Pembalasan Gadis Peliharaan

Akhir yang Panas



Akhir yang Panas

0"Masuk."     

Wen Xiangyang berjalan dengan patuh. Begitu gadis itu berjalan ke depan tempat tidur, Mu Lingqian mengulurkan tangannya dan memegangi belakang kepalanya. Pria itu mendorong seluruh tubuh Wen Xiangyang ke tempat tidur, lalu menerobos masuk di antara bibir Wen Xiangyang.     

Mu Lingqian memastikan bahwa mulut dan tubuh Wen Xiangyang tidak lagi mengeluarkan aroma yang tidak disukainya. Kemudian, barulah ia melepaskan Wen Xiangyang yang sedari tadi tidak bisa bernapas dengan stabil. Ia tidak pernah mencium Wen Xiangyang seperti ini meskipun keduanya pernah dua kali berhubungan intim.     

Pipi Wen Xiangyan memanas karena dicium, napasnya menjadi pendek, dan dadanya berdebar. Sementara itu, Mu Lingqian bertingkah seperti tidak terjadi sesuatu setelah selesai menciumnya. Ia menatap Wen Xiangyang tanpa perasaan yang aneh. Namun, tatapan yang mendalam seperti itu membuat perasaan Wen Xiangyang benar-benar menjadi di luar kendali.     

"Apakah kau lupa apa yang pernah aku katakan padamu?" tanya Mu Lingqian tiba-tiba.     

Wen Xiangyang menatap Mu Lingqian dengan bingung. Setelah sekitar satu menit, ia masih tidak menyangka bahwa ia telah melupakan sesuatu yang Mu Lingqian katakan padanya. Ekspresi bodoh Wen Xiangyang membuat Mu Lingqian mengerutkan kening. Kilatan cahaya melintas di bawah matanya, lalu ia mengulurkan tangan dan menggenggam kedua tangan Wen Xiangyang. Kakinya yang ramping dan kuat juga menekan kaki gadis itu, lalu wajah Mu Lingqian mendekat.     

"Tunggu. Aku ingat. Aku ingat," Wen Xiangyang cepat-cepat mendorong dada Mu Lingqian menjauh.     

Mu Lingqian tidak melepaskan Wen Xiangyang. Ia hanya membuka mulutnya dengan lembut dan berkata dengan suara yang jelas, "Katakan."     

Apa katamu? Wen Xiangyang ingin menangis tanpa air mata. Mu Lingqian jelas-jelas tidak pernah mengucapkan kata apapun padanya. Bahkan, tidak ada sepatah kata pun yang berhubungan dengan Mu Lingqian.     

"Kau memberitahuku... Jangan menyesalinya?" Wen Xiangyang hanya mengingat itu.     

Mu Lingqian mengerutkan kening. Lalu, ia menghembuskan napasnya ke wajah Wen Xiangyang dan kembali bertanya, "Apa lagi yang aku katakan?"     

Wen Xiangyang tidak tahu. Berat badan Mu Lingqian menekan tubuhnya hingga ia sama sekali tidak bisa bernapas. Jika bukan karena pria ini bisa membunuhnya kapan saja, ia sudah benar-benar ingin menamparnya. Tidak, aku tidak bisa menamparnya. Aku masih perlu menghasilkan uang. Aku seperti ingin menggali lubang dan mengubur diri sendiri, pikir Wen Xiangyang.     

Wen Xiangyang menjadi semakin marah. Ia mendorong Mu Lingqian, berdiri, dan menatap Mu Lingqian dengan marah, "Apakah Tuan Mu memberitahuku sesuatu? Sejak awal, kau tidak pernah memberitahuku apapun tentangmu. Sejak awal, aku salah mengira bahwa kau adalah koboi di bar. Kau benar-benar menemaniku sebagai koboi selama setengah bulan. Dari mana aku bisa tahu apa yang kau suka ataupun yang kau tidak suka? Dari mana aku tahu apa hobimu?"     

"Apa yang kau bicarakan?" Suara Mu Lingqian meninggi dan wajahnya menegang.     

"Aku bilang…"     

Wen Xiangyang masih ingin terus berbicara dengan tegas. Namun, Mu Lingqian menghalanginya sebelum ia selesai berbicara dan kali ini ia ditekan hingga terbaring di atas tempat tidur, "Ingat namaku! Ingat apa yang pernah aku katakan!"     

Tatapan dingin Mu Lingqian dan tubuhnya yang menekan seluruh tubuh Wen Xiangyang membuat gadis itu melemah. Gerakan Mu Lingqian membuat Wen Xiangyang terkejut. Ia sangat ketakutan sehingga matanya terbelalak lebar saat melihat wajah pria yang menyeramkan itu. Ekspresinya membuat Mu Lingqian mengerutkan kening dengan tidak sabar. Lalu, pria itu berdiri dan meninggalkannya.     

Mu Lingqian berbalik badan dan masuk ke dalam kamar mandi. Wen Xiangyang terjatuh di tempat tidur dan berusaha keras mengingat kembali sebelum akhirnya mengingat apa yang dikatakan Mu Lingqian padanya. Mungkin itu saat terakhir kali Mu Lingqian menindih Wen Xiangyang di atas tempat tidur dan melemparnya bolak-balik hingga tidak berdaya, tapi ia tidak mendengar perkataan itu dengan jelas. Sepertinya, kalimat itu adalah, 'Selama kontrak, kau tidak boleh berhubungan dengan pria lain selain diriku'.     

Suara air mengalir di kamar mandi seketika terhenti. Mu Lingqian berjalan keluar mengenakan jubah mandi. Cahaya yang lembut menerangi tempat tidur besar yang berantakan sehingga memberikan warna yang sangat ambigu di malam yang sepi. Ia melihat Wen Xiangyang terjatuh di sana dan masih terlentang. Ia pun mengerutkan alisnya, lalu berbalik dan berjalan ke lemari es. Mu Lingqian mengeluarkan dua kotak kemasan dan melemparkannya ke depan Wen Xiangyang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.