Pembalasan Gadis Peliharaan

Popularitas Bintang Besar



Popularitas Bintang Besar

0  Wen Xiangyang mendongak saat mendengar suara pintu yang didorong terbuka, lalu ia melihat Li Lanxi yang tinggi dan seksi berjalan masuk. Kemarin, Li Lanxi bersenjata lengkap dengan mengenakan kacamata hitam dan syal besar yang menutupi wajahnya. Namun, Li Lanxi hari ini hanya mengenakan kacamata hitam dan mengekspos seluruh wajahnya. Begitu ia muncul, pandangan semua orang tertuju padanya.    

  "Li... Kau adalah Li…"    

  Di kedai itu kebetulan ada penggemar Li Lanxi. Begitu Li Lanxi muncul, penggemarnya langsung mengenali Li Lanxi. Li Lanxi melihat ada orang di sini yang mengenalnya. Semua orang menatapnya dengan segala macam pandangan.    

  Li Lanxi mengangkat alisnya kepada Wen Xiangyang dengan bangga. Ia melangkahkan kakinya yang mengenakan sepatu hak tinggi dan berjalan di depan gadis itu. Lalu, ia meletakkan jarinya ke bibir gadis itu sambil berkata, "Hush. Aku hari ini hanya melakukan kunjungan pribadi. Rendahkan suaramu."    

  "Ahhh…..! Keren!"    

  Li Lanxi baru saja memainkan serial drama televisi dengan mengenakan kostum pria dan wanita. Popularitasnya saat ini sedang naik daun. Jelas saja kemunculannya langsung membuat heboh kedai kopi itu.    

  "Tenang, tenang," Li Lanxi memberi isyarat kepada orang-orang yang hadir dan berkata, "Aku nanti akan memberikan kalian foto dengan tanda tangan. Sekarang, aku ingin bertemu dengan kesayanganku. Kalian semua bisa pergi bekerja."    

  "Baik."    

  Wen Xiangyang hanya terdiam, "....."    

  Li Lanxi memandang Wen Xiangyang yang tertegun. Ia membalikan badan dan duduk di kursi putar di depan meja resepsionis dengan sangat keren. Lalu, ia melihat Wen Xiangyang dan mengedipkan matanya. "Bagaimana, Xiangyang? Apakah kau juga berpikir bahwa aku sangat keren? Kau terpesona juga olehku?" tanyanya.    

  Wan Xiangyang terlalu sibuk hingga tidak ada waktu untuk menonton televisi sama sekali. Tentu saja, ia tidak tahu seberapa terkenal Li Lanxi baru-baru ini. Satu-satunya yang ia tahu adalah bahwa baru-baru ini Li Lanxi menjadi berita utama setiap hari dan kebanyakan berita itu adalah tentang kebersamaan Li Lanxi dengan Mu Lingqian.    

  "Oh, iya. Ini foto yang ditandatangani," Li Lanxi memberikan empat foto yang ia tandatangani kepada Wen Xiangyang dan memberikan cap bibirnya. Cap bibir ini membuat gadis-gadis di sekitar menjerit lagi.    

  Wen Xiangyang baru bertemu Li Lanxi tiga kali dan hanya tahu bahwa Li Lanxi itu narsis. Namun, ia tidak tahu bahwa Li Lanxi bisa begitu gila di depan penggemarnya. Wen Xiangyang mengambil foto Li Lanxi yang ditandatangani dan membawanya. "Xiaolan, kau bisa duduk lebih dulu di sana. Aku bertukar jadwal dengan seorang rekanku. Mungkin aku baru bisa menemanimu pergi ke tempat lain untuk bermain nanti sore," kata Wen Xiangyang.    

  "Oke," kata Li Lanxi pada gadis-gadis yang masih mengawasinya, "Sayangku, cepat kemari yang mau tanda tanganku."    

  "Oke, oke, oke."    

  Begitu Li Lanxi membuka mulutnya, ia dapat langsung menarik sekelompok wanita hingga mengerubunginya. Ketika kita pergi ke taman bermain kemarin, banyak orang yang mengenali Li Lanxi dan dia bilang mereka mengenali orang yang salah. Apakah hari ini Li Lanxi salah minum obat sampai begitu bersemangat? pikir Wen Xiangyang. Namun, karena Li Lanxi begitu aktif, rasa malu di hati Wen Xiangyang menghilang. Ia ingin membiarkan Li Lanxi terus bahagia. Ia dan Mu Lingqian akan segera berakhir.    

  Wen Xiangyang sibuk sampai siang. Karena kedatangan Li Lanxi, bisnis di kedai hampir penuh. Namun, Li Lanxi tidak tahu apa alasannya. Li Lanxi begitu sibuk sepanjang pagi dan kesibukan itu tidak kunjung berakhir. Pada akhirnya, Wen Xiangyang menarik Li Lanxi dan menyuruhnya segera pergi.    

  Begitu Li Lanxi naik ke mobil Maserati, ia memandang ke samping dan menatap Wen Xiangyang dengan tatapan yang jelas meminta pujian. Ia mengangkat dagunya dan berkata, "Xiangyang, bagaimana aksiku hari ini? Apakah itu membantumu? Kau tidak perlu berterima kasih kepadaku yang memintamu menjadi temanku."    

  "Kau melakukannya demi aku?" tanya Wen Xiangyang. Ketika ia mendengar penuturan Wen Xiangyang, ia merasa hatinya bagai disetrum.    

  "Tidak, tidak," Li Lanxi dengan bangga menyangkal, "Aku hanya pergi menemuimu. Aku tidak sengaja membawa begitu banyak pelanggan untuk membantu kedai kopi kalian. Aku juga tidak tahu ada paparazi yang memfoto di luar. Aku tidak mempromosikan kedai kalian."


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.