Pembalasan Gadis Peliharaan

Selamat Tinggal, Lin Hao



Selamat Tinggal, Lin Hao

0Betapa bebasnya Wen Xiangyang setelah Mu Lingqian pergi. Ia dapat melakukan apa saja yang ia ingin lakukan dan ia juga dapat menghubungi Yan Junyi untuk menangani urusan Rumah Sakit Shaojie. Ia bisa melakukan sangat banyak hal yang ingin ia lakukan tanpa rasa khawatir takut tertangkap, takut karena Mu Lingqian terlalu kasar, atau takut jika ditakut-takuti oleh pria itu.     

"Ya, tidak apa-apa. Maaf merepotkan, Asisten Zhang. Jika Asisten Zhang sibuk karena ada urusan lain, silakan."     

"Baiklah, Nona Wen," Asisten Zhang membungkuk, "Jika Nona ada hal-hal lain yang diperlukan, Nona dapat menelepon saya."     

"Oke, sampai jumpa."     

Wen Xiangyang mengantar Asisten Zhang dan melambaikan tangan. Lalu, ia menatap langit biru dan menarik napas dalam-dalam. Udaranya terasa lebih segar karena ia tidak perlu berurusan dengan Mu Lingqian.     

"Hei, Xiaoxin. Aku ingat hari ini adalah hari Sabtu. Cepat cari tempat. Kita bisa pergi janjian hari ini."     

Yan Xin menerima telepon dari Wen Xiangyang saat masih tidur. Namun, ia sangat senang karena Wen Xiangyang sudah lama tidak begitu berinisiatif untuk mengajaknya bertemu, "Oke, oke. Xiangyang, aku berencana untuk memberitahumu tentang Rumah Sakit Shaojie. Kakakku sudah menghubungi rumah sakit di Amerika Serikat. Untuk lebih jelasnya, mari kita bertemu dan berbicara."     

"Baik."     

Keduanya bertemu di kedai teh susu di seberang universitas. Wen Xiangyang datang lebih dulu. Karena bibi di kedai teh susu itu masih mengenali Wen Xiangyang, ia tersenyum ketika melihat Wen Xiangyang datang dan berkata, "Gadis kecil, kau sudah lama tidak ke sini. Kau pasti sudah lulus, ya? Kenapa kau punya waktu untuk kembali? Mau minum apa hari ini?"     

"Ya, Bibi. Aku janjian dengan temanku hari ini. Beri aku secangkir teh susu mutiara."     

"Baiklah. Kalau begitu, kau duduk saja. Aku akan segera membuatkannya untukmu."      

"Baik."     

Wen Xiangyang berjalan ke kedai teh susu dan mencari tempat untuk duduk. Toko teh susu ini tidak besar, tapi lingkungannya sangat bagus. Bibi yang menjual teh susu juga ramah. Selain itu, harganya tidak semahal kedai-kedai teh lainnya sehingga bisnisnya sangat bagus. Ketika Wen Xiangyang masih kuliah, ia suka datang kemari untuk minum teh susu.     

Wen Xiangyang hanya duduk dan tiba-tiba mendengar seseorang memanggil namanya, "Xiangyang? Xiangyang! Benarkah itu kau?!"      

Wen Xiangyang mengira itu adalah teman sekelas lamanya. Namun, ketika ia berbalik dan melihat orang yang memanggilnya, wajahnya menjadi redup. Lin Hao! Kenapa Lin Hao ada di sini? batinnya.     

Lin Hao segera berjalan ke depan Wen Xiangyang, lalu mengulurkan tangan dan ingin menarik tangan Wen Xiangyang. Wen Xiangyang menarik tangannya kembali dengan jijik sambil melirik Lin Hao dengan dingin. Lalu, ia segera berbalik badan dan ingin keluar. Saat Lin Hao melihat bahwa Wen Xiangyang hendak pergi, Lin Hao melangkah maju dan menghentikannya.     

"Xiangyang, Xiangyang. Jangan pergi. Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu."     

"Tidak ada hal yang harus kita bicarakan."     

"Xiangyang, demi hubungan kita yang dahulu, aku mohon kau selamatkan aku. Hitung saja aku memohon padamu. Tolong bantu aku," kata Lin Hao.     

Lin Hao melihat bahwa Wen Xiangyang mengabaikannya, jadi ia segera menarik tangan Wen Xiangyang. Namun, Wen Xiangyang menyembunyikan tangannya dalam sekejap karena tidak ingin menyentuh pria yang menjijikan baginya. Lin Hao jelas melihat rasa jijik dari mata Wen Xiangyang, namun ia tidak peduli jika Wen Xiangyang membencinya. Ia lebih peduli tentang nasibnya sendiri. Apakah ia masih bisa menjalani kehidupan sebagai Tuan Muda Lin?     

"Xiangyang, Xiangyang, apakah paman dari keluarga Zhao adalah pacarmu? Tolong bantu aku untuk memohon padanya. Tolong mohon padanya. Mohon padanya agar keluarga Zhao melepaskan keluarga kami. Aku tahu itu salah. Aku seharusnya tidak menyembunyikan hubunganku dengan Chan Yunxi darimu. Tapi, itu semua karena Chan Yunxi. Chen Yunxi merayuku. Kau pasti tahu itu."     

Wen Xiangyang hanya mendengar perkataan yang sangat menjijikan ini, "Lin Hao, ini sebuah kontradiksi. Kau tidak perlu melimpahkan semua kesalahanmu pada orang lain. Sama seperti kita yang sampai di titik ini juga karena ada kesalahanku. Aku akui aku tidak menyukaimu. Ketika kau pertama kali mengejarku, aku benar-benar tersentuh dengan kegigihanmu sehingga akhirnya setuju untuk berhubungan denganmu, bahkan meskipun aku tahu bahwa kau jatuh cinta pada posisi keluargaku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.