Pembalasan Gadis Peliharaan

Kau Bisa Pergi Bertanya Kepada Istrimu



Kau Bisa Pergi Bertanya Kepada Istrimu

0"Wen Xiangyang!"      

Terdengar suara orang yang menggertakkan gigi dari ujung telepon. Mendengar suara yang menjijikkan ini membuat perut Wen Xiangyang mulai mual lagi. Ia pun marah, "Lin Hao, jika kau ada masalah, katakan langsung. Aku tidak punya waktu untuk berbicara omong kosong denganmu. Sekarang kita tidak memiliki hubungan apapun dan kau adalah pria yang sudah menikah. Lebih baik kau tidak menggangguku lagi!"     

Wen Xiangyang teringat tentang hal-hal yang telah dilakukan pasangan itu. Ia kemudian berbisik memperingatkan, "Entah Chen Yunxi pernah memberitahumu atau tidak tentang bagaimana aku memberi pelajaran kepadanya kemarin! Biar aku beritahu kau. Jika kau datang untuk menggangguku, lain kali aku akan membiarkanmu mencicipi rasa pelajaran yang pernah dicoba istrimu!"     

"Yunxi pernah mencarimu? Apa yang kau lakukan padanya?" tanya suara itu lagi.     

Wen Xiangyang benar-benar tidak ingin terus berbicara omong kosong dengan orang ini. Ia langsung berkata, "Kau bisa bertanya pada istrimu. Aku pikir dia akan memberitahukan apa yang terjadi padamu dengan senang hati."     

Setelah Wen Xiangyang membentak Lin Hao, ia menutup telepon dengan kesal dan memasukkan nomor ponsel Lin Hao ke daftar hitam. Suasana hatinya pagi ini hancur seketika. Wen Xiangyang menggosok rambutnya dengan kesal dan kembali menjatuhkan badannya ke tempat tidur sambil berpikir, Bajingan mana yang memberitahukan nomor ponsel baruku pada Lin Hao?     

Suasana hati Wen Xiangyang buruk sepanjang hari. Jika Mu Lingqian meneleponnya hari itu, ia curiga ia akan melampiaskan amarahnya pada Mu Lingqian. Untungnya, Mu Lingqian tidak menelepon. Selain itu, ia tidak memiliki janji dengan orang lain sehingga ia juga tidak ingin keluar. Wen Xiangyang merasa sangat kesal di vila sepanjang hari.      

———     

Untungnya, kurang dari jam delapan keesokan paginya, Yan Xin menelepon Wen Xiangyang.     

"Hei, Xiangyang? Kau janjian dengan Xiaolan. Mari kita pergi ke toko khusus pusat perbelanjaan perusahaan bersama? Perusahaan kami mengadakan pertemuan kemarin dan brand ambassador untuk peluncuran kosmetik terbaru kali ini adalah Xiaolan. Sekarang tinggal melihat apakah Xiaolan cocok untuk produk kami atau tidak."     

"Benarkah? Oke! Aku akan segera menelepon Xiao Lan," jawab Wen Xiangyang dengan riang.     

Berita ini dapat membuat Wen Xiangyang merasa suasana hatinya menjadi lebih baik. Ia segera bangkit, berganti pakaian, dan segera menelepon Xiaolan.     

"Hei…"     

Dari suaranya, sepertinya Li Lanxi si bintang baru saja bangun tidur dan masih mengantuk. Wen Xiangyang tersenyum saat mendengar suara lembut Li Lanxi dan berkata, "Xiaolan, ini aku, Xiangyang. Apakah hari ini kau punya waktu? Bagaimana kalau kita belanja bersama?"     

"Oke, oke," jawab Li Lanxi dengan suara bersemangat, "Xiangyang, kita mau bertemu di mana? Aku bangun sekarang. Kau tidak tahu, kan? Aku benci dengan sutradara film yang sekarang. Orang tua berperut buncit itu sebenarnya ingin membuatku bungkam tak bersuara. Jika aku tidak menandatangani kontrak, aku tidak ingin dimarahi oleh tunanganku atau mempersulit orang keuanganku. Aku benar-benar ingin menonjok babi gemuk menjijikkan itu sampai menjadi kepala babi!"     

Baru-baru ini, Li Lanxi selalu pergi keluar dengan Wen Xiangyang sehingga Wen Xiangyang mengira bahwa Li Lanxi tidak ada jadwal syuting. Sekarang, ia mendengar Li Lanxi mengatakan bahwa sutradara ingin memaksakan aturan tidak tertulis terhadap Li Lanxi. Reaksi pertama Wen Xiangyang adalah kekesalan karena sutradara itu menyalahgunakan posisinya dan berani menindas Li Lanxi!     

Wen Xiangyang punya ide di dalam hatinya. Ia pun berkata, "Xiaolan, jangan marah. Aku yakin bahwa sutradara kepala babi itu akan mati dengan menyedihkan."     

"Xiangyang, mengapa aku sangat senang ketika mendengar perkataanmu? Setelah mendengarkanmu, aku merasa jauh lebih baik. Di mana kita akan bertemu nanti?" kata Li Lanxi dengan suara yang terdengar terharu.     

"Bodoh," gumam Wen Xiangyang pada dirinya sendiri. Ia berpikir sejenak, lalu berkata, "Tepat di pintu masuk Pusat Perbelanjaan Mu."     

"Oke. Aku akan bangun dan segera keluar."     

Li Lanxi menutup telepon. Alih-alih menyimpan ponselnya, Wen Xiangyang mencari nama Si Brengsek Mu di daftar kontak telepon dan menekan tombol panggil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.