Pembalasan Gadis Peliharaan

Bistik dengan Anggur Merah, Bagaimana?



Bistik dengan Anggur Merah, Bagaimana?

0Selama bisa bertemu dengan keluarga Mu dan memastikan bahwa pria itu benar anggota keluarga Mu, Wen Lisheng tidak memiliki persyaratan yang tidak bisa disetujui untuk membiarkan Wen Xiangyang bertemu dengan Wen Shaojie     

"Katakan."     

"Saat aku membawanya pulang, wanita itu dan putrinya tidak boleh ada di rumah. Selain itu, aku juga tidak ingin melihat barang milik mereka di sana."     

Wen Lisheng hanya bisa terdiam dan kehilangan kata-kata. Persyaratan Wen Xiangyang membuatnya merasa marah hingga jantungnya berdebar. Namun, dibandingkan dengan hal ini, lebih penting baginya untuk dapat bertemu dan menjalin hubungan dengan orang teratas di keluarga Mu. "Oke," Wen Lisheng akhirnya setuju.     

"Baiklah kalau begitu. Aku akan kembali sekarang dan membuat janji dengannya. Tunggu hingga dia ada waktu, baru aku akan membawanya pulang. Ingat, aku tidak tahu kapan aku dan Tuan Mu akan pergi ke sana. Tapi, ketika aku pergi ke sana dan menemukan keberadaan ibu dan anak itu, aku akan segera membawanya pergi."     

Wen Lisheng semakin tidak bisa menahan amarahnya saat mendengarkan perkataan Wen Xiangyang yang semakin serakah hingga otot-otot hijaunya keluar. Wen Xiangyang sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk bersiap-siap dan ingin memintanya mengusir ibu dan anak itu.     

Wen Xiangyang menatap wajah Wen Li yang membiru, sementara Wen Lisheng tidak berani menyerangnya. Wen Xiangyang sengaja tersenyum dan menambahkan, "Ingat, aku bisa membawanya kapan saja. Ketika aku membawanya dan mereka ada di sana atau kau tidak ada, jangan salahkan aku jika tidak mengajaknya makan di rumah."     

Setelah Wen Xiangyang menyelesaikan perkataannya, ia berbalik badan dan berjalan keluar seperti seorang ratu. Wen Lisheng mengepalkan tangannya dengan kuat dan matanya menggelap. Sejak kapan dia sangat sulit diajak berdiskusi sampai di tingkat seperti ini? pikir Wen Lisheng dengan geram.     

Wang Xiangyang baru berjalan ke pintu dan melihat Yan Xin dicegat di luar. Sementara itu, Yan Xin merasa lega melihat Wen Xiangyang keluar tanpa cedera. Sebenarnya, suasana hati Wen Xiangyang tidak begitu baik meskipun menang atas Wen Lisheng. Namun, ketika ia melihat Yan Xin, semua kekhawatiran di hatinya menghilang. Bagaimanapun, ia masih memiliki teman seperti Yan Xin. Ia menyentuh bahu Yan Xin dan berkata dengan sangat riang, "Xiaoxin, ayo kita pulang."     

Entah bagaimana, Wen Xiangyang memdibawa keluar Yan Xin dari perusahaan. Kemudian, Yan Xin mengantar Wen Xiangyang sampai ke depan pintu. Namun, Wen Xiangyang tidak memintanya untuk duduk dulu dan malah memintanya untuk langsung pulang. Wen Xiangyang tidak pernah bertindak sesuai dengan akal sehat sehingga Yan Xin tidak mencurigainya.     

Begitu Yan Xin pergi, Wen Xiangyang segera menelpon tempat kerja paruh waktunya. Ia menjelaskan apa yang terjadi beberapa hari yang lalu sekaligus ingin mengambil cuti dua hari lagi. Setelah itu, ia memanggil taksi dan kembali ke vila Mu Lingqian.     

Malam itu, bulan tidak terlihat dengan jelas dan bintang juga tampak jarang. Lampu jalan yang berpendar jingga menerangi jalanan. Saat mobil Rolls-Royce baru saja memasuki vila, Wen Xiang cepat-cepat berjalan keluar dengan wajah penuh senyuman lembut untuk menyambut Mu Lingqian. Mu Lingqian yang duduk di dalam mobil mengerutkan keningnya saat melihat Wen Xiangyang yang berekspresi seperti itu.     

"Tuan Mu," Wen Xiangyang melangkah maju untuk membukakan pintu mobil sambil tersenyum dan memanggilnya dengan sangat indah, "Aku menyiapkan makan malam. Bistik dengan anggur merah, bagaimana?"     

Mata Mu Lingqian tertuju pada wajah Wen Xiangyang yang tersenyum. Panggilan Wen Xiangyang untuknya tidak berubah, tapi ia tidak ingin memperbaikinya lagi. Tanpa menjawab pertanyaan Wen Xiangyang, ia melangkahkan kedua kakinya yang panjang masuk ke dalam vila. Lampu di dalam vila tidak menyala. Yang menarik perhatiannya adalah lilin di meja makan serta dua bistik dan dua gelas anggur merah.     

Wen Xiangyang melangkah maju dan mengambil inisiatif untuk membantu Mu Lingqian melepas sepatunya. Kemudian, ia menarik Mu Lingqian ke meja makan sekaligus menarikkan kursi untuknya. Namun, Mu Lingqian tidak duduk seperti yang dipikirkan Wen Xiangyang.     

Tubuh Mu Lingqian yang ramping dan tinggi berada di bawah refleksi hingga terlihat seperti pohon cemara yang kokoh dan elegan. Wen Xiangyang melihat wajah tampannya yang disinari cahaya lilin. Seakan disihir Mu Lingqian, detak jantungnya mendadak berdebar lebih cepat. Wen Xiangyang tidak tahu apakah ini karena gugup atau hal lainnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.