Pembalasan Gadis Peliharaan

Mu Lingqian, Kau Bajingan!



Mu Lingqian, Kau Bajingan!

0Keluhan, kemarahan, dan semua jenis emosi bercampur menjadi satu dalam sejekap. Air mata Wen Xiangyang mulai berlinang sementara Mu Lingqian berlari di atas tubuhnya. Pria itu mengeluarkan keliarannya dan membawa kegilaan yang tidak bisa ditanggung Wen Xiangyang. Mu Lingqian marah karena Wen Xiangyang mencari Yan Junyi di belakangnya, marah karena Wen Xiangyang tahu aturannya tapi tetap saja menentang, dan marah karena Wen Xiangyang tidak mengganggap serius perkataannya.     

Sepanjang malam hari, air mata Wen Xiangyang membuat pandangannya kabur sehingga ia tidak bisa melihat ekspresi Mu Lingqian. Tubuhnya yang gemetaran mulai berhenti bergerak. Ia menyerah begitu saja dan diam-diam menahan kegilaan Mu Lingqian. Mu Lingqian, kau bajingan! Tunggu hingga nanti aku punya uang, aku akan menghancurkanmu! kutuk Wen Xiangyang dalam hati.     

Tampaknya Mu Lingqian menyadari perubahan dalam tubuh Wen Xiangyang sehingga ia tiba-tiba menarik tubuhnya. Wajahnya terlihat kesal dan muram saat ia menatap wanita yang menangis dan tidak lagi berjuang itu. Wen Xiangyang mulai merasa tegang dan menyerah untuk berjuang karena ia berpikir bahwa Mu Lingqian tidak akan melepaskannya.     

Ketika Wen Xiangyang mulai memaki Mu Lingqian dalam hati, Mu Lingqian yang menindihnya kini membungkuk untuk melepaskan ikatan dasi dan kemeranya. Ia menatap wanita itu dengan dingin dan berkata, "Setelah mandi dengan bersih, datang ke kamarku!"     

Mata Mu Lingqian yang dingin terus menatap wajah Wen Xiangyang sejenak, lalu ia berbalik dan berjalan keluar. Tatapan dingin itu membuat Wen Xiangyang bergidik untuk sementara waktu. Setelah Mu Lingqian pergi, ia berbaring di tempat tidur selama beberapa menit dan tubuhnya berangsur-angsur menjadi lebih dingin. Ia akhirnya bangkit dengan kesal, mengambil pakaian yang telah Mu Lingqian robek, dan berjalan ke kamar mandi.     

Wen Xiangyang tidak tahu apa yang akan dilakukan Mu Lingqian dan ia tidak tahu mengapa Mu Lingqian yang baik-baik saja tiba-tiba menjadi marah. Saat ini ketakutannya terhadap kemarahan pria ini terus meningkat hingga mencapai batas maksimum. Ia merasakan ketakutan yang tidak dapat dijelaskan. Namun, ia akhirnya tetap pergi ke kamar Mu Lingqian. Pria ini bisa mencubit Wen Xiangyang dengan satu tangan dan ia tidak punya pilihan lain.     

Wen Xiangyang mengetuk pintu dan berjalan masuk ke kamar Mu Lingqian. Lampu menerangi setiap sudut kamar itu dan Wen Xiangyang tidak punya tempat untuk melarikan diri. Mu Lingqian yang mengenakan piyama sutra hitam kini bersandar di tempat tidur sambil membaca majalah. Otot dadanya yang indah di balik piyama membuatnya terlihat dingin, seksi, dan sedikit berbahaya.     

Mu Lingqian merasakan kedatangan Wen Xiangyang, menatapnya, dan berkata dengan nada serak rendah, "Sini."     

Tubuh tegang Wen Xiangyang gemetar saat ia memikirkan apa yang baru saja terjadi dan kemarahan Mu Lingqian yang tak dapat dijelaskan. Ia ragu-ragu sejenak, namun ia bisa melihat bahwa wajah Mu Lingqian mulai menjadi tak sabaran sehingga ia mulai melangkah dengan berani. Begitu ia berjalan ke hadapan Mu Lingqian, pria itu meremas dagunya dan menariknya ke bawah untuk mencium bibirnya. Mu Lingqian tidak mencium bau yang menjijikkan. Ia pun melepaskan tangannya dan berkata dengan acuh tidak acuh, "Naiklah."     

Wen Xiangyang menatap Mu Lingqian dan melihat mata dingin pria itu yang tertuju ke wajahnya. Ia akhirnya tetap patuh. Apa yang terjadi malam itu? Wen Xiangyang tidak berani mengingatnya.     

Wen Xiangyang dua kali berhubungan intim dengan Mu Lingqian malam itu. Diikat di tempat tidur membuatnya mengetahui dengan jelas bahwa pria ini memiliki kekuatan yang besar untuk bertarung di tempat tidur. Bahkan, sampai empat jam lamanya!     

Mu Lingqian tidak memiliki kecenderungan untuk lelah. Ia terus memasuki Wen Xiangyang dalam berbagai pose dan tidak membiarkannya pingsan apalagi membiarkannya tidur. Hal ini menjadi semacam siksaan bagi Wen Xiangyang yang hanya memiliki sedikit pengalaman. Meskipun tindakan-tindakannya Mu Lingqian setelah itu tidak sekasar saat pria itu memulainya, hal itu tetap tidak membantu.     

Wen Xiangyang terlempar ke belakang, seolah digigit anjing. Ia terus mengutuk Mu Lingqian dalam hati dan tidak bisa menahannya lagi. Ia tidak tahu berapa banyak energi yang masih dimiliki Mu Lingqian. Ia hanya bisa memeluk Mu Lingqian dengan kekuatan terakhirnya. Matanya terus menangis dan ia mulai meminta belas kasihan, "Tu... Tuan Mu, aku—uh… Aku benar-benar tidak bisa tidak bisa melanjutkannya… Tolong lepaskan aku… Aku tidak bisa menahannya… Ah… Aku tidak akan berani lagi…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.