Pembalasan Gadis Peliharaan

Wen Xiangyang, Berhenti!



Wen Xiangyang, Berhenti!

0"Halo, Ayah. Selamat tinggal, Ayah," kata Wen Xiangyang sambil menarik Yan Xin keluar. Yan Junyi sudah menangani masalah rumah sakit Wen Shaojie sehingga sekarang ia tidak takut sedikitpun terhadap Wen Lisheng.     

Wen Lisheng sangat marah saat melihat Wen Xiangyang berani memperlakukannya seperti ini. Ia membusungkan dadanya dan berteriak, "Wen Xiangyang, berhenti!"     

Wen Xiangyang terlalu malas untuk peduli pada ayahnya. Sejak duduk di bangku sekolah menengah atas, ia bertahan hidup dengan bekerja paruh waktu dan bantuan dari keluarga Yan. Wen Lisheng tidak akan mengingatnya, tidak akan melihatnya, tidak akan memberinya makan, dan hanya akan menunjukkan sedikit cinta seorang ayah ketika membutuhkan Wen Xiangyang.     

Walaupun Wen Xiangyang benar-benar bodoh, sebenarnya itu karena Wen Lisheng sebelumnya pernah memedulikannya sehingga ia mengira ayahnya masih akan menganggapnya sebagai anak. Wen Xiangyang juga cukup bodoh untuk mencari seorang koboi, mengambil foto, dan berharap hal itu akan mempersulit Wen Lisheng sehingga ayahnya tidak bisa mengambil keuntungan dengan menikahkannya dengan orang lain demi uang.     

Wen Xiangyang menarik Yan Xin sampai ke mobil dan berkata, "Xiaoxin, berikan kuncinya."     

"Oh," Yan Xin memberikan kuncinya, lalu Wen Xiangyang mengambil kunci itu dan mengendarai mobil.     

Brum...     

Terdengar suara deru mesin, lalu mobil sport biru itu langsung melesat seperti busur panah dan melaju dengan cepat. Wen Xiangyang mengendarai mobil semakin cepat hingga membuat Yan Xin takut dan memegang erat sabuk pengamannya.     

Yan Xing berteriak pada Wen Xiangyang, "Xiangyang, terlalu cepat! Pelan sedikit!"     

Wen Xiangyang mendengar tangisan Yan Xin sehingga ia memperlambat kecepatan mobil yang dikemudikannya. Ketika mobil berhenti, mereka kedua telah mencapai jalur hijau. Mata Yan Xin yang meredup hanya menatap lurus ke depan tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Wen Xiangyang. Yan Xin meraih tangan Wen Xiangyang sambil memanggil, "Xiangyang…"     

Wen Xiangyang mengangkat kepalanya dan menatap Yan Xin, lalu tersenyum meminta maaf, "Maaf, Xiao Xin, karena membuatmu khawatir."     

"Aku baik-baik saja, tapi kau…"     

Wen Xiangyang menggelengkan kepala, "Aku barusan hanya merasa panik dalam hati! Xiaoxin, apakah menurutmu aku gila? Jelas-jelas sudah tahu Wen Lisheng orang seperti apa, tapi masih juga menaruh harapan padanya. Xiaoxin, kenapa? Kenapa dia adalah ayahku? Dia memperlakukan wanita lain yang bukan anak kandungnya dengan sangat baik, tapi mengapa dia begitu kejam padaku dan Shaojie?"     

"Xiangyang, jika kau merasa tidak nyaman, kau bisa bersandar padaku."     

Yan Xin melepas sabuk pengamannya dan memeluk Wen Xiangyang. Yan Xin hanya tahu bahwa ibu Wen Xiangyang meninggal ketika usianya masih delapan tahun. Saat itu, Wen Shaojun dan Wen Shaojie baru berusia lima tahun. Namun, Wen Lisheng menikah lagi kurang dari dua tahun kemudian dan bahkan menikahi seorang wanita yang sudah memiliki anak perempuan berusia enam tahun.     

"Kau tahu, Xiaoxin? Dia menggunakan Shaojie untuk mengancamku. Shaojun telah menghilang selama bertahun-tahun, tapi dia juga sama sekali tidak pernah mencari Shaojun. Xiaoxin, aku sangat membencinya. Aku benar-benar membencinya," Wen Xiangyang bergumam pada dirinya sendiri, "Aku tidak akan pernah membantunya untuk mendapatkan proyek itu! Tidak akan mungkin!"     

"Xiangyang, apa kau terburu-buru ingin memindahkan rumah sakit Shaojie karena Wen Lisheng?"     

Yan Xin akhirnya bisa memahami Wen Xiangyang sekarang. Hal ini benar-benar mengejutkannya dan ia tidak bisa menerimanya. Mengapa ada ayah yang seperti itu? Ayah Yan Xin selalu memberikan semua hal yang terbaik untuknya dan kakaknya sehingga mereka tidak pernah memiliki masalah seperti ini.     

Wen Xiangyang mengangguk lelah, "Xiaoxin, urusan rumah sakit Shaojie sudah merepotkanmu dan kakakmu."     

Yan Xin sekarang telah mengetahui kebenaran masalah ini. Tentu saja ia tidak mungkin hanya duduk dan melihatnya saja. Ia mengangguk dengan tegas, "Xiangyang, tenang saja. Ada aku dan kakakku. Kami tidak akan membiarkan bajingan itu menindasmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.