Waktu Bersamamu

Jangan Takut, Aku Ada di Sini



Jangan Takut, Aku Ada di Sini

0"Lu Qi, bawa mereka bertiga ke pasar gelap dan urus mereka, yang lainnya…"     

Sosok pria bertubuh tinggi dan besar berdiri di ambang pintu. Dia melihat ke dalam kamar rawat inap dengan sorot mata dingin, lalu dia berkata, "Kalian hukum diri kalian sendiri."     

Lu Yuchen mempekerjakan mereka, para pengawal, bukan hanya untuk melihat Tang Xinluo, istrinya, ditindas seperti ini.     

"Baik, Tuan Lu." Lu Qi dan yang lainnya langsung melaksanakan perintah Lu Yuchen.     

Sebenarnya, semua ini terjadi begitu cepat dan mereka semua sama sekali tidak mengira bahwa pertengkaran antara wanita bisa menjadi sehebat ini. Mereka mengira ketiga orang itu hanya mau membujuk Tang Xinluo, bukan untuk menyerang, apalagi melukainya seperti ini.     

Sementara Tang Ruolan dan Nyonya Besar Tang sama sekali tidak menyangka bisa bertemu dengan Lu Yuchen di sini. Wajah kedua orang itu seketika terlihat ketakutan. Hanya Tang Mi yang terlihat senang, dia perlahan memperhatikan pria yang berjalan masuk ke dalam ruangan itu.     

Sudah lama tidak bertemu, dia tetap saja begitu tampan dan berkarisma. Hanya sayang sekali, dia tidak membiarkan siapa pun mendekatinya, kecuali… Tang Xinluo, wanita murahan itu, batin Tang Mi. Saat berpikir sampai di sini, sorot matanya berubah menjadi penuh dengan kebencian yang mendalam.     

Saat Lu Yuchen melihat ke arah Tang Xinluo, sorot matanya seketika berubah menjadi lembut. Tang Mi yang melihat itu tidak bisa menahan diri untuk mengepalkan tangan kanannya dengan erat.     

"Tuan Lu, kamu tidak bisa seperti ini kepada kami!" Tang Ruolan orang pertama yang bereaksi. "Kami datang ke sini atas persetujuan Tang Xinluo, kami datang untuk memberitahunya kebenaran atas identitasnya. Keluarga Tang memperlakukan Tang Xinluo dengan baik, kalau seperti ini, kamu bisa membuat kakak dan kakak iparku bangun dari kuburan mereka!"     

Nyonya Besar Tang tidak bisa mengatakan apa pun. Saat ini, dia hanya bisa memukul kursi rodanya. Sedangkan Tang Ruolan berusaha untuk menekan Lu Yuchen dengan menggunakan nama kakak dan kakak iparnya.     

Namun, Lu Yuchen sama sekali tidak menghiraukan mereka. Dia terus berjalan ke samping ranjang, lalu dengan lembut memeluk wanita bertubuh kecil itu. Doa dapat merasakan tubuh istrinya yang masih bergetar walaupun sudah ada di dalam pelukannya. Tang Xinluo saat ini seperti anak kecil yang tidak menemukan jalan pulang.     

"Tidak apa-apa, lepaskanlah…" Jari lentik Lu Yuchen perlahan menyentuh samping bibir Tang Xinluo. Lalu, dia melihat wanita itu yang menggigit bibir bawahnya dengan kuat hingga berdarah, sorot matanya pun menjadi muram.     

Namun, Tang Xinluo masih tidak mau melakukan apa yang dikatakan olehnya. Lu Yuchen pun membungkukkan tubuhnya, lalu menundukkan kepalanya dan mencium bibir istrinya itu. Ciumannya sangat panas, kuat dan mendominasi. Dia dengan mudahnya mencium bibir Tang Xinluo dan membuatnya berhenti menggigit bibir bawahnya. Dia lalu membuka mulut wanita itu dan memasukkan lidahnya yang panas ke dalamnya. Saat merasakan darah, dia menekan belakang kepala istrinya semakin keras dan memeluk pundaknya dengan semakin erat pula. Beberapa menit kemudian, setelah akhirnya tubuh Tang Xinluo tidak gemetar lagi dan tidak bersikeras ingin menggigit bibirnya, Lu Yuchen baru melepaskannya dengan perlahan.     

"Jangan takut, aku ada di sini, suamimu ada di sini. Kalau kamu ingin menangis, menangislah…" Lu Yuchen mengusap kepala Tang Xinluo dengan lembut dan membuat kepalanya bersandar di tubuhnya. Dia mengetahui bahwa wanita itu menggigit bibirnya karena tidak ingin menangis di depan orang lain. Namun, Tang Xinluo adalah istrinya, jadi dia tidak ingin wanita itu menahan dirinya seperti ini.     

"Tidak apa-apa… Menangislah, di dalam pelukanku tidak ada orang yang bisa melukaimu. Kamu tidak boleh menggigit dirimu sendiri, aku dan anak kita akan sedih."     

Suara pelan dan memesona Lu Yuchen itu seperti obat yang bisa membuat orang merasa tenang. Tang Xinluo jelas-jelas mengatakan kepada dirinya untuk tidak boleh menangis dan tidak boleh kalah. Pasalnya, setelah dia menangis, maka itu sama dengan dia mengakui semua perkataan Tang Ruolan adalah benar. Hal itu membuatnya terus menahan diri hingga tubuhnya gemetar. Walaupun dia merasa akan hancur, tapi dia tetap menggigit bibirnya untuk tidak menangis. Kemudian Lu Yuchen datang, tidak hanya memeluk dirinya, tapi pria itu juga berusaha menghiburnya. Akhirnya, Tang Xinluo pun tidak bisa menahan diri lagi dan menangis dengan sangat sedih di dalam pelukannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.