Waktu Bersamamu

Su Qing Merasa Kalung Itu Tidak Asing



Su Qing Merasa Kalung Itu Tidak Asing

0Kalung? Kalung apa…?" Su Qing dengan kebingungan bertanya kepada Qiao Mohan. Dia merasa bingung pada Qiao Mohan yang tiba-tiba membicarakan tentang kalung. Dia sendiri sadar bahwa kalung yang dimaksud adalah kalung yang digunakan oleh Gu Xuan'er saat ini.     

"Yuchen, bukannya ada yang ingin kamu bicarakan denganku?" Gu Xuan'er tidak mau mengulur waktu lagi, sehingga dia sengaja menarik tangan Lu Yuchen. Dia baru saja mendapatkan respons dari salah seorang pelayan pesta, jadi saat semua orang sedang ramai di bawah, ada orang yang sudah menyiapkan ruang istirahat di atas.     

"Ayo kita naik, kebetulan aku juga memiliki hal yang ingin aku bicarakan denganmu," tutur Gu Xuan'er.     

Su Qing masih ingin mengatakan sesuatu, tapi Qiao Mohan menahannya. Sementara Lu Yuchen saat ini hanya fokus memikirkan tentang kalung kristal kuning milik malaikat kecilnya itu. Dia menganggukkan kepalanya ke arah Qiao Mohan, kemudian berjalan menaiki tangga bersama Gu Xuan'er.     

"Qiao Mohan, sebenarnya kalian berdua sedang memainkan teka-teki bodoh apa?" Su Qing membelalakkan matanya dan melihat ke arah Qiao Mohan dengan marah. "Walaupun mereka sedang bersandiwara, tapi tidak perlu untuk bersandiwara hingga terlihat begitu nyata, kan? Di pesta seperti ini, di depan semua tamu, apa mereka berdua harus menunjukkan sudah tidak sabar untuk berduaan?! Qiao Mohan, kalau aku melihatmu, sepertinya kamu memang sengaja melindungi temanmu! Kalau sampai hubungan mereka berdua berubah menjadi nyata, maka bagaimana dengan Xinluo?"     

Su Qing benar-benar tidak tahu apa yang sedang direncanakan oleh Lu Yuchen, tapi dia merasa jika dirinya membiarkan mereka berdua terus seperti ini, maka setelah hari ini dia yakin Tang Xinluo akan benar-benar kehilangan wajahnya karena semua orang akan tahu bahwa Lu Yuchen, suaminya, memiliki hubungan yang begitu intim bersama dengan Gu Xuan'er, pihak ketiga itu. Sampai-sampai, Lu Yuchen tidak bisa menahan diri untuk melakukan hal 'itu' dengan Gu Xuan'er, lalu mereka berdua pergi dan memisahkan diri dari tamu yang lain di tengah acara pesta seperti ini.     

"Qingqing, kamu jangan marah dulu, aku tentu saja berdiri di pihakmu." Qiao Mohan memeluk Su Qing dan berusaha menenangkannya sambil membawanya pergi ke tempat lain. Saat mengangkat kepalanya, dia melihat Lu Yuchen dan Gu Xuan'er yang sudah tiba di lanta dua.     

"Kamu lihat itu… kalung yang digunakan oleh Gu Xuan'er. Yuchen merasa terburu-buru karena kalung itu. Dia ingin memastikan sesuatu, makanya dia mau membawa Gu Xuan'er ke tempat sepi. Walaupun aku tidak terlalu paham, tapi aku tahu…"     

"Tunggu…" Su Qing tiba-tiba memegang tangan Qiao Mohan. "Kalung yang digunakan oleh Gu Xuan'er itu… Kenapa aku merasa tidak asing…"     

Su Qing mengatakan itu sambil mengangkat kepalanya dan berusaha melihat lebih jelas lagi, tapi sayang sekali kedua orang itu sudah masuk ke dalam ruang istirahat yang sudah disiapkan sebelumnya. Di koridor lantai dua, sudah tidak terlihat bayangan Gu Xuan'er dan Lu Yuchen lagi.      

Qiao Mohan melihat ke arah Su Qing yang masih mengangkat kepalanya. Akhirnya, dia membatu Su Qing menundukkan kepalanya, lalu tersenyum dan berkata, "Jangan dilihat lagi, mereka sudah tidak terlihat."     

"Tapi…" kata Su Qing. Tapi kalung itu benar-benar tidak asing bagiku. Kalau aku melihatnya lebih lama, aku pasti bisa mengingatnya, batinnya.     

"Sudahlah sayang… Kita sudah masuk begitu lama, tapi masih belum memberi salam kepada presiden." Qiao Mohan mencubit pipi Su Qing dengan lembut, kemudian dia membawanya ke arah Shi Weizheng.      

Di saat yang sama, Qiao Yinyin bergabung dengan mereka. Akhirnya, mereka bertiga pergi bersama dan Su Qing melupakan masalah kalung itu.     

***     

Di ruang istirahat lantai atas, Lu Yuchen masuk bersama dengan Gu Xuan'er. Ruangan itu memiliki dekorasi yang sangat mewah, tapi merupakan ruang istirahat biasa. Luasnya hanya sekitar 50 meter persegi. Setelah masuk ke dalam, di sebelah kanan terdapat tiga buah sofa kulit yang terlihat empuk, sementara di sebelah kiri terdapat sebuah bar kecil dan lemari anggur. Di atas meja kecil di depan sofa, terdapat sebuah piring buah yang sudah tertata dengan rapi. Lalu, di salah satu sisi dinding terbuat penuh dari kaca.      

Lu Yuchen hanya melihat ke sekeliling ruangan secara sekilas. Setelah itu, dia melihat dua gelas anggur yang mencurigakan yang diletakkan di atas meja. Gelas anggur itu telah terisi setengah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.