Pembalasan Gadis Peliharaan

Ponsel yang Dihancurkan



Ponsel yang Dihancurkan

0Dering telepon tiba-tiba memecah keheningan pabrik yang kosong itu. Untuk sementara waktu, tidak ada yang berani bergerak. Wen Xiangyang berdiri di tempat, lalu matanya yang segelap tinta hitam tertuju pada Lin Hao dan Chen Yunxi yang menatapnya. Dibandingkan dengan Wen Xiangyang, Lin Hao dan Chen Yunxi jauh lebih gugup.     

Nada dering telepon terus berbunyi. Wen Xiangyang diam-diam merogoh saku pakaiannya dan tepat sebelum ia menyentuh ponselnya, Chen Yunxi mengangkat pistol di tangannya. Chen Yunxi menudingkan pistol ke arah Wen Xiangyang dan berkata dengan nada mencibir dingin, "Tidak boleh diangkat!"     

Chen Yunxi takut. Ia begitu takut hingga tangannya yang memegang pistol gemetar. Namun, Wen Xiangyang bersikap licik. Setelah Wen Xiangyang mengangkat teleponnya, sangat mungkin baginya untuk mengirim sinyal marabahaya hanya dengan beberapa kata.     

Tadi kita lupa menyita ponsel Wen Xiangyang! Kesalahan ini membuat ekspresi di wajah Chen Yunxi dan Lin Hao terlihat buruk. Chen Yunxi takut jika Wen Xiangyang akan meminta bantuan dan ia tidak akan membiarkan Wen Xiangyang menjawab telepon. Namun, ia tidak mengira bahwa Wen Xiangyang justru tidak menjawab teleponnya dan akhirnya malah menimbulkan keraguan.     

Ketika Lin Hao dulu memutuskan untuk menapakkan kaki di dua kapal yang berbeda, ia tidak mempertaruhkan apapun. Ia lebih bijaksana daripada Chen Yunxi. Ia menatap Wen Xiangyang, mengulurkan tangannya, dan berkata, "Berikan ponselnya padaku!"     

Wen Xiangyang berdiri membeku di tempat dan tidak bergerak. Lin Hao mencibir Wen Xiangyang yang berdiri dengan tidak stabil, "Xiangyang, kau harusnya tahu konsekuensinya jika tidak memberikannya kepadaku."     

Kemudian, tanpa menoleh ke belakang, Lin Hao berkata, "Yunxi, aku hitung sampai tiga. Jika kau tidak memberikan ponselnya padaku, kau akan menggoreskan pisau di wajah Yan Xin!"     

"Oke! Oke!" jawab Chen Yunxi yang ketakutan karena frustrasi. Ia suka melihat Wen Xiangyang dan Yan Xin kesakitan dan menderita. Ia sudah gila!     

Wen Xiangyang menggigit bibirnya dengan keras sampai darah mengalir keluar agar tersadar sedikit. Ia sangat sayang ponsel ini. Saking sayangnya ia pada ponsel ini, ia berani pergi mencari Mu Lingqian demi ponsel ini.     

Ponsel ini Wen Xiangyang dapatkan dari Wen Shaojun dan Wen Shaojie yang bekerja paruh waktu dan memberikannya sebagai hadiah ulang tahunnya. Namun, hari ini ia tidak dapat menyelamatkan ponsel ini. Aku akan mengingat kejadian hari ini! tekadnya dalam hati.     

"Tiga!" Lin Hao mulai menghitung mundur, "Dua!"     

Nada dering ponsel masih berdering. Wen Xiangyang merogoh sakunya, lalu mengeluarkan baterai dan kartu teleponnya secepat mungkin.     

"Aku berikan padamu!"     

Krak!!!     

Setelah Wen Xiangyang membongkar ponselnya, ia melemparkan ponsel itu ke tanah. Ponsel itu terjatuh ke tanah dan hancur menjadi beberapa bagian. Tindakan Wen Xiangyang yang tiba-tiba dan tak terduga membuat Lin Hao terkejut dan Chen Yunxi juga tertegun.     

Begitu Lin Hao tersadar, reaksi pertamanya bukanlah menghampiri Wen Xiangyang untuk memberi pelajaran, melainkan mencari kartu teleponnya. Tujuan Lin Hao meminta ponsel Wen Xiangyang adalah untuk mematikan ponselnya dan mengirim pesan untuk melumpuhkan pihak lain. Namun, Lin Hao tidak menduga bahwa Wen Xiangyang membaca pemikirannya dan malah membuang ponselnya hingga hancur.     

Lin Hao berjongkok di tanah seperti orang bodoh. Ia melihat dan mencari ke sekeliling, tapi ia tidak menemukan kartu telepon Wen Xiangyang. Ia kemudian berdiri dengan marah, lalu bergegas ke hadapan Wen Xiangyang dan mencekik leher wanita itu. Lin Hao bertanya dengan histeris, "Di mana kartu teleponnya?! Di mana kau menyembunyikannya?!"     

Wajah Wen Xiangyang semakin memucat dan semakin suram. Matanya kehilangan fokus dan napasnya juga perlahan habis.     

———     

Di vila, Mu Lingqian memandang panggilan yang terputus di ponselnya dan mengerutkan kening. Begitu ia bangun, ia mendapati bahwa Wen Xiangyang telah meneleponnya beberapa kali. Wen Xiangyang tidak terburu-buru kembali karena ia tidak ingin mendengar apapun dari mulut Wen Xiangyang yang dapat membuatnya marah.     

Mu Lingqian pernah menyuruh Wen Xiangyang untuk menunggunya di vila. Namun, ia tidak menduga bahwa begitu ia kembali ke vila, ia mendapati vila yang kosong di kegelapan. Aku belum membereskan Wen Xiangyang, tapi dia ingin memberontak lagi? Dia juga berani menutup teleponnya? pikir Mu Lingqian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.