Pembalasan Gadis Peliharaan

Berani, Kau Diam-diam Mengambil Foto!



Berani, Kau Diam-diam Mengambil Foto!

0  "Sudah selesai katamu?" Sorot mata Mu Lingqian semakin tajam. Ia mengeluarkan kartu bank di tangannya dan bergegas bertanya ke Wen Xiangyang, "Kata sandinya delapannya enam kali?"    

  "Ya, delapannya enam kali. Aku sengaja mengubahnya sebelum pergi ke bar, jadi tidak mungkin salah. 20.000 Yuan itu adalah total seluruh tabunganku. Jika kau menggangguku untuk mendapatkan lebih dari itu, tidak mungkin!"    

  Wen Xiangyang mengira ia sedang dijerat. Kau harus tahu bahwa tamu yang murah hati seperti itu jarang, batinnya. Mungkin pria itu berkhayal bahwa Wen Xiangyang ini orang yang kaya.    

  Mu Lingqian memandangi wajah Wen Xiangyang yang polos. Matanya mengirimkan isyarat pada Wen Xiangyang, Kau jangan menipu aku. Namun, mata Wen Xiangyang seakan membalas, Aku tidak punya uang. Mu Lingqian mencoba untuk tetap tenang. Ia mengulurkan tangan dan menggenggam pergelangan tangan Wen Xiangyang, lalu membawa gadis itu ke sudut ruangan.    

  "Mana fotonya?!" kata-kata dingin keluar dari mulut Mu Lingqian.    

  Ketika Wen Xiangyang mendengar Mu Lingqian menyebut-nyebut soal foto, hatinya sedikit terkejut. Ia mencoba tetap tenang dan membalas sambil tersenyum, "Pria tampan, apa yang kau katakan? Foto apa? Apakah kau ingin berfoto denganku? Tidak mungkin. Kita hanya bertransaksi satu kali, jadi aku tidak bisa—"    

  Melihat Wen Xiangyang masih berkilah dengan mulutnya yang kaku, Mu Lingqian langsung menyeret dan melemparnya ke tempat tidur. Mu Lingqian mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan dan sekilas melirik ponsel yang tergeletak di atas meja. Wen Xiangyang bisa melihat Mu Lingqian bergerak untuk mengambil ponselnya. Ia menjerit dan bergegas bangun. Ia telah menghabiskan 20.000 Yuan untuk mendapatkannya. Foto-foto itu adalah alat balas dendamnya!    

  "Kamu tidak bisa seperti ini! Kita telah membereskan semuanya! Bagaimana kau bisa begitu tidak profesional? Aku akan mengadukanmu kepada bosmu!"    

  Meski mendengar perkataan Wen Xiangyang, Mu Lingqian hanya mengangkat matanya untuk melirik Wen Xiangyang dan berkata dengan acuh tak acuh, "Kata Sandi."    

  "Tanpa kata sandi. Kembalikan ponselnya kepadaku," pinta Wen Xiangyang.    

  Wen Xiangyang bergegas maju untuk kembali merampas ponselnya. Ia beruntung karena ponselnya terkunci. Akan tetapi, Mu Lingqian terlalu tinggi. Wen Xiangyang pun tak bisa meraih ponsel di tangannya.    

  Wen Xiangyang menggelantung di tubuh Mu Lingqian, tapi Mu Lingqian hanya menatapnya dengan sinis, "Aku cukup energik, tapi sepertinya aku tidak cukup memuaskanmu semalam."    

  "Apa katamu? Kau ini seperti seekor bebek yang kubayar. Kenapa kamu bicara seperti ini? Kembalikan ponselku!"    

  "Jangan bilang kamu bisa."    

  Mu Lingqian mengabaikan Wen Xiangyang, lalu dengan mudah melepaskan Wen Xiangyang dari tubuhnya. Ia mengangkat ponsel di tangannya dan pergi. Sementara, Wen Xiangyang hanya bisa melihat pria itu membawa pergi ponselnya. Wen Xiangyang tidak membuka kunci ponselnya dan bahkan belum sempat mengirim foto!    

  "Jangan pergi! Aku bilang, jangan pergi! Akan aku berikan kata sandinya, oke?"​​Wen Xiangyang meraih lengan Mu Lingqian dan berkata datar, "Kembalikan ponselku dan aku tidak akan mengadukanmu kepada bosmu. Jika kau menginginkan uang lebih, aku masih memiliki 500 Yuan di tas itu. Itu biaya hidupku untuk bulan ini, tapi akan aku berikan kepadamu. Bagaimana?"    

  Wen Xiangyang membayar seorang pria dan mengambil foto dirinya sendiri. Jika pria ini benar-benar ingin membanding-bandingkan, ia tidak dapat mengambil keuntungan dari Wen Xiangyang.    

  Mu Lingqian memandang Wen Xiangyang yang menarik lengannya dan kini memohon belas kasihan. Wajahnya terlihat tidak tenang. Ia tadi bangun pagi-pagi sekali, lalu mendapati bahwa si gadis muda telah pergi. Ia mengecek kamera pengintai dan mendapati wanita itu telah berani mengambil foto dengan dirinya! Mu Lingqian benar-benar telah memandang rendah diri Wen Xiangyang. Ia dibuat bingung oleh penampilan gadis itu ketika ia pertama kali bertemu dengannya.    

  "Ayolah. Aku mohon. Semua ini salahku. Kembalikan ponselnya kepadaku. Tidak ada apa-apa di dalamnya."


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.