Waktu Bersamamu

Dibuat Malu



Dibuat Malu

0Perkataan Lu Yuchen membuat wajah Tang Xinluo menjadi sangat merah. Dia merasa sangat malu hingga tidak berani untuk mengangkat kepalanya. Sudah jelas ini bukan pertama kalinya mereka berdua melihat tubuh satu sama lain, tapi mungkin karena sempat berjauhan selama beberapa saat, sehingga dia sudah lama tidak melihat tubuh suaminya.     

Dalam waktu singkat, Lu Yuchen sudah melepas seluruh pakaiannya dan menunjukkan tubuhnya yang penuh dengan otot tanpa terlihat sedikit lemak pun. Seluruh wajah Tang Xinluo sudah benar-benar sangat merah, dia menundukkan kepalanya dan langsung bersembunyi di dalam selimut.     

Lu Yuchen pun tanpa sadar langsung tersenyum melihat istri kecilnya yang bersembunyi di dalam selimut karena malu. Kemudian, dia berkata dengan suara pelan dan dan seksi sekaligus menggoda, "Kamu bukannya tidak pernah melihatku tanpa pakaian sebelumnya, untuk apa kamu sampai bersembunyi di dalam selimut?"     

Saat ini, Lu Yuchen melihat Tang Xinluo yang tetap menundukkan kepalanya dan menutupi wajahnya yang merah dengan selimut. Wanita itu sama sekali tidak berniat untuk keluar.     

Lu Yuchen tersenyum dan mendekatinya, lalu mengeluarkan Tang Xinluo dari dalam persembunyiannya dan memeluknya. Dia berkata, "Anak kita bahkan sudah lahir, di saat seperti ini apa kamu masih perlu merasa malu?"     

Suara Lu Yuchen terdengar serak dan seksi. Suaranya menggema di dalam telinga Tang Xinluo dan membuatnya merasa pria itu sedang menggodanya. Dia benar-benar merasa dirinya hampir kehilangan akal sehatnya karena sikap suaminya ini. Dia hanya merasa seluruh darahnya mengalir ke kepala. Tubuhnya terasa sangat lemas dan tidak bertenaga seolah sama sekali tidak bisa bergerak. Setelah pria itu memeluknya, dia hanya bisa merasakan tubuhnya terasa lemas dan otomatis bersandar ke tubuhnya. Dia merasa kepalanya seperti kehilangan kemampuan berpikirnya. Selain wajahnya memerah, seluruh telinganya bahkan juga menjadi merah.     

Sementara itu, Lu Yuchen tertawa kecil melihat Tang Xinluo yang bersandar di tubuhnya dengan tenang. Semua amarah dan rengekan istrinya tentang mandi seketika menghilang. Dia pun menggendongnya dengan lembut seperti sedang memegang sebuah harta karun yang sangat berharga.     

Kepala Tang Xinluo bersandar di dada Lu Yuchen yang berotot itu. Tubuhnya yang kecil itu melengkung di dalam gendongan suaminya. Tubuhnya seperti sudah berada di bawah kendali Lu Yuchen sepenuhnya. Dia dapat merasakan napas pria itu yang mengenai tubuhnya. Jantungnya berdetak semakin cepat, seolah dia benar-benar tidak bisa mengendalikan dirinya. Dia juga tidak bisa menahan dirinya untuk berpikir bahwa setelah masuk ke dalam kamar mandi, pria itu akan terpancing dan melakukan hal intim dengannya. Dia merasa kemungkinan terjadinya hal itu cukup besar karena bagaimanapun Lu Yuchen akan membutuhkannya. Namun kemudian, dia berpikir bahwa dirinya masih dalam masa pemulihan setelah melahirkan, tubuhnya juga kotor, sehingga dia rasa Lu Yuchen tidak akan…     

Jika saja Lu Yuchen sampai tahu apa yang dipikirkan oleh Tang Xinluo, maka pria itu mungkin bisa merasa marah. Pria itu mungkin akan berpikir, 'Apakah di matanya aku adalah orang seperti itu? Apa aku orang yang akan melakukan hal semacam itu tanpa memedulikan tubuhnya?'.     

Namun, untung saja Lu Yuchen tidak tahu, sehingga tidak ada masalah yang terjadi. Jika tidak, maka Tang Xinluo bisa saja menganggukkan kepalanya seperti wanita polos, kemudian menjawab, 'Iya, aku merasa kamu orang yang seperti itu'.     

Saat Lu Yuchen membawa Tang Xinluo masuk ke dalam kamar mandi, air di dalam bathtub sudah penuh. Kemudian, dia meletakkan istrinya di atas meja yang sudah dilapisi dengan handuk sebelumnya. Dia lalu menyentuh air di dalam bathtub untuk memastikan suhu air. Setelah merasa suhu air sudah pas, dia pun menolehkan kepalanya dan mulai melepaskan pakaian Tang Xinluo. Jarinya yang lentik itu membuka kancing pakaian istrinya satu per satu. Kemudian, dia juga membantunya untuk melepaskan celananya.     

Tang Xinluo sendiri terus menundukkan kepalanya karena wajahnya memerah. Dia bahkan tidak berani mengangkat kepalanya untuk melihat Lu Yuchen. Dia mengetahui jika dirinya tidak membiarkan Lu Yuchen melakukannya, maka dia khawatir pria itu tidak akan membiarkannya untuk mandi. Oleh karena itu, walaupun dia merasa sangat malu hingga tidak bisa mengangkat kepalanya, dia hanya bisa menggigit bibirnya dan tidak mengatakan apa pun, sembari membiarkan suaminya melakukan apa yang ingin dilakukannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.