Pembalasan Gadis Peliharaan

Bahkan Orang-orang Itu Menerobos Masuk ke Pabrik



Bahkan Orang-orang Itu Menerobos Masuk ke Pabrik

0Di pabrik bobrok yang terbengkalai itu, hanya suara serangga di luar yang bisa didengar. Satu-satunya cahaya berasal dari lampu pijar yang berkedip-kedip dengan redup. Malam yang dingin dan lampu yang redup membuat wajah Lin Hao terlihat semakin muram, buruk, dan mengerikan.     

Tatapan mata Lin Hao berubah selagi ia menatap Wen Xiangyang yang kehilangan kesadaran di bawahnya. Ia tiba-tiba berhenti, memiringkan kepalanya, dan menyentuh wajah Wen Xiangyang yang telah ia tampar sambil membatin, Wen Xiangyang, tidak bisakah kau menuruti perkataanku saja? Kenapa kau selalu tidak mendengarkanku? Sekarang, apakah kau masih belum menjadi wanitaku?     

Ada rasa kasihan di mata Lin Hao. Ia menyentuh wajah Wen Xiangyang seolah-olah ia merasa kasihan, lalu bergerak maju dan ingin mencium wajah yang bengkak karena tamparannya. Bibirnya bergerak lebih dekat dan semakin dekat lagi ke wajah Wen Xiangyang yang telah lama didambakannya. Tetapi, tepat di saat ini...     

Dor!     

Tiba-tiba terdengar suara tembakan dari arah belakang! Lin Hao berbalik badan dengan cepat karena tembakan tiba-tiba itu, lalu ia langsung melihat Yan Xin yang sudah melepaskan diri dari ikatan dan berdiri di depan bangku. Yan Xin kini sedang berusaha merebut senjata dari Chen Yunxi.     

Yan Xin benar-benar berhasil melepaskan talinya? Mata Lin Hao menjadi lebih dingin lagi karena lagi-lagi ia diinterupsi. Ketika Chen Yunxi dan Yan Xin masih saling berebut pistol, Lin Hao mengambil batu bata yang barusan Chen Yunxi lemparkan pada Wen Xiangyang sampai hancur. Kemudian, ia berbalik dan berjalan ke arah ke Yan Xin dan Chen Yunxi.     

Chen Yunxi melihat Lin Hao datang ke arah mereka, lalu menatap mata Yan Xin dengan tatapan penuh dengan kesombongan dan penghinaan. Hahaha! Yan Xin, kau pikir kau Wen Xiangyang? Masih ingin mengambil pistol dari tanganku? Kau tidak bisa memperkirakan kekuatanmu! cibir Chen Yunxi dalam hati.     

Yan Xin tahu bahwa Lin Hao berjalan mendekat. Namun, ia telah diikat terlalu lama hingga hampir kehabisan semua tenaganya untuk memotong tali. Telapak tangannya sampai tergores oleh mata pisau dan sekarang tangannya berdarah-darah. Untuk sekarang, ia sama sekali bukan tandingan Chen Yunxi.     

Jijik! Sangat menjijikan! Yan Xin bersumpah dengan matanya yang sudah memerah, Aku ingin menyelamatkan Wen Xiangyang! Aku harus menyelamatkan Wen Xiangyang!      

Setelah Yan Xin melihat Wen Xiangyang kembali terjatuh ke tanah, amarahnya benar-benar meledak dan ia berteriak. Tiba-tiba ia mengerahkan kekuatannya ke arah lutut Chen Yunxi dan menendangnya. Chen Yunxi selalu meremehkan Yan Xin sehingga ia tidak menduga bahwa Yan Xin akan menyerang. Lututnya langsung sakit sehingga seluruh tubuhnya oleng dan ia terjatuh ke tanah karena tendangan Yan Xin.     

Mata Yan Xin menunjukkan kesenangan saat menyaksikan Chen Yunxi jatuh ke tanah. Bagus! pikirnya. Ia menginjak dada dan wajah Chen Yunxi dengan langkah dan hentakan kaki yang keras.     

"Ah!" Chen Yunxi berteriak kesakitan ketika dadanya diinjak-injak. Ia mengulurkan tangan untuk menahan serangan Yan Xin, tetapi tidak ada waktu untuk berebut pistol dengan Yan Xin. Yan Xin mengambil kesempatan ini untuk mengambil pistol itu.     

Sangat bagus! Sangat bagus! Aku mendapatkan pistolnya! Xiangyang! Kita akan baik-baik saja, Xiangyang! batin Yan Xin. Namun, setelah ia menendang Chen Yunxi dan menyambar pistol hingga menangis karena sangat senang, tiba-tiba terdengar suara berisik di pabrik yang sunyi.     

Prak!     

Yan Xin hanya merasakan sensasi perih di kepalanya. Ia bahkan tidak punya waktu untuk memikirkan hal-hal lain. Namun, begitu ia memegang pistol di tangannya, sesuatu menghancurkannya hingga ia terjatuh ke tanah.     

Lin Hao menendang kaki Yan Xin dengan keras, lalu menatap Chen Yunxi dengan sedikit ketidakpuasan. Chen Yunxi bisa merasakan ketidakpuasan Lin Hao saat pria itu menendang Yan Xin dan merampas kembali pistolnya. Chen Yunxi pun menahan amarahnya terhadap Yan Xin, bangkit dari tanah, dan menghampiri Lin Hao sambil tersenyum untuk menenangkannya.     

"Suamiku, jangan menunda waktu untuk pelacur kecil ini. Masih ada urusan yang harus kita selesaikan," kata Chen Yunxi sambil menggosokan tubuhnya kepada Lin Hao.     

Chen Yunxi meminta Lin Hao menuju Wen Xiangyang. Di dunia Chen Yunxi, para pria adalah makhluk yang bersalah. Setelah melewati masalah barusan, Chen Yunxi menduga dengan sangat jelas bahwa masih ada bayangan Wen Xiangyang dalam hati Lin Hao. Menurut pemahaman Chen Yunxi tentang laki-laki, alasan mengapa Lin Hao masih mengingat Wen Xiangyang adalah karena pria itu belum mendapatkannya tubuh Wen Xiangyang. Selama ia membantu Lin Hao mewujudkan keinginan ini, Lin Hao pasti tidak akan memikirkan Wen Xiangyang lagi.     

Lin Hao melihat Chen Yunxi yang begitu mengerti dan ia pun tidak lagi memedulikan kesalahan Chen Yunxi sekarang. Ia menyentuh sebelah pipi Chen Yunxi yang tidak tergores dan berbisik, "Perhatikan Yan Xin baik-baik."     

"Suamiku, kau tenang saja. Aku jamin aku tidak akan mengganggu kesempatanmu," kata Chen Yunxi dengan sangat serius.     

Lin Hao tersenyum, mencium Chen Yunxi, dan berjalan ke arah Wen Xiangyang lagi. Kali ini, untuk menghindari gangguan lagi, Lin Hao sengaja menghabiskan waktu untuk mengikat Wen Xiangyang dengan seutas tali. Setelah itu, ia melepas semua pakaiannya dan berjalan dalam keadaan telanjang ke hadapan Wen Xiangyang.     

Wen Xiangyang, kali ini tidak akan ada yang bisa mengganggu kita lagi… pikir Lin Hao sambil tersenyum. Ia mengangkat kaki Wen Xiangyang, mengulurkan tangannya, dan ingin melepas pakaian terakhir yang masih menempel di tubuh Wen Xiangyang...     

Brak!!!     

Terdengar suara keras. Sebuah mobil sport meluncur masuk dan muncul tiba-tiba, seakan baru turun dari langit. Lin Hao menoleh ke belakang dengan takjub dan matanya bergetar dengan sangat ketakutan sehingga ia tidak bisa melihat wajah orang-orang di dalam mobil. Satu-satunya hal yang bisa dilihatnya adalah orang-orang itu mengemudikan mobil-mobil sport hingga menabrak, bahkan menerobos masuk ke pabrik untuk datang ke arahnya dengan amarah yang tak terhentikan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.