Pembalasan Gadis Peliharaan

Bagaimana dengan Wanita Itu?



Bagaimana dengan Wanita Itu?

0"Kak Qian…" Li Lanxi bergegas maju dan kali ini tidak ada yang menghentikannya.     

Mu Lingqian berlutut di tanah dan jatuh hampir di saat ia berjalan keluar dari pabrik. Air mata Li Lanxi langsung berlinang saat melihat Mu Lingqian terjatuh ke tanah, lalu ia berteriak pada Mu Lingqian, "Kak Qian, mengapa kamu sampai begini? Jangan menakutiku! Kau tidak bisa mati! Huhu…"     

Meskipun Mu Lingqian terjatuh ke tanah, ia masih memiliki sedikit kesadaran yang tersisa. Ia masih bisa melihat bahwa Yun Yi juga datang. Ia pun menggunakan tenaga terakhirnya untuk berkata, "Masih ada orang di dalam. Bawa dia ke rumah sakit."     

Setelah mengatakan ini, Mu Lingqian benar-benar kehilangan kesadaran.     

"Kak Qian? Kak Qian! Kau tidak bisa mati! Ini semua karena kesalahanku. Kak Qian, bangunlah! Kau harus bangun!"     

Li Lanxi menangis dalam keputusasaan dan kesedihan. Karena ia begitu bodoh, ia tidak seharusnya menelepon dan memberitahu Mu Lingqian tentang temannya yang diculik. Ini semua karena kebodohannya. Li Lanxi datang begitu terlambat sehingga Mu Lingqian menjadi terluka seperti ini demi membantu menyelamatkan temannya.     

"Diam," kata Yun Yi, lalu memuntahkan permen karet di mulutnya dengan tidak sabar, "Kenapa belum ada yang bergerak? Siapapun yang belajar kedokteran, datanglah untuk mengendalikan kondisinya terlebih dahulu. Setelah itu, segera antar ke rumah sakit. Bos mengalami luka serius. Serahkan mereka padaku untuk dibersihkan."     

"Heh, anak ketiga. Apa yang kau lakukan setelah membersihkan mereka?" tanya seorang polisi.     

Yun Yi memandang polisi yang menginterogasinya dengan santai dan melontarkan satu kata, "Dikubur!"     

Setelah Yun Yi menjawab begitu, ia beralih pada Li Lanxi dan berkata, "Akan ada hal-hal yang membosankan nanti. Ingatlah untuk tidak meneleponku lagi. Aku sangat sibuk."     

Setelah Yun Yi berbicara dengan Li Lanxi, ia melihat seorang polisi di sisinya. Lalu, ia berkata pada polisi itu, "Kau! Kau perhatikan dia baik-baik."     

Akhirnya, Yun Yi melirik ringan ke arah pabrik yang masih meledak. Ia mengangkat kakinya dengan tidak sabar dan bergegas masuk. Larinya begitu cepat sehingga para polisi yang masih berlatih setiap hari tertegun dibuatnya. Semua mata polisi terbelalak melihat kecepatan lari Yun Yi.     

Persetanan, si putra kepala polisi. Bukannya dia perancang busana? Cepat sekali… begitu pikir para polisi itu.     

Li Lanxi tidak menangis lagi. Namun, masih ada air mata yang tersisa saat ia menatap Mu Lingqian dan Wen Xiangyang. Apakah aku seharusnya tidak memiliki teman? Setiap kali aku memiliki teman, itu pasti akan menyusahkan Kak Qian. Aku seharusnya tidak menelepon Kak Qian, pikirnya penuh penyesalan dan rasa bersalah.     

Telepon yang diterima Mu Lingqian adalah telepon dari Li Lanxi. Hal pertama yang terpikirkan di benak Li Lanxi ketika dalam bahaya adalah Mu Lingqian. Begitu ia sadar bahwa ia seharusnya tidak merepotkan Mu Lingqian, semuanya sudah terlambat.     

Li Lanxi sudah terlanjur menelepon Mu Lingqian. Ia tidak menyangka jika Mu Lingqian akan memedulikan masalah temannya. Setelah ia tersadar, ia pun segera menelpon Yun Yi. Yun Yi adalah putra dari Kepala Polisi Kota Nande.     

Mu Lingqian dan Wen Xiangyang langsung dilarikan ke rumah sakit. Begitu pula Yan Junyi, Yan Xin, dan Ye Ying. Cedera Mu Lingqian begitu parah sehingga kabar mengenai ledakan itu sengaja disembunyikan. Tidak ada stasiun televisi yang memberitakan kejadian itu dalam jangka pendek.     

Cedera Mu Lingqian benar-benar sangat serius. Meskipun ia telah mengalami pelatihan rutin dalam jangka panjang dan memiliki daya tahan fisik yang kuat, ia masih mengalami koma. Setelah mendapat perawatan terbaik, ia akhirnya membuka matanya setelah koma selama setengah bulan. Namun, luka-lukanya masih sakit.     

Ketika Mu Lingqian bangun untuk pertama kalinya, hari sudah beranjak sore. Sinar matahari di luar menembus kaca jendela dan ruangan itu begitu sunyi. Reaksi pertamanya ketika ia bangun adalah tanpa sadar mencari sosok Wen Xiangyang, tetapi ia tidak melihat wanita kecil itu.     

Orang yang dilihat Mu Lingqian adalah Li Lanxi yang sedang berbaring di depan tempat tidurnya dan tidur dengan mata merah. Tampaknya Mu Lingqian masih belum mau percaya. Matanya sekali lagi berpatroli di sekitar ruang rawat inap rumah sakit. Hanya saja, ia tak kunjung melihat sosok wanita kecil yang kemunculannya ia harapkan.     

Mu Lingqian menutup matanya yang lelah dengan lemah dan membatin, Bagaimana dengan wanita itu?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.