Pembalasan Gadis Peliharaan

Telepon di Pagi Hari



Telepon di Pagi Hari

0Tubuh Wen Xiangyang seketika terasa tegang. Tampaknya Mu Lingqian menyadari reaksi wanita di lengannya sehingga ia semakin memeluk erat pinggangnya. Wen Xiangyang memunggungi Mu Lingqian dan keduanya berbaring seperti ini.     

Wen Xiangyang jelas bisa merasakan napas hangat Mu Lingqian di lehernya. Napas itu penuh maskulinitas dan membuatnya agak gelisah. Begitu ia sedikit bergerak, Mu Lingqian menekannya, "Jangan bergerak."     

Suara Mu Lingqian terdengar rendah dalam kegelapan. Tidak dingin dan dalam, tapi begitu rendah hingga menembus keheningan malam. Wen Xiangyang tidak bergerak lagi saat mendengar suara itu. Ia hanya merasakan suhu pria di belakangnya dan merasakan napasnya. Tubuh Wen Xiangyang terasa agak kaku, namun ia juga mulai rileks dan menyesuaikan diri.     

Wen Xiangyang menunggu langkah selanjutnya dari Mu Lingqian dengan gugup, tapi pria itu tidak melakukan apapun. Mu Lingqian hanya memeluknya. Wen Xiangyang merasakan sedikit kekecewaan yang tak dapat dijelaskan. Keadaan ini membuktikan bahwa Mu Lingqian tidak akan berhenti memelihara Wen Xiangyang. Namun, pikiran ini memunculkan perasaan takut bahwa pria itu terlalu kejam.     

Entah berapa lama setelah itu, Wen Xiangyang merasa bahwa napas Mu Lingqian telah tenang. Sepertinya Mu Lingqian sudah tertidur sehingga ia sedikit membalik badan untuk menghadap Mu Lingqian. Cuacanya agak dingin karena sudah mendekati akhir musim gugur. Meskipun pendingin ruangan di kamar Mu Lingqian tidak dinyalakan, hanya berbaring seperti ini saja sudah terasa agak dingin.     

Wen Xiangyang sangat takut pada dingin. Ia mengedipkan mata dan melihat Mu Lingqian yang tertidur. Lalu, ia mengulurkan tangan dan memeluk pinggang Mu Lingqian seolah ingin menguburkan seluruh tubuhnya ke dalam pelukan pria itu.      

Wen Xiangyang tidak menyadari bahwa tak lama setelah ia selesai bergerak, mata Mu Lingqian yang terpejam kembali terbuka. Ia memandang Wen Xiangyang yang masuk ke lengannya dan menganggapnya sebagai pemanas. Alisnya berkerut, tapi ia tidak mendorong Wen Xiangyang pergi. Ia justru mengulurkan tangan dan memeluknya.     

Wen Xiangyang adalah orang yang mudah tertidur. Ia terus terlelap hingga fajar menyingsing. Ketika ia bangun, ia mendapati bahwa Mu Lingqian masih di tempat tidur dan seluruh tubuhnya masih berada di posisi yang sama. Ia masih memeluk tubuh Mu Lingqian dan satu pahanya menekan perut Mu Lingqian. Gawat! Apa yang aku lakukan semalam? pikirnya.     

Sekarang bukan Wen Xiangyang yang menghabiskan uang untuk membeli Mu Lingqian dan bisa melakukan apapun terhadapnya. Ia menurunkan kakinya dari perut Mu Lingqian dan menurunkan tangannya, kemudian menyelinap keluar dari tempat tidur. Wen Xiangyang berpikir bahwa ia bisa keluar tanpa ada yang menyadarinya sehingga Mu Lingqian tidak akan tahu bahwa ia menekan perutnya dengan tidak senonoh. Namun, tiba-tiba ponsel di kantong bajunya berdering.     

Begitu Wen Xiangyang mendengar ponselnya berdering, ia cepat-cepat berlari. Ia langsung mematikan teleponnya tanpa melihat siapa yang menelepon. Ia hanya menghela napas lega, tapi suara Mu Lingqian tiba-tiba terdengar dari belakangnya, "Siapa yang menelepon?"     

Wen Xiangyang benar-benar terpesona ketika mendengar suara magnetik yang terdengar elegan namun itu. Namun, ia segera tersadar dan dengan cepat menjawab, "Bukan apa-apa. Mungkin hanya salah sambung."     

"Salah sambung?" ulang Mu Lingqian. Ia bangkit dari tidurnya dan duduk. Lalu, wajahnya yang tampak lembut karena kantuk perlahan-lahan menjadi dingin. "Berikan ponselnya padaku."     

Wen Xiangyang kali ini lebih pandai. Tidak peduli siapa yang menelepon, ia cepat-cepat menghapus catatan panggilan itu. Ia memunggungi Mu Lingqian dan menghapus semua catatan panggilan, baru memberikan ponselnya pada Mu Lingqian.     

Mu Lingqian membuka catatan panggilan ponsel Wen Xiangyang dan melihat catatan panggilan dari yang paling atas. Lalu, tatapan matanya jatuh pada wajah Wen Xiangyang. Ia turun dari tempat tidur dan sepertinya melirik Wen Xiangyang dengan santai saat hendak mengembalikan ponselnya.     

Wen Xiangyang baru menyadari betapa bodoh dirinya setelah itu. Jelas-jelas ponselnya baru saja berdering, tapi ia masih saja menghapus semua riwayat panggilan telepon. Bukankah ini cara yang ceroboh membuat fakta yang sebenarnya terungkap?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.