ingin menciumnya. Ia memberanikan diri untuk berjalan di depan Mu Lingqian sambil diam-diam mengambil napas dalam-dalam, kemudian berjinjit dan melingkarkan lengannya di leher Mu Lingqian. Akhirnya, Wen Xiangyang menutup matanya dan mencium bibir Mu Lingqian.      

Kedua bibir mereka saling bersentuhan dan bibir Mu Lingqian terasa agak dingin. Pria itu tidak bereaksi apapun ketika dicium oleh Wen Xiangyang dan Wen Xiangyang tidak tahu harus berbuat apa ketika pria itu mengabaikannya lagi. Wen Xiangyang sungguh menyesal dan benar-benar merasa bersalah.     

Sekarang Wen Xiangyang ingin menyenangkan Mu Lingqian dan membuatnya bahagia, bukan hanya karena Mu Lingqian adalah bosnya. Ia menjulurkan lidahnya dan menjilat bibir Mu Lingqian untuk mencoba membangkitkan gairah pria itu. Padahal, Wen Xiangyang tidak punya pengalaman apapun dan hanya pernah mengalaminya bersama Mu Lingqian sehingga ia bisa melakukannya juga hanya sedikit saja.     

Ternyata Mu Lingqian justru mengabaikan Wen Xiangyang. Wen Xiangyang pun membuka matanya dengan perasaan sedih dan kecewa. Ketika ia menatap Mu Lingqian dengan kegugupan dan kekhawatiran yang tersembunyi jauh di dalam sorot matanya, Mu Lingqian tiba-tiba bergerak.     

Mu Lingqian membuka mulutnya dan lidahnya melaju ke dalam mulut Wen Xiangyang. Wen Xiangyang bisa merasakan rokok dan karena ia belum pernah berhubungan dengan rokok sebelumnya, ia sontak terbatuk dengan keras hingga air matanya hampir mengalir.     

Mu Lingqian menepuk punggung Wen Xiangyang, tetapi malah berkata, "Kau mencari masalah untuk dirimu sendiri."     

Setelah Wen Xiangyang terbatuk, ia menundukkan kepalanya dan meminta maaf dengan tulus, "Tuan Mu, aku minta maaf."     

Setelah Wen Xiangyang berbicara, ia mengangkat kepalanya untuk menatap perut Mu Lingqian dan bertanya dengan cemas, "Apakah lukamu masih sakit? Sesakit itu? Itu semua salahku. Kau tidak harus bersikap baik padaku…"     

Mu Lingqian tidak menjawab pertanyaan Wen Xiangyang, tetapi malah bertanya balik dengan santai, "Hua Yu yang memberitahumu?"     

Wen Xiangyang terkejut dan mengangguk. Kemudian, angin dingin malam kembali bertiup hingga membuat Wen Xiangyang menggigil. Ia tidak menunggu persetujuan dari Mu Lingqian dan buru-buru menutup jendela.     

Mu Lingqian tidak mengatakan apa-apa, tetapi matanya tertuju pada pakaian tipis Wen Xiangyang dan kakinya yang telanjang. Mu Lingqian mengerutkan keningnya dan berpikir, Dasar gadis bodoh. Tidak memakai alas kaki, tapi begitu berani menginjak puntung rokok? Benar-benar gadis yang bodoh.     

Mu Lingqian berjalan ke depan ranjang ruang rawatnya untuk mengambil sebuah salep. Lalu, ia berjongkok dan meraih kaki kecil Wen Xiangyang yang imut. Wen Xiangyang pun seketika berhenti bergerak dan ingin menarik kembali kakinya, tetapi Mu Lingqian tidak akan membiarkannya.     

Wajah Wen Xiangyang sedikit memerah saat melihat pria yang berlutut di tanah dan memegang kakinya. Ia pun perlahan memanggil, "Tuan Mu…"     

Mu Lingqian mengabaikan Wen Xiangyang. Ia hanya ingin membantu mengoleskan obat di kaki Wen Xiangyang, lalu mengambil sebatang rokok lagi. Bukannya Mu Lingqian tidak merokok. Hanya saja, mungkin ia jarang merokok atau bahkan bisa dibilang tidak pernah merokok di depan Wen Xiangyang.     

Wen Xiangyang melihat bahwa Mu Lingqian masih tetap ingin merokok. Ia berjalan ke sisi Mu Lingqian yang berdiri di depan jendela, menarik lengan Mu Lingqian, dan ingin sedikit membujuk, "Tuan Mu, jangan berdiri di sini lagi. Masuk dan berbaringlah. Kau bisa memberitahuku apa yang ingin kau lakukan dan aku akan membantumu melakukannya."     

Ketika berbicara, Wen Xiangyang berhenti sejenak dan menatap Mu Lingqian dengan tatapan memohon. "Bisakah kau tidak merokok? Merokok tidak baik untuk tubuhmu dan pemulihan lukamu," pinta Wen Xiangyang.     

Mu Lingqian tidak menjawab permintaan terakhir Wen Xiangyang. Ia hanya bersandar ke arah telinga Wen Xiangyang hingga napas hangat berembus ke telinga Wen Xiangyang, kemudian bergumam dengan suara yang ambigu, "Kau bisa membantuku melakukan apapun?"     

Mata Mu Lingqian menatap tubuh Wen Xiangyang dalam-dalam, entah itu karena suasana di ruangan kecil atau kenaikan suhu yang tak dapat dijelaskan di sekitarnya. Suaranya terdengar serak dan rendah hingga mengeluarkan daya pikat yang berbeda. Tatapan matanya begitu dalam sehingga detak jantung Wen Xiangyang tidak bisa dikendalikan dan berdetak begitu cepat.     

Wen Xiangyang tidak tahu mengapa ia gugup, namun ia hanya menelan ludah dan mengangguk. Saat Mu Liangqian melihat respons Wen Xiangyang, ia tiba-tiba melangkah lebih dekat. Dalam sekejap mata, Wen Xiangyang didorong dan ditekan ke dinding hingga dada mereka saling menempel.     

Mu Lingqian memeluk seluruh tubuh Wen Xiangyang dan membuat tubuh wanita kecil itu terangkat hingga kedua kaki tidak lagi menginjak lantai. Wen Xiangyang kini hanya bisa mengandalkan tubuh Mu Lingqian agar tubuhnya tidak terjatuh ke tanah.     

Mu Lingqian menunduk dan bersandar ke arah Wen Xiangyang hingga jarak di antara bibir mereka berdua hanya beberapa milimeter. Ia tidak tahu apa yang ingin dilakukan Mu Lingqian sehingga ia hanya bisa menutup matanya dengan gugup. Sementara Wen Xiangyang merasa gugup sampai rasanya hampir mati karena mengira Mu Lingqian akan menciumnya, telinganya malah mendengar suara tawa Mu Lingqian tertawa.     

Ini adalah pertama kalinya Wen Xiangyang mendengar Mu Lingqian tertawa. Suara tawanya sangat merdu, bahkan terdengar lebih mendominasi dan berani. Wen Xiangyang mengangkat kepalanya dan menatap wajah Mu Lingqian yang masih terbahak-bahak. Penampilan pria itu memancarkan pesona yang tak terlukiskan dan begitu maskulin hingga membuat Wen Xiangyang merasa lemas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.