Pembalasan Gadis Peliharaan

Kesunyian Sebelum Bencana



Kesunyian Sebelum Bencana

0"Kak, ini adalah alamat rumah sakit tempat Shaojie sekarang. Bisakah kau membantuku menghubungi dokter yang kau temukan dan memindahkan Shaojie?" Wen Xiangyang menyingkirkan kesedihan di hatinya dan memandang Yan Junyi dengan tegas. Sikap Mu Lingqian membuatnya tidak berani berharap terlalu banyak. Namun, ia memikirkan kondisi fisik Wen Shaojie saat ini dan pada akhirnya ia masih tetap membutuhkan bantuan Yan Junyi.     

Yan Junyi melihat Wen Xiangyang yang seperti akan menangis. Ia segera mengambil alamat yang diberikan Wen Xiangyang padanya, lalu memegang pergelangan tangan Wen Xiangyang dan berkata, "Xiangyang, jangan khawatir. Mari kita cari kafe dan duduk di sana. Ada masalah apa? Kau bisa memberitahuku."     

Yan Junyi menarik Wen Xiangyang ke depan. Namun, keduanya tidak menyadari bahwa ada seorang pria menakutkan yang berdiri tidak jauh dari sana dan menatap ke arah tangan mereka dengan dingin.     

"Bos, apa perlu…" Ye Ying khawatir tentang Wen Xiangyang. Diam-diam, ia membatin, Bos sendiri sedang sibuk dan dia tidak tidur sepanjang malam untuk menemukan Nona Wen. Semalam Bos menyuruh seluruh orang untuk mencari keberadaan Nona Wen, Nona Wen tidak mudah ditemukan, tapi hari ini Bos malah melihat Nona Wen dan orang lain yang berjalan bersama dengan begitu dekat.     

Ye Ying khawatir karena Wen Xiangyang telah membalik arti perkataan Bos, membelakangi Bos, dan menemui pria lain. Dua orang melakukan dosa bersamaan dan konsekuensinya tidak terbayangkan. Namun, Ye Ying tidak menduga bahwa Mu Lingqian mengangkat tangannya untuk menghentikan kata-katanya.     

"Tidak perlu," potong Mu Lingqian. Tatapan dinginnya tertuju pada tangan Wen Xiangyang dan Yan Junyi, begitu dingin dan tanpa suara sama sekali.     

Wen Xiangyang bahkan tidak tahu bahwa Mu Lingqian akan muncul di bandara dan ia juga tidak tahu bahwa ia akan kebetulan bertemu dengan Yan Junyi seperti itu. Namun, hal yang paling tidak terduga adalah Mu Lingqian benar-benar akan melihat langsung dirinya bersama dengan Yan Junyi.     

Wen Xiangyang sedang berusaha menyelesaikan urusan rumah sakit Wen Shaojie dengan sepenuh hati. Ia sekarang memiliki simpanan 50.000 Yuan, lalu 200.000 Yuan yang diberikan oleh Mu Lingqian di bulan pertama untuk mendukung biaya pengobatan Wen Shaojie di bulan pertama harusnya cukup. Jika Mu Lingqian benar-benar membencinya dan tidak ingin memeliharanya lagi, ia hanya bisa menjual anggur. Wen Xiangyang tidak memberitahu hal seperti ini pada Yan Junyi. Ia hanya meminta bantuan Yan Junyi untuk memindahkan Wen Shaojie ke rumah sakit lain.     

Yan Junyi tahu bahwa Wen Xiangyang pasti menyembunyikan sesuatu darinya dan tidak memberitahunya. Namun, tidak berguna juga jika Yan Junyi memaksanya. Lebih baik ia mencari tahu sendiri.     

"Kakak, aku memohon bantuanmu untuk masalah ini."     

"Jangan khawatir."     

"Sudah hampir malam, jadi aku pulang dulu."     

"Aku akan mengantarmu pulang."     

"Tidak perlu. Aku akan naik taksi," tolak Wen Xiangyang sambil berdiri. Ia melambaikan tangannya pada Yan Junyi, lalu cepat-cepat pergi meninggalkan bandara.     

Yan Junyi menatap tajam ke arah punggung Wen Xiangyang. Wen Xiangyang masih berniat untuk bergegas kembali sebelum jam delapan malam. Pikirannya sekarang hanyalah dipenuhi rencana untuk mengambil biaya pemeliharaan selama satu hari dan melakukan tugasnya sebagai orang yang dipelihara.     

Begitu Wen Xiangyang tiba di vila, ia melihat jam tangannya dengan penerangan lampu jalanan. Waktu menunjukkan tepat pukul delapan. Vila itu masih gelap. Mu Lingqian belum kembali. Wen Xiangnya sedikit menghela napas dengan lelah. Ia melepas sepatu, menyalakan lampu, dan terus saja bolak-balik. Ia berencana untuk kembali ke kamar untuk mandi, kemudian turun untuk memasakkan makan malam untuk Mu Lingqian.     

Sekarang Mu Lingqian tidak menyentuh Wen Xianyang dan bahkan tidak tidur dengannya. Satu-satunya hal yang dapat ia lakukan adalah memasakan sesuatu untuk Mu Lingqian. Wen Xiangyang membuka pintu kamar sambil menguap. Namun, sebelum ia menyalakan lampu, tangan yang kuat muncul entah dari mana. Bagaikan badai yang mengamuk, seseorang menangkap pergelangan tangannya dan menekan tubuhnya ke pintu dengan kuat seperti citah hingga mengeluarkan suara keras.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.