Pembalasan Gadis Peliharaan

Kenapa?



Kenapa?

0"Baik!" jawab Shan Yuyan yang juga ingin penyegaran dan memulai dari awal. Ia dan Wen Xiangyang seharusnya tahu soal masalah mereka sendiri dengan jelas.     

Ketika Shan Yuyan pertama kali melihat Wen Xiangyang, ia menyukai Wen Xiangyang. Itu adalah pertama kalinya ia mengerti mengapa pria yang disukainya selama lebih dari satu dekade menyukai gadis-gadis yang berpakaian seperti ini. Gaun yang sama terlihat sangat imut di tubuh gadis lain dan begitu memikat. Namun, bagaimana dengan mereka? Shan Yuyan sendiri tidak bisa mengatakannya dengan jelas mengapa dirinya, Wen Xiangyang dan Yan Xin bisa sampai di situasi seperti ini.     

"Pergi saja ke klub tinju di mal ini," Wen Xiangyang menyarankan, "Gunakan caramu untuk menyelesaikannya."     

Shan Yuyan tidak mengira bahwa Wen Xiangyang akan berkata demikian, begitu pula Yan Xin dan Li Lanxi. Namun, lain halnya dengan Mei Qian yang matanya langsung memancarkan kesenangan saat mendengar hal ini.     

"Xiangyang!" tegur Yan Xin, "Tidak, tidak. Kamu tidak akan…"      

Yan Xin hanya ingin berbicara, namun dipotong oleh Wen Xiangyang, "Xiaoxin, apakah kau tidak percaya padaku?"     

"Xiangyang, tidak bisa!"     

"Tidak ada yang tidak bisa," kata Wen Xiangyang. Ia berjalan ke depan Yan Xin dan Li Lanxi, memeluk mereka berdua, lalu menoleh ke arah Shan Yuyan, "Ayo kita naik ke lantai atas."     

Shan Yuyan turut terdiam diam. Namun, begitu ia memikirkan pria yang disukainya dan apa yang telah terjadi selama bertahun-tahun, ia benar-benar membenci perasaan itu. Jika ia tidak melampiaskan kekesalannya begitu melihat Wen Xiangyang, ia akan merasa menderita hingga tidak bisa bernapas.     

Kelima orang naik ke atas dan memasuki klub tinju bersama-sama. Shan Yuyan sendiri telah berlatih tinju sejak usia dini dan menjadi satu-satunya petinju wanita di kota Nande. Sedangkan, Wen Xiangyang tidak pernah menyentuh hal-hal yang berbau tinju.     

Yan Xin mengkhawatirkan keselamatan Wen Xiangyang. Ia tidak hanya mencari beberapa penjaga keamanan, tapi juga mencari belasan pelatih klub tinju untuk datang agar bersiap menyelamatkan Wen Xiangyang kapan saja.     

Li Lanxi diam-diam iri dan cemburu melihat perhatian Yan Xin terhadap Wen Xiangyang. Namun, ia tidak lagi merasa diasingkan oleh Yan Xin seperti hari-hari sebelumnya. Ia juga tak kalah sibuk mengikuti Yan Xin yang naik-turun mempersiapkan ini dan itu.     

Shan Yuyan memandangi dua teman Wen Xiangyang. Kemudian, ia menatap Mei Qian yang hanya memberitahunya untuk memberi pelajaran kepada Wen Xiangyang. Tatapan mata Shan Yuyan sedikit redup.     

"Xiaoxin, Xiaolan, tidak peduli apapun yang terjadi nanti, kalian tidak diizinkan untuk mendekat tanpa persetujuanku!" kata Wen Xiangyang dengan tegas. Matanya tertuju pada Li Lanxi, "Xiaolan, bantu aku mengawasi Xiaoxin nanti."     

Para pemain mengenakan kostum mereka dan naik ke ring satu per satu. Setelah bersiap, wasit pun berteriak, "Ayo mulai!"     

Ketika peluit berbunyi, pertandingan tinju dimulai. Ini adalah pertandingan tinju tanpa ketegangan. Wen Xiangyang tiga kali kena pukul dalam waktu kurang dari lima menit dan berhasil bangkit tiga kali juga. Pukulan Shan Yuyan membuatnya Xiangyang tidak bisa menghindar. Ia terjatuh lagi dan lagi. Waktu pertandingan terus berlanjut…     

Shan Yuyan memukul Wen Xiangyang hingga hidung dan wajahnya bengkak. Sudut mulutnya juga berdarah. Yan Xin yang berdiri di bawah ring menangis dan berteriak, "Jangan bertarung lagi, Xiangyang! Cukup!"     

Shan Yuyan memukul dan menatap Wen Xiangyang yang berjuang untuk bangun lagi tanpa henti. Ia hanya berdiri di atas ring dan menatap Wen Xiangyang yang baru saja berdiri terjatuh lagi dengan sendirinya tanpa harus bertarung. Ia hanya menanyakan satu kalimat, "Kenapa?"     

Wen Xiangyang jatuh di ring itu. Matanya kosong dan ia memuntahkan darah hingga begitu sulit baginya untuk berbicara, "Ketika berumur enam tahun, kau membantuku dan Xiaoxin memberi pelajaran kepada anak laki-laki yang menindas kami. Kau mengatakan bahwa jika sudah dewasa nanti, kau akan menjadi petinju dan membantu kami dengan membuat para pria yang menindas kami lari ketakutan."     

"Xiangyang!" seru Yan Xin yang tidak tahan mendengar ini.     

Yan Xi bergegas naik ke ring, memeluk Wen Xiangyang, dan menangis dengan keras. Li Lanxi mengerutkan kening, menatap Shan Yuyan, dan juga ikut berlari ke arah mereka. Sementara itu, Shan Yuyan masih berdiri di tempat. Ia mundur beberapa langkah dan memegang ujung ring.     

Wen Xiangyang berdiri lagi dengan bantuan Yan Xin dan Li Lanxi. Ia menatap Shan Yuyan dan ujung bibirnya sedikit terangkat saat ia melanjutkan, "Waktu itu, Xiaoxin dan aku berpikir bahwa kita semua akan menjadi teman jika kita bertemu lagi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.