Waktu Bersamamu

Melepaskan Pakaian Lu Yuchen



Melepaskan Pakaian Lu Yuchen

0Tanpa berpikir lagi, Gu Xuan'er terlihat berusaha untuk merebut kembali kalung kristal kuning dari tangan Lu Yuchen. Tapi sebenarnya, dia sudah tidak sabar untuk memeluk Lu Yuchen dan menunggu 'obat' itu bereaksi.     

Namun sayang sekali, reaksi Lu Yuchen lebih cepat daripada Gu Xuan'er. Dia menggeser tubuhnya untuk menghindari 'serangan' wanita itu. Setelah itu, dia bangkit berdiri dan menjaga jarak dengan Gu Xuan'er yang masih duduk di atas sofa.     

Hanya saja...     

Saat Lu Yuchen baru saja mau menundukkan kepalanya dan mencoba apakah kalung kristal kuning itu bisa terbuka atau tidak, tiba-tiba ada sebuah rasa panas yang muncul dari dalam tubuhnya. Perasaan itu sangat mirip dengan saat terakhir kali saat dia diberi obat di hotel, namun di saat yang sama juga terasa berbeda. Dia dapat merasakan akal sehatnya perlahan mulai menghilang dari kepalanya.     

"Yuchen… Kamu kenapa?... Kamu baik-baik saja?" tanya Gu Xuan'er. Melihat Lu Yuchen yang tiba-tiba tidak bergerak, seketika dia merasa senang, tapi juga panik. Dia langsung bangkit berdiri dari sofa dan berlari ke arah Lu Yuchen. Dia dapat merasakan Lu Yuchen sama sekali tidak menolak dirinya dan tubuhnya sedikit gemetar. Dia tiba-tiba menyadari sesuatu. Apa obat itu sudah bereaksi?! Tanyanya dalam hati.     

Seketika perasaan senang terlihat jelas di sorot matanya. Gu Xuan'er dengan hati-hati membantu Lu Yuchen untuk kembali duduk di atas sofa.     

"Yuchen, kamu kenapa? Jangan membuatku takut…" Gu Xuan'er berpura-pura untuk bertanya. Setelah itu, saat dia memastikan bahwa Lu Yuchen benar-benar kehilangan akal sehatnya, dia langsung merebut kembali kalung kristal kuning dari tangannya.     

Gu Xuan'er mengetahui jika obat itu mulai bereaksi, maka Lu Yuchen dengan cepat akan berhalusinasi. Dia dengan cepat menggunakan kalung kristal kuning itu lagi. Lalu beberapa detik kemudian, dia sudah merapikan pakaiannya dan kupu-kupu yang ada di kepalanya. Dia juga memastikan bahwa kalungnya sudah terpakai dengan baik dan rambutnya terurai di belakang kepalanya. Dia kemudian dengan sengaja menarik gaunnya menjadi lebih ke bawah.     

Setelah itu, Gu Xuan'er naik ke atas sofa dan bersandar di pundak Lu Yuchen. Saat melihat pria itu tidak menunjukkan reaksi apa pun, dia dengan berani duduk di atas pahanya.     

"Yuchen, Yuchen… Kamu jangan membuatku takut, kamu sebenarnya kenapa…" Gu Xuan'er berpura-pura memelas. Dia memegang pundak Lu Yuchen dan menggoyang-goyangkannya.     

Namun, Lu Yuchen sama sekali tidak bergerak, dia hanya mengerutkan alisnya. Walaupun suhu tubuhnya yang tinggi sangat mengejutkan, tapi dia tetap melihat ke depan dan tertegun. Hal ini membuat Gu Xuan'er semakin memberanikan dirinya. Dia mulai melepaskan jas Lu Yuchen, lalu membuka dasinya. Kemudian, dia mulai membuka kancing pakaian Lu Yuchen satu per satu.     

Sebelum Gu Xuan'er melepaskan semua pakaian Lu Yuchen, dia tidak bisa menahan dirinya untuk terkejut melihat tubuh pria itu yang benar-benar memesona. Pakaian Lu Yuchen yang hanya terbuka setengah itu tidak dapat menutupi tulang selangkanya dan otot tubuhnya yang seksi nan memesona itu. Dada yang bidang, lalu otot perut yang terlihat kuat serta seksi… Gu Xuan'er merasa jantungnya sedang berdetak dengan sangat, cepat seolah akan terbang. Dia menelan air liur, kemudian mengulurkan tangannya. Setelah itu, dia menyentuh dada Lu Yuchen yang berotot itu.     

"Kak Yuchen… Ini adalah aku, malaikat kecil-mu… Kak Yuchen, cepatlah bangun…"     

***     

Lu Yuchen merasa seperti baru terbangun dari sebuah tidur yang nyenyak.     

"Kakak, cepat bangun… Jangan tidur, cepatlah bangun… Kak, kamu tidak boleh menyerah! Aku akan memberitahu kakak, di dunia ini malaikat itu benar-benar ada… Aku akan memberitahumu sebuah rahasia… Sebenarnya, selama ini ada malaikat kecil yang sedang diam-diam menjaga kita…" Seorang bocah perempuan menangis sambil berkata, "Kak, jangan tidak menghiraukanku, cepatlah bangun…"     

Kenapa dia menangis? Siapa yang membuatnya menangis… Batin Lu Yuchen.     

Lu Yuchen merasa kepalanya terasa sangat sakit. Potongan-potongan ingatan yang samar-samar itu seketika menjadi sangat jelas, tapi kemudian tiba-tiba berubah menjadi terasa sangat jauh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.