Pembalasan Gadis Peliharaan

Kak Junyi Sangat Terkejut



Kak Junyi Sangat Terkejut

0Kakak....     

Melihat wajah orang yang memeluknya, hati Wen Xiangyang perlahan merasa kecewa. Ternyata Yan Junyi yang menyelamatkannya. Kepalanya yang dilempari batu bata oleh Chen Yunxi masih belum sepenuhnya pulih. Sekarang Wen Xiangyang hanya bisa sadar selama dua atau tiga detik, lalu jatuh pingsan lagi. Tidak ada yang tahu bahwa Wen Xiangyang sempat sejenak sadarkan diri.     

Ledakan terus berlanjut, bahkan kebakaran menjadi semakin parah dan kondisi terus memanas. Seluruh pabrik telah berubah menjadi lautan api.     

Duar! Duar! Duar!     

Semua bagian pabrik meledak hingga puing-puingnya berterbangan dan berterbaran di mana-mana. Ledakan demi ledakan terus menjalar dari segala arah ke arah mereka. Api terus membumbung tinggi. Asapnya semakin membuat sesak dan bernapas menjadi semakin sulit.     

Yan Junyi tidak terluka, tetapi semuanya terbakar oleh nyala api yang menyala-nyala. Kini ia bahkan tidak bisa membuka matanya. Pabrik dipenuhi asap sampai ia tidak bisa bernapas.     

Di tempat seperti itu, dibutuhkan beberapa menit untuk melangkah. Yan Junyi tidak bisa lagi memperhatikan gerakan Mu Lingqian di belakangnya. Padahal, mungkin saja pria itu sudah terjatuh ke tanah. Pria itu terluka sangat parah sehingga tidak bisa melarikan diri.     

Hanya satu pikiran yang melintas di benak Yan Junyi, tetapi ia segera memulihkan fokusnya. Ia tidak punya waktu sama sekali untuk mengalihkan perhatiannya dari seorang pria yang tidak ia kenak. Jika Yan Junyi ingin keluar, ia harus menemukan jalan keluar yang aman. Jalan terdekat ke pintu sudah diblokir api. Ledakan demi ledakan terus saja menjalar. Situasi terlalu berbahaya baginya untuk menerobos.     

Yan Junyi meninjau situasi di sekelilingnya. Ia mundur beberapa langkah, lalu memilih jalan yang relatif paling aman namun jauh dari pintu. Apinya memang terlalu besar, tapi tidak ada yang tahu di mana ledakan selanjutnya akan terjadi.     

Yan Junyi melepaskan mantelnya, lalu membungkus tubuh Wen Xiangyang. Ia merobekkan pakaian Wen Xiangyang, lalu menggunakan potongan-potongan kain itu untuk menutup hidung dan mulut Wen Xiangyang dan dirinya sendiri. Setelah itu, Yan Junyi berusaha menggendong Wen Xiangyang mengitari jalan yang aman.     

Yan Junyi bisa melihat bahwa jarak ke pintu semakin lama semakin dekat. Tinggal melewati dua drum lagi, mereka sudah dapat keluar. Ia pun mempercepat langkah kakinya, tetapi tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras.     

Duar!     

Satu drum minyak yang jaraknya kurang dari dua meter tiba-tiba meledak. Dampak ledakan yang begitu besar langsung membuat Yan Junyi dan Wen Xiangyang terlempar. Wen Xiangyang jatuh ke tanah dan kepalanya membentur tanah hingga darah kembali mengalir dari kepalanya.     

Yan Junyi terhempas ke arah lempengan besi berat yang baru saja dihancurkan oleh ledakan itu. Tekanan besar memaksanya untuk memuntahkan darah. Tubuh bagian bawahnya hancur karena tertindih di bawah lempengan besi. Ia tidak bisa bergerak sama sekali.     

Xiangyang…     

Yan Junyi mengulurkan tangannya ke arah Wen Xiangyang yang berada tidak jauh darinya. Ia ingin meraih tangan wanita itu dan membawanya keluar, tetapi kedua kakinya terhimpit. Yan Junyi tidak memiliki kekuatan untuk bangkit, apalagi untuk merangkak keluar dan membawa Wen Xiangyang pergi.     

Yan Junyi benar-benar merasa sungguh tidak berdaya sampai ia tidak bisa bernapas. Ia ingin melindungi Wen Xiangyang. Sejak kecil hingga dewasa, ia selalu ingin melindungi Wen Xiangyang dari belakang dan melihat Wen Xiangyang tumbuh besar bersama Yan Xin. Sejak mereka masih kecil, ia tidak pernah mengizinkan siapapun mengganggu dan melukai Wen Xiangyang. Namun, sekarang ia tidak bisa melindunginya.     

Wen Xiangyang telah ditindas orang hingga jadi seperti ini. Ini semua karena Junyi tidak mengangkat telepon dari Wen Xiangyang sehingga tidak bisa datang tepat waktu untuk menyelamatkan Wen Xiangyang.     

Xiangyang…     

Yan Junyi terus menyalahkan dirinya sendiri, namun ia masih ingin merangkak keluar dan membawa Wen Xiangyang pergi dari tempat berbahaya ini. Namun, ternyata ia benar-benar melihat pria yang tadi menghilang di belakang mereka. Pria itu kembali muncul.     

Mu Lingqian perlahan berjalan menuju Wen Xiangyang. Pria itu berjalan sangat lambat dan sepertinya berjalan selangkah demi selangkah sebelum kemudian berhenti. Tampaknya Mu Lingqian bisa jatuh kapan saja. Kulit wajahnyanya tidak bisa lagi dibilang normal dan kata 'pucat' tidak cukup untuk menggambarkan penampilannya. Seakan sudah tidak ada darah yang mengalir ke kulit wajahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.